Kesiapan siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Sleman terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika.

(1)

ABSTRAK

Rahayu Larasati. 2017. Kesiapan Siswa SMA Kelas XI IPA di Kabupaten Sleman terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survey yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan siswa kelas XI IPA di kabupaten Sleman terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika. Penelitian ini dilaksanakan di tujuh SMA yang ada di kabupaten Sleman pada bulan juni tahun ajaran 2015/2016 dengan sampel sebanyak 322 siswa kelas XI IPA. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner kesiapan siswa terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika.

Hasil observasi dan wawancara menunjukkan kesipan siswa SMA kelas XI IPA di tujuh sekolah yang ada di kabupaten Sleman yang berada dalam kategori siap sebesar 0%, kategori kurang siap sebanyak 303 siswa (94,10%), kategori tidak siap sebanyak 19 siswa (5,90%). Berdasarkan aspek-aspek kesiapan, siswa SMA kelas XI IPA di tujuh sekolah di kabupaten Sleman berada dalam kategori siap dalam aspek pandangan terhadap manfaat internet (67,09%), dan berada dalam kategori kurang siap pada aspek ketersediaan sarana dan prasarana pribadi untuk mengakses internet (64,80%), aspek kebiasaan menggunakan internet (64,47%), aspek kemamppuan diri menggunakan internet (65,55%).

Kata Kunci: Kesiapa siswa, Internet, Sumber belajar, Fisika, Kabupaten Sleman.


(2)

ABSTRACT

Rahayu Larasati. 2017.Students’ Readiness of Grade XI Majoring inScience Senior High Schools towards The Use of Internet as A Source in Learning Physics. Thesis. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research was descriptive quantitative research using survey method.

The aim of this research was to know students’ readiness of grade XI majoring in

science in Sleman Regency towards the use of internet as a source in learning physics. This research was conducted in seven senior high schools in Sleman Regency on June in the school year 2015/2016 with 322 samples of science students

grade XI. The instrument in this research was questionnaire of students’ readiness

towards the use of internet as a source in learning physics.

The result of observations and interviews showed students’ readiness of

grade XI majoring in science in Sleman Regency which are in the categorized as ready with percentage 0%, the categorized as less ready as many as 303 students (94.10%), in the categorized is not ready for as many as 19 students (5, 90%). Based on the aspects of readiness, samples of science students grade XI at seven schools in Sleman district are in a categorized as ready in the aspect view of the benefits of the Internet (67.09%), and are in the categorized of less ready on the availability of facilities and infrastructure aspects of personal access to the Internet (64.80%), aspects of the habit of using the internet (64.47%), the aspect of the ability to used the internet (65.55%).

Key words: Students’ readiness, Internet, Learning Source, Physics, Sleman Regency.


(3)

KESIAPAN SISWA SMA KELAS XI IPA DI KABUPATEN

SLEMAN TERHADAP PEMANFAATAN INTERNET

SEBAGAI SUMBER BELAJAR FISIKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

RAHAYU LARASATI

NIM: 121424019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(4)

(5)

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Karena masa depan sungguh ada, dan

harapanmu tidak akan hilang”

(Amsal 23:18)

Dengan penuh rasa syukur dan cinta ku persembahkan karya kecilku ini kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus

2. Kedua orang tuaku tercinta

Yohanes Asbana Cornelia

3. Kekasihku

Maickel Osean Sibuea

4. Sahabat-sahabatku

Aprindo donatus

M. Natalia wiwik dwi artika Kristianti meti trikarsari Tarida Kristina pasaribu Fransiska yupita

5. Almamaterku

Universitas Sanata Dharma


(7)

(8)

(9)

ABSTRAK

Rahayu Larasati. 2017. Kesiapan Siswa SMA Kelas XI IPA di Kabupaten Sleman terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survey yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan siswa kelas XI IPA di kabupaten Sleman terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika. Penelitian ini dilaksanakan di tujuh SMA yang ada di kabupaten Sleman pada bulan juni tahun ajaran 2015/2016 dengan sampel sebanyak 322 siswa kelas XI IPA. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner kesiapan siswa terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika.

Hasil observasi dan wawancara menunjukkan kesipan siswa SMA kelas XI IPA di tujuh sekolah yang ada di kabupaten Sleman yang berada dalam kategori siap sebesar 0%, kategori kurang siap sebanyak 303 siswa (94,10%), kategori tidak siap sebanyak 19 siswa (5,90%). Berdasarkan aspek-aspek kesiapan, siswa SMA kelas XI IPA di tujuh sekolah di kabupaten Sleman berada dalam kategori siap dalam aspek pandangan terhadap manfaat internet (67,09%), dan berada dalam kategori kurang siap pada aspek ketersediaan sarana dan prasarana pribadi untuk mengakses internet (64,80%), aspek kebiasaan menggunakan internet (64,47%), aspek kemamppuan diri menggunakan internet (65,55%).

Kata Kunci: Kesiapa siswa, Internet, Sumber belajar, Fisika, Kabupaten Sleman.


(10)

ABSTRACT

Rahayu Larasati. 2017.Students’ Readiness of Grade XI Majoring inScience Senior High Schools towards The Use of Internet as A Source in Learning Physics. Thesis. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research was descriptive quantitative research using survey method.

The aim of this research was to know students’ readiness of grade XI majoring in

science in Sleman Regency towards the use of internet as a source in learning physics. This research was conducted in seven senior high schools in Sleman Regency on June in the school year 2015/2016 with 322 samples of science students

grade XI. The instrument in this research was questionnaire of students’ readiness

towards the use of internet as a source in learning physics.

The result of observations and interviews showed students’ readiness of

grade XI majoring in science in Sleman Regency which are in the categorized as ready with percentage 0%, the categorized as less ready as many as 303 students (94.10%), in the categorized is not ready for as many as 19 students (5, 90%). Based on the aspects of readiness, samples of science students grade XI at seven schools in Sleman district are in a categorized as ready in the aspect view of the benefits of the Internet (67.09%), and are in the categorized of less ready on the availability of facilities and infrastructure aspects of personal access to the Internet (64.80%), aspects of the habit of using the internet (64.47%), the aspect of the ability to used the internet (65.55%).

Key words: Students’ readiness, Internet, Learning Source, Physics, Sleman Regency.


(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan penyusunan skripsi yang diajukan untuk memenuhi satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi pendidikan Fisika yang berjudul “KESIAPAN SISWA SMA KELAS XI IPA DI KABUPATEN SLEMAN TERHADAP PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR FISIKA”.

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan bersama 4 mahasiswa lainnya yaitu Fransiska Yupita, Carlina, Amanda Kartika, dan Caecilia Anis Pratiwi. Setiap mahasiswa dalam pelaksanaan penelitian ini memiliki topik yang berbeda-beda. Ada pun kesamaan dalam pelaksanaan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian yang didiskusikan dan dikembangkan bersama anggota penelitian lainnya. Karena topik penelitian yang berbeda, maka bagian landasan teori dipelajari sendiri oleh peneliti, bagian data dan analisis serta pembahasan disusun berdasarkan respon yang didapatkan dari kuisioner yang telah disebarkan kepada responden sesuai dengan topik yang diteliti. Maka dari itu dalam penyusunan skripsi ini tidak ada penjiplakan kalimat di antara anggota penelitian. Apabila didapatkan kesamaan kalimat dalam penulisan skripsi ini, hal tersebut bukan merupakan hasil penjiplakan satu dan lainnya melainkan hasil pengembangan dan diskusi bersama antar anggota penelitian.

Pelaksanaaan sampai dengan penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar berkat bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada.

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan arahan, bimbingan, meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(12)

pengalaman dan pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Domi Severinus selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan nasihat, bimbingan, dan motivasi kepada penulis.

4. Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman yang telah memberikan ijin untuk penulis melaksanakan penelitian di beberapa sekolah SMA yang ada di Kabupaten Sleman.

5. Kepala Sekolah SMA N 1 Minggir, SMA N 1 Cangkringan, SMA N 1 Turi, SMA N 1 Ngaglik, SMA N 1 Prambanan, SMA N 1 Tempel, SMA St. Mikael yang telah bersedia menerima penulis untuk melaksanakan kegiatan penelitian di sekolah masing-masing.

6. Guru Fisika SMA N 1 Minggir, SMA N 1 Cangkringan, SMA N 1 Turi, SMA N 1 Ngaglik, SMA N 1 Prambanan, SMA N 1 Tempel, SMA St. Mikael selaku guru pembimbing saat penulis melaksanakan penelitian di masing-masing sekolah. Terimakasih telah bersedia membantu dengan segala perhatian, masukan, dan kerjasamanya untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan penelitian ini.

7. Siswa XI IPA SMA N 1 Minggir, SMA N 1 Cangkringan, SMA N 1 Turi, SMA N 1 Ngaglik, SMA N 1 Prambanan, SMA N 1 Tempel, SMA St. Mikael yang telah bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

8. Staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala keperluan administrasi selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.

9. Orang tuaku Bapak Yohanes Asbana dan Ibu Cornelia yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan finansial. Terimakasih untuk cinta yang luar biasa yang kalian berikan padaku.

10. Sahabat-sahabatku Fransiska Yupita, Carlina, Amanda Kartika, Caecilia Anis Pratiwi. Terimakasih atas dukungan, kerjasama, bantuan, dan suka duka selama pelaksanaan penelitian serta penyusunan skripsi ini.


(13)

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT………... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii


(15)

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI... 6

A. Definisi Internet ... 6

1. Pengertian internet ……….. 6

2. Jenis-jenis layanan internet ………. 7

3. Dampak penggunaan internet ……….. 9

4. Manfaat internetoleh siswa ………...………11

B. Sumber Belajar ... 14

1. Pengertian sumber belajar ………..………...14

2. Klasifikasi sumber belajar ………... 14

3. Fungsi sumber belajar ……….…..16

4. Manfaat sumber belajar ………. 18

C. Pengertian dan Karakteristik Siswa ... 19

D. Kesiapan ... 20

1. Pengertian kesiapan ……….…….20

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan ……….….... 21

3. Aspek-aspek Kesiapan dalam Menggunakan Internet sebagai Sumber Belajar……….23 4. Kesiapan Siswa terhadap Pemanfaatan Internet sebagai


(16)

Sumber Belajar Fisika………...……25

5. Hasil Penelitian Terkait……….27

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ... 32

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ……….. 36 E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV DATA DAN ANALISIS ... 45

A. Deskripsi Penelitian ... 45

B. Data dan Analisis ... 47

C. Pembahasan ... 52

BAB V PENUTUP………..…. 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Daftar Sekolah berdasarkan Kecamatan………... 32

Tabel 3.2 Jumlah Sekolah Sampel……….…..33

Tabel 3.3 Jumlah Sampel setiap Sekolah ... 34

Tabel 3.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 35

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kesiapan Siswa dalam Memanfaatkan Internet sebagai Sumber Belajar ... 37

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 39

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 41

Tabel 3.8 Klasifikasi Jumlah Skor pada Setiap Pernyataan ... 42

Tabel 3.9 Tingkat Kesiapan Siswa dalam Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika………..……… 43

Tabel 3.10 Keterangan Kategori Kesiapan………44

Tabel 4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 46

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Kesiapan Siswa XI IPA terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika……….…. 48


(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.3 Tingkat Kesiapan Siswa XI IPA terhadap Pemanfaatan

Internet sebagai Sumber Belajar Fisika berdasarkan

Indikator Kesiapan………...48 Tabel 4.4 Kesiapan Siswa terhadap Pemanfaatan Internet sebagai

Sumber Belajar Fisika setiap Sekolah………117 Tabel 4.5 Distribusi Skor Keseluruhan Indikator Kesiapan Siswa

XI IPA terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber


(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Histogram Kesiapan Siswa XI IPA terhadap

Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar

Fisika Setiap Sekolah………....…51 Gambar 1.2 Histogram Ketersediaan Sarana dan Prasarana Siswa

Per Sekolah………... 53

Gambar 1.3 Histogram Kebiasaan Siswa Menggunakan Internet

Per Sekolah………...……… 54

Gambar 1.4 Histogram Kemampuan Siswa Menggunakan Internet

Per Sekolah………..……. 56

Gambar 1.5 Histogram Persepsi Siswa terhadap Manfaat Internet


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Kisi Kesiapan Siswa terhadap Pemanfaatan Internet

sebagai Sumber Belajar Fisika………. 67 Lampiran 2 Kuisioner Kesiapan Siswa terhadap Pemanfaatan Internet

sebagai Sumber Belajar Fisika………. 68 Lampiran 3A Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA

Santo Mikael………70

Lampiran 3B Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA N 1

Prambanan………71

Lampiran 3C Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA N 1

Turi………...72 Lampiran 3D Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA N 1

Minggir……….73

Lampiran 3E Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA N 1

Cangkringan ... 74 Lampiran 3F Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA N 1


(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Ngaglik………....….75 Lampiran 3G Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA N 1

Tempel……….. 76

Lampiran 4 Skor Jawaban Siswa secara Keseluruhan……….…77 Lampiran 5 Skor Kesiapan Siswa terhadap Pemanfaatan Internet

sebagai Sumber Belajar Fisika Berdasarkan Setiap Aspek

dan Indiktor……….88

Lampiran 6 Kesiapan Siswa terhadap Pemanfaatan Internet sebagai

Sumber Belajar Fisika setiap Sekolah………117 Lampiran 7 Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 8A Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari

Universitas kepada SMA N 1 Prambanan………..……120 Lampiran 8B Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari

Universitas kepada SMA N 1 Turi……….121 Lampiran 8C Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari

Universitas kepada SMA N 1 Minggir ... 122 Lampiran 8D Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari

Universitas kepada SMA N 1 Cangkringan………...123 Lampiran 8E Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari

Universitas kepada SMA N 1 Ngaglik……….…..124 Lampiran 8F Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari

Universitas kepada SMA N 1 Tempel………...125 Lampiran 9 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian dari BAPPEDA


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 10 Surat Rekomendasi Penelitian dari Kantor

Kesatuan Bangsa………127 Lampiran 11 Surat Pernyataan Bersedia Menyerahkan Hasil

Penelitian…...128 Lampiran 12A Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

di SMA Santo Mikael………129 Lampiran 12B Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

di SMA N 1 Minggir………..130 Lampiran 12C Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

di SMA N 1 Prambanan……….131 Lampiran 12D Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

di SMA N 1 Tempel………...132 Lampiran 12D Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 12F Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

di SMA N 1 Ngaglik………..134 Lampiran 12G Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


(25)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi pada zaman ini telah membuat informasi dapat disimpan, diolah, dan disebarluaskan dengan cepat menembus batas-batas geografi. Informasi dalam berbagai bidang dapat dikomunikasikan dan diperoleh melalui internet. Internet merupakan penemuan yang sangat berpengaruh dan banyak memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat dunia saat ini. Dengan menggunakan internet, informasi dari seluruh belahan dunia dapat diperoleh dengan cepat dan mudah.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, akses internet pun kini semakin mudah, tidak hanya komputer atau laptop saja, smartphone dan gadget pun bisa untuk mengakses internet, tempat-tempat umum juga kini telah banyak yang menyediakan areahotspotsecara gratis. Banyak orang beranggapan bahwa internet merupakan bagian dari aktivitas hidup yang sangat penting, oleh karena itu banyak orang yang menggunakan internet untuk berbagai keperluan di kantor, sekolah, rumah, bahkan di mana pun berada. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat lepas dari internet, karena internet memberikan banyak layanan kepada kita,


(26)

misalnya layanan ilmu pengetahuan, layanan hiburan, dan layanan jejaring sosial.

Perkembangan internet yang sudah semakin maju dibuktikan dengan banyaknya lembaga-lembaga yang melakukan pelayanan menggunakan akses internet. Seperti pada lembaga pendidikan, dengan akses internet pada lembaga pendidikan, dapat membantu siswa untuk menjelajahi dunia yang disediakan lewat akses internet tersebut. Dengan kemudahan akses internet diharapkan para siswa dapat memanfaatkan media internet tersebut guna membantu mereka untuk belajar, memahami, dan menguasai kemampuan dan keterampilan baru serta memotivasi mereka belajar lebih lanjut secara mandiri. Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang tersedia di sekolah, sekarang ini telah hadir teknologi internet yang memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan.

Internet bisa dijadikan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa, seperti yang dikatakan oleh Edgar Dale (1969) yang dikutip pada Sitepu (2014) bahwa sumber belajar dapat dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan memudahkan terjadinya proses belajar. Penggunaan internet sebagai salah satu sumber belajar dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya, mendorong terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan, mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga guru dapat lebih banyak membina dan mengembangkan


(27)

keantusiasan belajar siswa, selain itu juga dapat membantu guru dan siswa menggunakan waktunya secara lebih baik. Internet merupakan sumber belajar tak terbatas, karena internet menyediakan berbagai macam informasi yang dibutuhkan penggunanya. Dengan internet, siswa dapat mencari tambahan materi pelajaran guna memperdalam materi pelajaran yang sudah mereka terima dari guru, latihan-latihan soal online guna mengasah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah mengenai pemahaman pelajaran tertentu, situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi pelajaran tertentu.

Penggunaan internet sebagai sumber belajar dapat memberikan hasil yang maksimal ketika siswa memiliki kesiapan diri untuk menggunakan media internet tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Slameto (2003) bahwa penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Menurut Thorndike yang dikutib dalam Slameto (2003) kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Kondisi tertentu yang dimaksud adalah kondisi fisik dan psikisnya serta lingkungan, sehingga untuk mencapai tingkat kesiapan yang maksimal diperlukan kondisi fisik dan psikis serta lingkungan yang saling menunjang kesiapan siswa tersebut dalam memanfaatkan internet dalam proses pembelajaran.

Kabupaten Sleman adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kecamatan, Di mana seluruh kecamatan di kabupaten ini telah tersedia akses internet. Dengan kemudahan untuk dapat mengakses internet tersebut, maka dapat


(28)

memudahkan para siswa di daerah ini untuk memanfaatkan internet guna mendukung proses belajar mereka.

Dengan kemudahan akses internet di daerah ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana kesiapan siswa khususnya siswa SMA kelas XI IPA dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran Fisika di Kabupaten Sleman. Dengan meneliti hal ini maka akan diperoleh gambaran yang nyata tentang kesiapan siswa terhadap penggunaan internet sebagai salah satu sumber belajar fisika, serta diharapkan penelitian dapat bermanfaat bagi berbagai pihak dalam upaya meningkatkan keefektifan penggunaan internet sebagai sumber belajar sehingga dapat menunjang proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana kesiapan siswa SMA kelas XI IPA di kabupaten Sleman dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran fisika.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang akan dibahas agar arah yang hendak dicapai lebih jelas. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran fisika.


(29)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesiapan siswa SMA kelas XI IPA di kabupaten Sleman dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran fisika.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman, latihan, dan pengembangan dalam pelaksanaan belajar mengajar kelak.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

Penelitian ini dapat memberikan gambaran nyata dalam penggunaan internet sebagai salah satu sumber belajar dalam menunjang proses pembelajaran.

3. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam membimbing, mendidik, dan mengarahkan siswa dalam meggunakan internet sebagai sumber belajar.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Internet

1. Pengertian internet

Internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan jangkauannya mencangkup seluruh dunia (Hanny Kamarga, 2002: 33).

Internet adalah suatu jaringan komputer global yang menghubungkan sejumlah besar jaringan-jaringan yang tersebar di seluruh muka bumi ini dengan menggunakan protokol Transmission Control Protocol/ Internet Protocol (Hery Purnomo, 2005: 354). Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar, dan sangat luas sekali di mana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya. Internet itu sendiri berasal dari kata Interconnection Networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, salelit, dan lainnya.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, internet adalah suatu jaringan yang bersifat global. Tidak pandang di


(31)

mana dan siapa saja bisa berkomunikasi dan mengakses berbagai informasi dalam segala bidang.

2. Jenis-jenis layanan internet a) World Wide Web (WWW)

WWW adalah aplikasi Internet yang paling diminati. WWW mencakup sumber daya multimedia antara lain suara, gambar, video, dan animasi sehingga aplikasi ini menjadi semacam sarana pengetahuan yang interaktif. Menurut Herry Purnomo dan Theo Zacharias (2005: 371) yang dimaksud layanan WWW adalah sistem hiperteks yang beropersi di internet. Sistem hiperteks adalah sistem untuk menampilkan informasi yang mengandung referensi (disebut hipertaut atau hiperlinks ke informasi lain dalam sistem. Hiperteks ini bisa dijelajah dengan menggunakan program yang disebut dengan penjelajah (browser), seperti Internet Explorer dan Netscape Navigator, yang akan mengambil informasi dari internet (disebut halaman web atau web pages) dan menampilkannya ke layar monitor.

Melalui WWW pemakai dapat mencari materi mengenai keelektronikaan, datasheet komponen, artikel atau majalah mengenai pembelajaran, serta informasi lainnya. Melalui WWW, pemakai juga dapat membuat homepage atau situs baru (Budi Dharma Oetomo Sutedjo, 2007: 57).


(32)

b) Elektronik Mail (e-mail)

E-mail merupakan jenis layanan internet yang paling populer. Dengan menggunakan e-mail, seorang pemakai dapat mengirim atau menjawab berita kepada pemakai lain di mana pun dia berada, mengirim file sebagai bagian dari berita e-mail, dan berlangganan berita kepada group diskusi yang paling diminati (mailing list). Keuntungan yang diperoleh dari layanan ini adalah pemakai dapat saling berhungan tanpa mengenal batas ruang dan waktu. (Budi Dharma Oetomo Sutedjo, 2007:54).

E-mail adalah suatu layanan di mana pengguna dapat mengirim dan menerima pesan melalui komunikasi elektronik. Sebagaian besar e-mail saat ini menggunakan teknologi internet untuk beroperasi. Bahkan penggunaan kata e-mail saat ini selalu diasosiasikan dengane-maildi internet.

c) Rumpi(chatting)

Aplikasi ini semacam konferensi berbasis teks yang dapat dilakukan secara real time dari berbagai tempat di seluruh dunia. Dalamchatting komunikasi hanya dilakukan dengan menampilkan teks di layar komputer di mana setiap orang yang mengikuti grup chatting itu dapat membaca topik dan ikut serta dalam forum itu. Kini aplikasi ini terus berkembang hingga tercipta voice chat, sehingga tercipta teleconference, yaitu dengan menambah sound card termasuk VoIP blaster untuk mengkompres suara sehingga


(33)

kualitas dapat dipertahankan (Budi Dharma Oetomo Sutedjo, 2007: 55).

3. Dampak penggunaan internet

Sutedjo (2002: 12) mengatakan bahwa internet banyak memberikan keuntungan kepada pemakai, di balik manfaat yang bisa diperoleh internet juga membawa dampak negatif. Keuntungan yang diperoleh melalui internet adalah.

a) Kemudahan dalam memperoleh informasi. Internet memungkinkan siapa pun mengkses berita-berita terkini melalui koran-koran elektronik, selain itu ada hasil riset dalam bentuk abstraksi atau makalah, majalah, katalog dan buku yang dapat diperoleh secara online.

b) Internet mendukung transaksi dan operasi bisnis atau dikenal dengan sebutane-businerss.

c) Berbagai aktivitas baru dapat ditangani oleh internet misalnya: sistem pembelajaran jarak jauh, sistem telepon dengan biaya murah, pencarian lowongan kerja, transfer uang.

Internet memberikan dampak positif, manfaat dalam bidang pendidikan antara lain.

a) Kemampuan dan kecepatan dalam komunikasi. Sehingga dimungkinkan untuk melangsungkan pendidikan atau komunikasi


(34)

jarak jauh, baik antara siswa dengan para pendidik maupun antar siswa dan antar siswa dengan orang tua di mana pun mereka berada. b) Ketersediaan informasi yangup to datetelah mendorong tumbuhnya motivasi untuk membaca dan mengikuti perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi yang terjadi di berbagai belahan dunia. c) Adanya fasilitas untuk membentuk dan melangsungkan diskusi

kelompok. Sehingga akan mendorong peningkatan intensitas kajian Iptek.

d) Melalui web pendidikan, proses belajar dapat dilakukan secara dinamis, tidak tergantung waktu dan ruang pertemuan.

e) Melalui e-mail konsultasi dapat dilakukan secara pribadi antar peserta didik dan pendidik.

Menurut Donny (2009: 30) dalam bukunya internet sehat tidak seluruh isi di internet dapat bermanfaat. Dampak negatif dari penggunaan internet ini antara lain.

1) Eksploitasi atas anak dalam berbagai bentuk dan penipuan hingga pelecehan seksual.

2) Terpapar berbagai konten yang tidak layak (pornografi, materi SARA, hasutan berbuat negatif, dll).

3) Semakin mudah dan semakin banyaknya file virus dan game yang bisa didownload maka semakin tinggi pula resiko terkena serangan virus.


(35)

4) Tanpa disadari beberapa aktifitas download berbagai materi dari internet merupakan pencurian hak atas kekayaan intelektual (hak cipta).

4. Pemanfaatan internet oleh siswa

Dunia pendidikan terus bergerak secara dinamis, khususnya untuk menciptakan media, metode, dan materi pendidikan yang semakin interaktif dan komprehensif. Berbagai metode itu tentu saja tidak lepas dari peran media sebagai sarana untuk penyampaiannya, dan salah satunya adalah internet. Tanpa menggunakan media itu, maka proses belajar mengajar tidak dapat berkembang dengan baik.

A.Sardiman (2001: 94) menyatakan bahwa perubahan dan perkembangan yang berlaku dengan cepat, memerlukan penyediaan sumber belajar yang aktual, kaya informasi dan mudah terjangkau. Internet adalah teknologi yang telah memberikan landasan kuat bagi terciptanya lingkungan belajar yang kaya, serta mampu memenuhi pendidikan dan latihan. Internet adalah jaringan dari jaringan, sebagaimana jaringan telepon yang mengkomunikasikan suara, internet mengkomunikasikan data. Internet mengandung kumpulan data dan informasi yang banyak berkaitan dengan berbagai topik. Dalam pencarian item informasi tertentu, informasi dapat dibagi menjadi tiga kategori mudah.


(36)

1) Kategori informasi yang sesuai, yaitu lembaran informasi yang memang dikehendaki.

2) Kategori informasi yang memang tidak diperlukan langsung, yang merujuk kepada kumpulan informasi yang tidak ada nilai dan tidak ada kaitan langsung dengan keperluan.

3) Informasi yang masih samar-samar, merupakan kumpulan informasi yang perlu diperdebatkan dan dibincangkan sesuai atau sebaliknya.

Teknologi internet merupakan jenis media e-Education yang dapat menciptakan interaksi dua arah secara online. Media ini digunakan untuk mengembangkan proses belajar mengajar, karena selain bersifat interaktif, media ini terhubung dengan jaringan global dunia, sehingga jangkauan aksesnya tak terbatas. Terdapat 5 kaedah bagaimana para guru dan siswa boleh menggunakan internet bagi menyokong proses pengajaran dan pembelajaran. 5 kaedah tersebut adalah.

1) Sebagai sumber informasi yang banyak. 2) Untuk menyediakan saluran perbincangan. 3) Bagi menyokong proyek bersama.

4) Sebagai pembekal penerbitan. 5) Sebagai peralatan penyelidikan.


(37)

Menurut Tjiptono yang dinyatakan dalam Murshid (2001: 22) bahwa manfaat internet sebagai sumber belajar dapat dilihat melalui beberapa keunggulan yang dikemukakan sebagai berikut.

1) Konektivitas dan jangkauan global, internet memungkinkan peneliti yang mempunyai fasilitas terbatas untuk mengakses informasi dari data basedan perpustakaan di seluruh dunia. Berbagai jurnal langka yang sulit dijumpai di perpustakaan terlengkap di Indonesia.

2) Akses internet 24 jam, membolehkan informasi diakses setiap waktu tanpa batas. Perbedaan zona waktu tidak lagi menjadi kendala untuk menelusuri data.

3) Kecepatan mencari informasi, dilakukan secara elektronik melalui mesin pencari (search engine) sangat menghemat waktu, apalagi jika mencari informasi mengenai katalog, majalah, jurnal atau buku melaluiweb siteyang tersedia.

4) Kemudahan akses semakin banyak dengan tumbuh berkembangnya warung-warung internet di setiap sudut perkotaan di Indonesia dengan berbagai kemudahan dalam ruangan yang nyaman.

5) Biaya relatif murah, penelusuran informasi melalui internet jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli majalah/jurnal/buku asli. Pengguna cuma perlu men-download atau mencetak naskah tertentu sesuai kebutuhannya.

6) Interaktivitas dan fleksibilitas, suatu topik dapat didiskusikan melalui saranaMailing ListatauChatting.


(38)

B. Sumber Belajar

1. Pengertian sumber belajar

Menurut Munir (2008: 131) sumber belajar adalah bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan dan diperlukan untuk membantu pengajar maupun siswa dalam proses pembelajaran. Mulyasa (2006: 177) mengatakan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan. Menurut Association for Educational Communications and Technology (1977) dalam Sitepu (2014) mengatakan bahwa sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sumber belajar merupakan apa saja dan siapa saja yang memungkinkan peserta didik dapat belajar. Setiap sumber harus memuat pesan pembelajaran dan harus ada interaksi timbal balik antara peserta didik dengan sumber belajar tersebut.

2. Klasifikasi sumber belajar


(39)

1) Sumber belajar tercetak: buku, majalah, brosur, koran, poster, denah, ensiklopedi, kamus, booklet, dll.

2) Sumber belajar mencetak: film, slides, video, model, audiocassette, transparansi, realia, obyek, dan lain-lain.

3) Sumber belajar yang berbentuk fasilitas: perpustakaan, ruangan belajar, carrel, studio, lapangan olahraga, dll.

4) Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat: taman, terminal, pasar, toko, pabrik, museum, dll.

Rusman (2009: 137) klasifikasi sumber belajar dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu.

1) Sumber balajar yang dirancang atau learning resource by design yakni sumber-sumber yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. 2) Sumber belajar yang dimanfaatkan atau learning resources by

utililization yakni sumber belajar yang tidak didesain kusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Sanjaya (2009: 175) mengklasifikasi beberapa sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik yaitu.

1) Manusia sumber, yaitu bahwa manusia merupakan sumber utama dalam belajar proses pembelajaran.


(40)

2) Alat dan bahan pengajaran, alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu guru sedangkan bahan pengajaran adalah segala sesuatu yang mengandung pesan yang akan disampaikan kepada peserta didik.

3) Berbagai aktivitas dan kegiatan adalah segala perbuatan yang sengaja dirancang oleh guru untuk mengklasifikasi kegiatan belajar peserta didik seperti kegiatan diskusi, demonstrasi, simulasi, melakukan percobaan dan sebagainya.

4) Lingkungan atau setting adalah segala sesuatu yang dapat memungkinkan peserta didik belajar. Misalnya gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, dll.

3. Fungsi sumber belajar

Menurut Rusman (2009: 135) sumber belajar memiliki beberapa fungsi.

a) Meningkatkan produktivitas pendidikan.

b) Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual.

c) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran. d) Lebih memantapkan kegiatan pembelajaran.

e) Memungkinkan belajar secara seketika.


(41)

Sudono (2004: 7) berpendapat bahwa fungsi sumber belajar yaitu: “Fungsi sumber belajar untuk memberikan kesempatan berasosiasi pada siswa untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan berbagai alat, narasumber dan tempat, disamping itu sumber belajar memiliki fungsi untuk meningkatkan perkembangan siswa dalam berbahasa melalui komunikasi dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar, serta fungsi lainnya untuk mengenal lingkungan dan membimbing siswa untuk mengenali kekuatan maupun kekuatan dirinya”.

Sementara menurut Diknas (1999: 8) fungsi-fungsi sumber belajar adalah.

a) Untuk meningkatkan produktifitas pendidikan, dimana sumber belajar diharapkan dapat memicu produktifitas semua aspek dalam pendidikan.

b) Untuk memberikan kemungkinan pendidikan yang lebih bersifat individual, sumber belajar dimungkinkan dapat dipakai secara mandiri untuk kegiatan belajar.

c) Untuk lebih memantapkan pembelajaran, dengan sumber belajar yang dipakai maka pembelajaran akan semakin jelas untuk dapat dipakai untuk dapat diterima oleh siswa, sehingga akan menumbuhkan minat dan motivasi siswa.


(42)

d) Untuk memungkinkan belajar secara seketika, dengan adanya sumber belajar yang dapat dipakai maka akan menghilangkan jarak dan waktu untuk belajar siswa.

e) Untuk menyajikan pendidikan yang lebih luas. 4. Manfaat sumber belajar

Ada beberapa kriteria, dalam pemilihan sumber belajar yaitu. a) Harus dapat tersedia dengan cepat.

b) Harus memungkinkan peserta didik untuk memacu diri sendiri. c) Harus bersifat individual, dapat memenuhi berbagai kebutuhan

peserta didik dalam belajar mandiri.

Menurut Mulyasa (2006: 49) manfaat sumber belajar antara lain. a) Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses belajar mengajar yang akan ditempuh. Sumber belajar merupakan peta dasar yang perlu dijajagi secara umum agar wawasan terhadap proses pembelajaran yang akan dikembangkan dapat diperoleh lebih awal.

b) Merupakan pemandu secara teknik dan langkah-langkah operasional untuk secara lebih teliti menuju pada penguasaan keilmuan secara tuntas.

c) Memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh yang berkaitan dengan aspek-aspek bidang keilmuan lainnya.


(43)

d) Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan bidang keilmuan yang sedang dipelajari dengan berbagai bidang keilmuan tertentu.

e) Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan bidang keilmuan tertentu. f) Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul yang merupakan

konsekuensi logis dalam suatu bidang keilmuan yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari orang yang mengabadikan diri dalam bidang tersebut.

C. Pengertian dan Karakteristik Siswa

Naqawi (dalam Aly, 2008) menyebutkan bahwa kata murid berasal dari bahasa Arab, yang artinya orang yang menginginkan (the willer). Adapun sifat-sifat dari anak didik (siswa) memiliki sifat umum antara lain. 1. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, sebagaimana statement J.J.

Rousseau, bahwa “anak bukan miniatur orang dewasa, tetapi anak

adalah anak dengan dunianya sendiri”.

2. Peserta didik (murid), memiliki fase perkembangan tertentu, seperti pembagian Ki Hadjar Dewantara (Wiraga, Wicipta, Wirama).

3. Murid memiliki pola perkembangan sendiri-sendiri.

4. Peserta didik (murid), memiliki kebutuhan. Di antara kebutuhan tersebut adalah sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pendidikan seperti, L.J. Cionbach, yakni afeksi, diterima orang tua, diterima kawan,


(44)

independence, harga diri. Sedangkan Maslow memaparkan: adanya kebutuhan biologi, rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan realisasi.

Mengacu dari beberapa istilah murid, murid diartikan sebagai orang yang berada dalam taraf pendidikan, yang dalam berbagai literatur murid juga disebut sebagai anak didik. Dalam hal ini murid dilihat sebagai seseorang (subjek didik), yang mana nilai kemanusiaan sebagai individu, sebagai makhluk sosial yang mempunyai identitas moral, harus dikembangkan untuk mencapai tingkatan optimal dan kriteria kehidupan sebagai manusia warga negara yang diharapkan.

D. Kesiapan

1. Pengertian kesiapan

Soemanto (1998) mengartikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu. Seorang ahli bernama Cronbach memberikan pengertian tentang readiness sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu. Slameto (2003) juga mengatakan bahwa kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi dan kondisi yang dihadapi.

Sementara itu menurut Hamalik (2003) mendefinisikan kesiapan sebagai keadaan kapasitas yang ada pada diri siswa dalam hubungan


(45)

(2002) kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban terhadap cara tertentu terhadap suatu situasi.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan

Kesiapan merupakan suatu sikap psikologis yang dimiliki seseorang sebelum melakukan sesuatu. Di mana kesiapan ini dapat dipengaruhi oleh dirinya sendiri atau oleh pihak luar. Berikut yang dapat mempengaruhinya yaitu.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian yaitu jasmaniah dan rohaniah (psikologis). Dimana keduanya mempengaruhi individu menjadi terampil yang termasuk faktor jasmani adalah bagaimana kondisi fisiknya dan panca indra. Sedangkan kondisi psikologisnya adalah minat tingkat kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif. Semua ini akan berpengaruh dengan kesiapan seseorang.


(46)

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri seseorang (Hamalik, 2003). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan. Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor kesiapan belajar dari beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut. 1) Menurut Darsono (2000: 27) faktor kesiapan meliputi.

a) Kondisi fisik yang tidak kondusif. Misalnya: sakit, pasti akan mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk belajar.

b) Kondisi psikologis yang kurang baik. Misalnya: gelisah, tertekan, dsb. Merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan bagi kelancaran belajar.

2) Menurut Slameto (2003: 113) kondisi kesiapan mencakup 3 aspek, yaitu.

a) Kondisi fisik, mental dan emosional. b) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan.

c) Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.

3) Menurut Djamarah (2002: 35) faktor-faktor kesiapan meliputi. a) Kesiapan fisik, misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari

gangguan lesu, mengantuk, dan sebagainya).

b) Kesiapan psikis, misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik.


(47)

c) Kesiapan materil, misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dll.

3. Aspek-aspek kesiapan dalam menggunakan internet sebagai sumber belajar

Dalam jurnal berjudul Assessing Readiness for E-Learning, terdapat beberapa aspek kesiapan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan siswa dalam menggunakan internet untuk belajar, antara lain: (1) ketersediaan sarana dan prasarana, (2) kebiasaan menggunakan internet dalam belajar, (3) kemampuan diri, dan (4) pandangan/sikap siswa pada internet dalam membantunya dalam belajar. Penjabaran setiap aspek di atas adalah sebagai berikut.

1. Ketersediaan sarana dan prasarana

Depdikbud (1997: 7) berpendapat bahwa fungsi sarana dan prasarana pendidikan yang berupa alat pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan dalam proses pembelajaran sangat penting guna mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan tersebut terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga berfungsi sebagai alat yang dapat memperlancar serta mempermudah penangkapan pengertian dalam proses interaksi antar guru dan siswa.

2. Kebiasaan

Menurut Purnomo (2008: 24) kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama.


(48)

Perbuatan digolongkan menjadi kebiasaan ketika perbuatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang, tanpa melalui proses berpikir, sebagai tanggapan atau respon terhadap sesuatu, dan umumnya adalah perbuatan sehari.

3. Kemampuan diri

Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut, Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge (2009: 57-61) menyatakan bahwa kemampuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu.

a. Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability), merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental (berpikir, menalar, dan memecahkan masalah).

b. Kemampuan Fisik (Physical Ability), merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, ketErampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa. 4. Pandangan/ persepsi

Wirawan (1995: 7 ) menjelaskan bahwa proses pandangan merupakan hasil hubungan antar manusia dengan lingkungan dan kemudian diproses dalam alam kesadaran


(49)

lampau, minat, sikap, intelegensi, dimana hasil atau penelitian terhadap apa yang diinderakan akan mempengaruhi tingkah laku. Indrawijaya (2000: 45) juga berpendapat bahawa persepsi dapat diartikan sebagai suatu penerimaan yang baik atau pengambilan inisiatif dari proses komunikasi.

Robbins (2001: 89) mengemukakan bahwa ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi persepsi yaitu.

1) Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu itu.

2) Target atau objek, karakteristik-karakteristik dan target yang diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. 3) Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek

atau peristiwa sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita.

4. Kesiapan siswa terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika

Kesiapan siswa terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar Fisika dapat diartikan sebagai kondisi siswa yang membuatnya siap dan mampu untuk dapat menggunakan internet sebagai salah satu sumber belajar Fisika guna memperoleh pengetahuan Fisika yang


(50)

mereka inginkan sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dan lebih menyenangkan.

Tingkat kesiapan siswa dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar dapat diukur dengan menggunakan beberapa model, dalam penelitian ini digunakan model Alkaslan and Law’ s yang terdapat

dalam jurnal berjudulAssessing Readiness for E-Learning. Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar, berupa portal e-learning, media online lainnya yang berisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia serta dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi dan berbagai educational tools lainnya. Pada model ini terdapat 4 aspek yang dapat dugunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kesiapan siswa dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar yang dikutip dari jurnal penelitian yang berjudul Assessing Readiness for E-Learning. Adapun 4 aspek itu adalah: (1) ketersediaan sarana dan prasarana; sarana dan prasarana merupakan modal utama untuk bisa mengakses internet, (2) kebiasaan menggunakan internet dalam belajar: dengan terbiasa menggunakan internet dalam kegiatan sehari-hari siswa tidak akan mengalami kesulitan untuk belajar menggunakan internet pula, (3) kemampuan diri: pengetahuan mengenai internet diperlukan untuk bisa dapat menggunakan internet sesuai dengan kebutuhan dan


(51)

keinginan penggunanya secara efektif dan efisien, (4) pandangan/sikap siswa pada internet dalam membantunya dalam belajar: penerimaan atau persetujuan bahwa internet dapat membantu dalam belajar sangat penting dimiliki oleh pengguna internet sehingga tercipta sikap/pandangan yang positif terhadap internet.

E. Hasil Penelitian Terkait

Penelitian Sudirman Siahaan dan Rr Martiningsih (2009) dengan

penelitian berjudul “Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran di SMP Al

Muslim Sidoarjo-Jawa Timur” dalam A.A Gde Ekayana (2011) menunjukkan bahwa seluruh peserta didik (100%) menyatakan bahwa mereka pernah menggunakan internet dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sebagai salah satu sumber belajar, alasan peserta didik menyenangi pemanfaatan internet sebagai salah satu sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah adalah karena mereka dapat menambah ilmu pengetahuan (87,93%), sebagian besar peserta didik (72,40%) menyatakan kegiatan pembelajaran menjadi sangat menyenangkan dan menarik apabila dilaksanakan dengan menggunakan internet, lebih dari separuh responden (57,63%) menyatakan mereka lebih sering mengakses internet di sekolah karena gratis, dan sebagian besar responden (76,27%) menyatakan mereka mempunyai e-friends yang mereka lakukan melalui situs www.friendster.com. Peneliti menjadikan siswa di SMP tersebut menjadi


(52)

respondennya dan menggunakan metode survey dalam penelitiannya dengan menggunakan kuisioner sebagai instrument penelitiannya.

Penelitian yang dilakukan oleh A.A Gde Ekayana yang berjudul “Pemanfaatan Internet sebagai Salah Satu Sumber Belajar Siswa dan Guru di Jurusan Teknik Elektronika SMK N 2 Depok Sleman” bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pemanfaatan internet sebagai salah satu sumber belajar siswa dan guru beserta hambatan- hambatannya dalam penggunaan internet sebagai salah satu sumber belajar yang ditinjau dari aspek kemampuan, proses belajar mengajar, lingkungan dan sarana prasarana di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian sekaligus populasi penelitian yang terdiri atas siswa kelas X sebanyaak 32 siswa, siswa kelas XI sebanyak 31 siswa, siswa kelas XII sebanyak 32 dan dewan guru sebanyak 9 guru. Data primer diambil dengan metode kuesioner dengan angket sebagai instrumennya. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan internet sebagai salah satu sumber belajar siswa dan guru di SMK Negeri 2 Depok Sleman berada pada kategori tinggi, dengan ini berarti fasilitas yang ada di sekolah maupun dilingkungan sekolah sudah digunakan dengan optimal untuk mencari referensi belajar maupun untuk pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan internet sebagai salah satu sumber belajar untuk siswa kelas X sebesar 75%, siswa kelas XI


(53)

sebesar 77.42%, siswa kelas XII sebesar 71.88% dan guru sebesar 66.66%. Hambatan siswa dan guru dalam menggunakan internet sebagai salah satu sumber belajar sebesar 69.47% siswa dan 77.77% guru mengatakan bahwa hambatan dari aspek sarana prasarana pada kategori rendah. Ini berarti bahwa fasilitas atau sarana prasarana yang ada di sekolah maupun dilingkungan sekolah sudah memadai untuk digunakan oleh para siswa dan guru dalam mencari sumber- sumber belajar dan sebagai media untuk belajar. Selain dari segi sarana prasarana hambatan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar juga berasal dari internet yaitu makin banyaknya situs-situs pertemanan, seperti facebook, twitter, kaskus dan situs-situs hiburan yang ada di internet yang mempengaruhi produktifitas belajar siswa maupun guru.

Kekhasan penelitian ini dibandingkan penelitian-penelitian di atas terletak pada jumlah responden yang lebih banyak dan tersebar di beberapa kawasan sehingga data yang didapatkan lebih akurat dan lebih memberikan gambaran yang lebih luas, serta pada penelitian ini tidak hanya melihat seberapa besar peranan internet dalam proses pembelajaran mereka tetapi juga memberikan gambaran kepada pembaca kondisi kesiapan siswa saat ini terhadap penggunaan internet sebagai sumber belajar Fisika yang dapat dilihat dari beberapa factor kesiapan menggunakan internet. Dengan hasil penelitian ini diharapakan dapat diketahui factor apa saja yang perlu ditingkatkan agar siswa bisa


(54)

menggunakan internet sebagai salah satu sumber belajar yang efektif untuk proses belajar mereka.


(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survey. Penelitian kuantitatif adalah desain riset yang mengunakan data berupa skor atau angka yang kemudian akan dianalisis dengan statistik (Suparno, 2014: 119). Tujuan dari penelitian survey adalah memperoleh gambaran atau deskripsi secara lebih rinci dari hal atau objek yang diteliti, tanpa melakukan intervensi atau pengubahan apapun terhadap objek (Paidi, 2012: 46). Menurut Kerlinger (dalam Siregar, 2013: 4) penelitian survey memiliki karakteristik yaitu objek penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian relatif, dan penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kesiapan siswa SMA kelas XI IPA di kabupaten Sleman dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar Fisika. Data kuantitatif diperoleh dengn menyebarkan kuisioner kepada siswa SMA kelas XI IPA.


(56)

B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI IPA di kabupaten Sleman. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampling secara convenience sampling. Teknik convenience sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia untuk menjadi sampel atau peneliti memilih orang-orang terdekat saja (Syofian, 2013: 30).

Untuk menggambarkan keterwakilan seluruh siswa di kabupaten Sleman, maka dipilih 1 SMA dalam 1 kecamatan untuk mewakili daerah di bagian utara, bagian timur, bagian barat, dan bagian tengah kabupaten Sleman. Dengan mempertimbangkan kemungkinan untuk diterima lebih besar untuk bisa melakukan penelitian maka peneliti lebih banyak memilih SMA negeri untuk dijadikan tempat penelitian. Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kecamatan. Berikut adalah daftar SMA yang dijadikan tempat penelitian ini.

Tabel 3.1 Daftar Sekolah berdasarkan Kecamatan

No. Kecamatan Sekolah

1. Cangkringan SMA N 1 Cangkringan

2. Depok SMA N 1 Depok

3. Gamping SMA N 1 Gamping

4. Godean SMA N 1 Godean


(57)

No. Kecamatan Sekolah

6. Minggir SMA N 1 Minggir

7. Mlati SMA N 1 Mlati

8. Ngaglik SMA N 2 Ngaglik

9. Ngemplak SMA N 1 Ngemplak

10. Pakem SMA N 1 Pakem

11. Prambanan SMA N 1 Prambanan

12. Sayegan SMA N 1 Sayegan

13. Sleman SMA N 2 Sleman

14. Tempel SMA N 1 Tempel

15. Turi SMA N 1 Turi

16. Berbah SMA Institut Indonesia Sleman

17. Moyudan SMA Islam 2 Moyudan

Sesuai dengan lokasi penelitian yang telah ditentukan, maka pengambilan data dilakukan di 17 SMA di kabupaten Sleman yang sudah ditentukan berdasarkan kecamatan. Adapun realisasi lokasi SMA yang dijadikan tempat untuk pengambilan data seperti terlihat di Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Jumlah Sekolah Sampel

Jumlah Presentase

Target SMA Sampel 17 100 %


(58)

Berdasarkan Tabel 3.2, pengambilan data dilakukan di 7 SMA dari 17 SMA yang direncanakan atau terealisasi sebesar 42 %. Hal ini disebabkan terbatasnya waktu untuk peneliti menjangkau 17 sekolah tersebut dan ada beberapa SMA yang menolak untuk dijadikan lokasi pengambilan data karena ada kebijakan dari Kepala Sekolah untuk menolak ijin dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. Alasan adanya kebijakan tersebut diantaranya adalah guru dan siswa pada sekolah tersebut sedang sibuk untuk mengejar materi pelajaran yang belum terselesaikan guna mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir semester genap tahun ajaran 2015/2016.

Ada beberapa SMA yang dijadikan pengganti bagi SMA yang tidak bersedia menjadi tempat melakukan penelitian tetapi sekolah tersebut tetap berada dalam 1 kecamatan. Contohnya: SMA N 1 Mlati yang digantikan dengan SMA Santo Mikael, SMA N 2 Ngaglik yang digantikan dengan SMA N 1 Ngaglik.

Setelah mendapatkan 7 sekolah untuk dijadikan tempat melaksanakan penelitian, peneliti mengambil 100% dari jumlah siswa kelas XI IPA dari setiap sekolah tersebut untuk menjadi sampel penelitian. Sampel pada penelitian ini adalah 322 responden. Jumlah sampel masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Jumlah Sampel setiap Sekolah

No. Nama Sekolah Jumlah Sampel


(59)

No. Nama Sekolah Jumlah Sampel

2. SMA N 1 Prambanan 25

3. SMA N 1 Tempel 39

4. SMA N 1 Minggir 59

5. SMA N 1 Cangkringan 42

6. SMA N 1 Turi 52

7. SMA Santo Mikael 23

Total 322

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di 7 sekolah di kabupaten Sleman yang dijadikan sampel pada penelitian ini dan dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yaitu tanggal 1 – 9 Juni 2016. Tempat dan waktu penelitian secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

No. Tempat Waktu

1. SMA N 1 Ngaglik 1 Juni 2016

2. SMA N 1 Prambanan 2 Juni 2016

3. SMA N 1 Tempel 4 Juni 2016

4. SMA N 1 Minggir 6 Juni 2016

5. SMA N 1 Cangkringan 7 Juni 2016


(60)

No. Tempat Waktu

7. SMA Santo Mikael 9 Juni 2016

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengisian angket oleh responden. Menurut Noor (2010: 139) angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan/ pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas pertanyaan tersebut. Daftar pernyataan pada angket penelitian ini bersifat tertutup, yaitu alternatif pilihan jawaban telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.

Instrumen daftar pernyataan pada penelitian ini berupa pilihan dengan cara memberi tanda pada kolom yang disediakan (checklist). Pembuatan daftar pernyataan pada angket ini berdasarkan indikator-indikator mengenai kesiapan siswa dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar yang sudah dipaparkan pada bagian landasan teori. Jenis pernyataan dalam angket yaitu pernyataan positif yang memberikan gambaran bahwa pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi yang diharapkan sehingga responden dikategorikan siap dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajarnya. Jumlah item pada angket ini berjumlah 28 butir. Berikut adalah tabel kisi-kisi penyusunan pernyataan angket kesiapan siswa dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar dan tabel klasifikasi item pernyataan.


(61)

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kesiapan Siswa dalam Memanfaatkan Internet sebagai Sumber Belajar

ASPEK INDIKATOR NOMOR

SOAL Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penggunaan Internet Memiliki laptop/notebook/handphone /tablet/alat komunikasi lainnya secara

pribadi

1

Memiliki akses internet secara pribadi 4

Kebiasaan Memanfaatkan

Internet

Menggunakan internet untuk berkomunikasi dengan guru dan

teman-teman

2, 11, 24

Menggunakan internet sebagai salah satu sumber belajar Fisika

3, 14, 16, 25 Teratur mencari pengetahuan Fisika

melalui internet 5

Terbiasa belajar dengan memanfaatkan konten-konten yang

diakses dari internet

8, 13, 16

Memanfaatkan akun media sosial yang dimiliki untuk mendiskusikan dan membagikan pengetahuan Fisika


(62)

ASPEK INDIKATOR NOMOR SOAL

Kemampuan diri Menggunakan

Internet

Menguasai cara menggunakan

internet 17

Mengetahui situs-situs yang menyediakan materi Fisika secara

lengkap

21 dan 26

Memiliki kemampuan untuk mengoprasikan laptop/notebook/handphone/

Tablet/alat komunikasi lain

15

Pandangan terhadap Manfaat

Penggunaan Internet

Internet memberikan kemudahan

untuk menemukan informasi 10, 18 Internet menyediakan lebih banyak

informasi

7, 9, 22, 23 Internet memungkinkan pengguna

untuk belajar secara mandiri 19 dan 20

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Penyusunan angket dapat menggambarkan tujuan dari penelitian yang dilakukan (valid) dan juga dapat konsisten bila pernyataan tesebut direspon dalam waktu yang berbeda (realiabel). Maka dari itu angket


(63)

reliabitasnya. Secara mudah angket diujikan dahulu kepada 10 responden sampel, kemudian hasil dari pengisian angket tersebut dianalis menggunakan SPSS.

1. Validitas instrumen

Dalam pebelitian ini acuan taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 %, artinya hasil penelitian memiliki peluang kesalahan 5% dan 95% diyakini kebenarannya. Jika hasil dari uji coba signifikasi lebih kecil dari 5% maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid dan jika taraf kepercayaannya kurang dari 95% maka item pernyataan

dinyatakan tidak valid. Dengan membandingkan nilai α perhitungan

lebih besar daripada nilai kritikal korelasi pearson untuk α = 0,05 yakni

0,632 maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid. Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen

Nomor Item α Hitung α Acuan Keterangan

1 0,577 0,632 tidak valid

2 0.334 0,632 tidak valid

3 0,650 0,632 valid

4 0,834 0,632 valid

5 0,732 0,632 valid


(64)

Nomor Item α Hitung αAcuan Keterangan

7 0,738 0,632 valid

8 0,234 0,632 tidak valid

9 0,344 0,632 tidak valid

10 0,392 0,632 tidak valid

11 0,701 0,632 valid

12 0,795 0,632 valid

13 0,508 0,632 tidak valid

14 0,893 0,632 valid

15 0,275 0,632 tidak valid

16 0,703 0,632 valid

17 0,809 0,632 valid

18 0,662 0,632 valid

19 0,294 0,632 tidak valid

20 0,639 0,632 valid

21 0,504 0,632 tidak valid

22 0,841 0,632 valid

23 0,385 0,632 tidak valid

24 0,602 0,632 tidak valid

25 0,756 0,632 valid


(65)

Berdasarkan hasil uji validitas, dari 26 item pernyataan diketahui 14 pernyataan valid dan 12 item pernyataan tidak valid. 12 item yang tidak valid tersebut diubah atau diperbaiki oleh dosen pembimbing agar pernyataanya menjadi jelas dan dapat digunakan untuk pengambilan data.

2. Uji reliabilitas instrumen

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar, 2013: 55).

Uji reliabilitas pada penelitian ini dibantu dengan program SPSS yaitu dengan teknik Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil uji reliabitas, diketahui nilai Alpha Cronbach instrument ini adalah 0,856. Nilai ini lebih besar dari nilai kritikal korelasi pearson untuk α = 0,05 yakni

0,632. Maka instrument penelitian ini dinyatakan reliabel. Tabel 3.7 Hasil Uji reliabilitas Instrumen


(66)

F. Teknik analisis data

Teknik analisis data penelitian ini melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.

1. Pemberian skor pada pilihan jawaban

Tabel 3.8 Klasifikasi Jumlah Skor pada Setiap Pernyataan

Jenis Pernyataan Pilihan Jawaban Skor

Positif

Sangat Setuju (SS) 3

Setuju (S) 2

Tidak Setuju (TS) 1

Sangat Tidak Setuju (STS) 0

Total Skor Maksimal = 84 Total Skor Minimal = 0 2. Penskoran setiap siswa

× 100%

3. Klasifikasi tingkat kesiapan siswa a. Skor untuk siswa

Skor minimal = 0 × 28 = 0

Skor maksimal = 3 × 28 = 84


(67)

b. Pembagian interval

Dikelompokkan dalam dua interval, maka lebar intervalnya 84 : 3 = 28. Skor yang diperoleh dari kesiapan siswa dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika diklasifikasikan pada tabel berikut.

Tabel 3.9 Tingkat Kesiapan Siswa dalam Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika

Skor Siswa

Interval (%)

Tingkat Kesiapan

Kategori Kesiapan

56–84 ≥66 Siap A

28–55 33 - 65 Kurang Siap B

0-27 ≤32 Tidak Siap C

Pembagian tiga kategori tersebut tidak memerlukan perhitungan statistik, hanya saja perhitungan persentase skor hasil

jawaban kuisioner siswa. Penentuan kategori menjadi tiga ini diperuntukkan agar terlihat jelas perbedaan antara kategori siap dan

kategori tidak siap. Berikut adalah penjelasan dua kategori yang digunakan.


(68)

Tabel 3.10 Keterangan Kategori Kesiapan

Kategori Keterangan

A

Siswa sudah siap dalam semua factor kesiapan dalam menggunakan internet sebagai sumber belajar fisika.

B

Siswa kurang siap pada beberapa faktor kesiapan sehingga membutuhkan lebih banyak peningkatan pada factor-faktor tersebut untuk dapat menggunakan internet sebagai sumber belajar fisika.

C

Siswa belum siap dan membutuhkan lebih banyak lagi persiapan dan peningkatan pada faktor kesiapan untuk dapat menggunakan internet sebagai sumber belajar fisika.


(69)

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni tahun ajaran 2015/2016 di SMA yang ada di kabupaten Sleman. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA pada tahun ajaran 2015/2016. Untuk menggambarkan keterwakilan seluruh daerah di kabupaten Sleman peneliti menentukan 1 SMA di setiap kecamatan yang ada di kabupaten Sleman sebagai tempat untuk melakukan penelitian, akan tetapi dari 17 sekolah ini hanya 7 sekolah yang akhirnya dijadikan tempat peneliti melakukan penelitian, hal ini dikarenakan ada beberapa sekolah yang tidak bisa dijangkau oleh peneliti karena keterbatasan waktu penelitian dan ada pula di beberapa sekolah yang menolak karena kebijakan dari pihak sekolah. Alasan adanya kebijakan tersebut diantaranya adalah guru dan siswa pada sekolah tersebut sedang disibukkan ujian akhir semester genap tahun ajaran 2015/2016 dan persiapan remidi.

Sebelum melaksanakan penelitian di 7 sekolah yang sudah ditentukan, peneliti mengurus perijinan penelitian kepada pihak sekolah dan pemerintah daerah terkait. Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar dalam penelitian ini digunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian disusun oleh peneliti


(70)

pada bulan april – mei 2016. Sebelum disebarkan kepada siswa, terlebih dahulu kuisioner tersebut diujikan terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Kuisioner yang telah diuji validitas dan realibitasnya kemudian disebarkan kepada siswa XI IPA yang ada di 7 sekolah yang sudah ditentukan sebelumnya. Siswa XI IPA yang menjadi subjek pada penelitian ini sebanyak 322 siswa.

Sebelum menyebarkan angket pada siswa, peneliti terlebih dahulu bertemu dengan guru fisika dan kemudian mengatur jadwal untuk melakukan penelitian. Pengaturan jadwal untuk melakukan penelitian disesuaikan dengan waktu yang sudah disepakati antara guru dan siswa. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

No. Tempat Penelitian Waktu Penelitian

1. SMAN 1 Turi 1 Juni 2016

2. SMAN 1 Cangkringan 2 Juni 2016

3. SMAN 1 Tempel 4 Juni 2016

4. SMAN 1 Minggir 6 Juni 2016

5. SMAN 1 Prambanan 7 Juni 2016

6. SMAN Ngaglik 8 Juni 2016

7. SMA Santo Mikael 9 Juni 2016


(71)

melalui wawancara kepada guru dan siswa serta melakukan pengamatan di lingkungan sekolah. Hal tersebut agar informasi yang diperoleh lebih akurat.

B. Data dan Analisis

Kuisioner penelitian dibagikan kepada 322 siswa XI IPA, dengan alokasi pengisian kuisioner 30 menit. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka selain melihat hasil jawaban yang diisi oleh siswa, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru fisika dan melakukan pengamatan di lingkungan sekolah sebagai data pendukung.

Sesuai dengan teknik analisis data yang telah diuraikan pada Bab III, data penelitian yang telah terkumpul direkapitulasi sesuai dengan indikator yang sesuai. Interpretasi data dapat dijabarkaan kedalam tabel sebagai berikut.

1. Kesiapan siswa SMA kelas XI IPA terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar di kabupaten Sleman secara keseluruhan

Berdasarkan hasil analisis data jawaban siswa secara keseluruhan (lampiran 4) maka dapat diketahui distribusi frekuensi perolehan skor kesiapan Siswa XI IPA terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar di kabupaten Sleman seperti pada tabel 4.2.


(72)

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Kesiapan Siswa XI IPA terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika

Dari tabel di atas, dapat diketahui persentase tingkat kesiapan siswa SMA kelas XI IPA dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar fisika di kabupaten Sleman pada kategori siap sebesar 0%, pada kategori kurang siap sebesar 94,1%, dan pada kategori tidak siap sebesar 5,90%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa XI IPA di 7 sekolah yang ada di kabupaten Sleman dikatakan kurang siap untuk dapat memanfaatkan internet sebagai sumber belajar Fisika. 2. Kesiapan siswa SMA kelas XI IPA terhadap pemanfaatan internet

sebagai sumber belajar fisika berdasarkan aspek kesiapan

Berdasarkan indikator kesiapan siswa dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika, persentase skor masing-masing aspek kesiapan ditunjukkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Tingkat Kesiapan Siswa XI IPA terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika berdasarkan

Aspek Kesiapan

KUALIFI KASI

B

No. ASPEK INDIKATOR

RATA-RATA SKOR (%) KUALIFI KASI RATA-RATA SKOR PER ASPEK (%) Memiliki laptop/notebook/handphone

/tablet/alat komunikasi lainnya secara pribadi

Ketersediaan Sarana

dan Prasarana 83.33 A


(73)

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kesiapan siswa SMA kelas XI IPA dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar fisika tergolong kurang siap dengan persentase rata-rata aspek ketersediaan sarana dan prasarana sebesar 64,8% termasuk kategori kurang siap, aspek kebiasaan menggunakan internet sebesar 64,47% termasuk kategori kurang siap, aspek kemampuan diri menggunakan internet sebesar 65,55% termasuk kategori kurang siap, dan aspek pandangan terhadap manfaat internet sebesar 67,09% termasuk kategori siap.

Dari 4 aspek kesiapan dalam memanfaatkan internet di atas, aspek kesiapan yang memiliki persentase paling tinggi dan tergolong siap adalah aspek pandangan terhadap manfaat internet, hal ini menunjukkan siswa SMA kelas XI IPA di 7 sekolah di kabupaten Sleman memiliki pandangan yang positif terhadap internet, hal ini

Menguasai cara menggunakan internet 72.44 A

4

Pandangan terhadap Manfaat Penggunaan

Internet

Internet memberikan kemudahan untuk

menemukan informasi 73.08 A

67.09 A

Internet menyediakan lebih banyak

informasi 64.54 B

Internet memungkinkan pengguna

untuk belajar secara mandiri 63.66 B

66.82 A 3 Kemampuan diri Menggunakan Internet 65.55 B

Mengetahui situs-situs yang menyediakan materi Fisika secara

lengkap

59.94 B

Memiliki kemampuan untuk mengoprasikan laptop/notebook/handphone/

Tablet/alat komunikasi lain

64.29 B

No. ASPEK INDIKATOR

RATA-RATA SKOR (%) KUALIFI KASI RATA-RATA SKOR PER ASPEK (%) KUALIFI KASI 2 Kebiasaan Memanfaatkan Internet

Menggunakan internet untuk berkomunikasi dengan guru dan

teman-teman

63.04 B

64.47 B

Menggunakan internet sebagai salah

satu sumber belajar Fisika 61.57 B

Teratur mencari pengetahuan Fisika

melalui internet 72.44 A

Terbiasa belajar dengan memanfaatkan konten-konten yang diakses dari

internet

58.52 B

Memanfaatkan akun media sosial yang dimiliki untuk mendiskusikan dan membagikan pengetahuan Fisika


(74)

didukung oleh banyak dari siswa SMA kelas XI IPA yang setuju dengan pernyataan bahwa internet memberikan kemudahan untuk menemukan informasi. Sedangkan aspek kesiapan yang memiliki persentase paling rendah dan termasuk kategori kurang siap adalah aspek kebiasaan menggunakan internet, hal ini ditunjukan dengan hasil jawaban kuisioner siswa yang merespon tidak setuju bahwa mereka setiap hari mencari pengetahuan fisika di internet, belajar menggunakan konten-konten yang diunduh dari internet, serta mereka tidak terbiasa menggunkan akun media sosial mereka untuk berdiskusi mengenai pelajaran dengan teman-temannya.

3. Kesiapan siswa XI IPA terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika setiap sekolah

Berdasarkan hasil analisis data jawaban siswa berdasarkan aspek dan indikator (lampiran 6) maka dapat diketahui kesiapan siswa pada pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika setiap sekolah pada tabel 4.4 (lampiran 7). Berdasarakan aspek dan indicator kesiapan siswa dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika, maka dapat diketahui distribusi perolehan skor keselurahan aspek kesiapan siswa SMA kelas XI IPA terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar di setiap sekolah seperti pada tabel 4.5.


(75)

Tabel 4.5. Distribusi Skor Keseluruhan Indikator Kesiapan Siswa SMA Kelas XI IPA terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber

Belajar Fisika Setiap Sekolah

Berdasarkan tabel 4.5 di atas maka kesiapan siswa XI IPA terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar setiap sekolah dapat dibuat dalam bentuk histogram seperti pada gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1 Histogram Kesiapan Siswa XI IPA terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika Setiap Sekolah

1 SMA St. Mikael 23 2 SMA N 1 Prambanan 25 3 SMA N 1 Turi 52 4 SMA N 1 Minggir 59 5 SMA N 1 Cangkringan 42 6 SMA N 1 Ngaglik 82 7 SMA N 1 Tempel 39

59.18 67.15 77.29 72.94 61.59 66.06 69.57 65.09 61.59 62.07 63.62 62.31 63.14 62.97 60.02 60.79 61.08 64.49 71.73 67.87 64.01 70.83 68.84 64.31 60.32 57.24 B A 67.66 65.75 63.77 68.48 60.23 63.4 67.95 66.48 60.51 A B B A B KUALIFIKASI No. Sekolah N Kemampuan Diri

Menggunakan

Pandangan terhadap Manfaat

SKOR RATA-RATA TIAP ASPEK (%) SKOR RATA-RATA KESELURUHAN (%) Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kebiasaan Menggunakan


(76)

Berdasarkan hasil analisis data pada gambar 1.11 maka diketahui bahwa siswa SMA kelas XI IPA di 3 sekolah yang ada di kabupaten Sleman dapat dikatakan siap dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika, yakni SMA St Mikael, SMA N 1 Minggir, SMA N 1 Tempel. Sedangkan SIswa SMA kelas XI IPA di 4 sekolah di kabupaten Sleman dikatakan kurang siap dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika, yakni SMA N 1 Cangkringan, SMA N 1 Prambanan, SMA N 1 Turi, SMA N 1 Ngaglik. Hal tersebut terlihat pada persentase skor rata-rata keseluruhan indikator kesiapan, yakni SMA St. Mikael dengan persentase skor rata-rata sebesar 67,66%, SMA N 1 Prambanan dengan persentase skor rata-rata sebesar 65,75%, SMA N 1 Turi dengan persentase skor rata-rata sebesar 63,77%, SMA N 1 Minggir dengan persentase skor rata-rata sebesar 68,48%, SMA N 1 Cangkringan dengan persentase skor rata-rata sebesar 60,23%, SMA N 1 Ngaglik dengan persentase skor rata-rata sebesar 63,40%, SMA N 1 Tempel dengan persentase skor rata-rata sebesar 67,95%.

C. Pembahasan

Kesiapan siswa terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika dapat diartikan sebagai potensi siswa yang membuatnya siap dan mampu untuk dapat menggunakan internet sebagai salah satu sumber belajar fisika guna memperoleh pengetahuan fisika yang mereka inginkan


(77)

Secara keseluruhan kesiapan siswa SMA kelas XI IPA di 7 sekolah di kabupaten Sleman dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar Fisika (lampiran 4) beraada pada kategori kurang siap dengan persentase skor rata-rata sebesar 42,16%, hal ini menunjukkan siswa SMA kelas XI IPA di kabupaten Sleman kurang siap pada beberapa faktor kesiapan sehingga membutuhkan lebih banyak peningkatan pada factor-faktor tersebut untuk dapat menggunakan internet sebagai sumber belajar fisika.

Kesiapan dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dalam penelitian ini dibagi ke dalam 4 aspek yaitu: (1) ketersediaan sarana dan prasarana, (2) kebiasaan mengguunakan internet dalam belajar, (3) kemampuan diri, (4) pandangan/sikap siswa pada internet dalam membantunya dalam belajar. Hasil analisa dari 4 aspek kesiapan tesebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Aspek ketersediaan sarana dan prasarana


(78)

Berdasarkan hasil analisa, didapatkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana untuk dapat mengakses internet secara pribadi siswa SMA kelas XI IPA di 7 sekolah yang ada di kabupaten Sleman berada dalam kategori siapsebanyak 3 sekolah yakni SMA St. Mikael, SMA N 1 Prambanan, dan SMA N 1 Ngaglik. Hal ini didukung oleh jawaban sangat setuju pada pernyataan kuisioner siswa yang menyatakan bahwa mereka memiliki laptop/notebook/handphone /tablet/alat komunikasi lainnya serta memiliki langganan akses internet secara pribadi. Tetapi 4 sekolah di kabupaten Sleman berada dalam kategori kurang siap yakni SMA N 1 Turi, SMA N 1 Minggir, SMA N 1 Tempel, SMA N 1 Cangkringan.

2. Aspek kebiasaan menggunakan internet dalam belajar

Gambar 1.3 Histogram Kebiasaan Siswa Menggunakan Internet Per Sekolah


(79)

Hasil analisa tentang kebiasaan menggunakan internet di 7 sekolah yang ada di kabupaten Sleman berada dalam kategori kurang siap siap, ini menunjukkan bahwa siswa SMA kelas XI IPA belum terbiasa menggunakan internet untuk belajar. Hal ini didukung oleh jawaban siswa yang menyatakan bahwa guru jarang memberi tugas/soal yang untuk menyelesaikannnya harus mengakses internet, guru tidak terbiasa untuk menyuruh siswa mengumpulkan tugas melalui internet.

Hampir semua siswa SMA kelas XI IPA memberi respon tidak setuju pada item pernyataan bahwa mereka memanfaatkan laptop/notebook/handphone/tablet/alat komunikasi pribadi untuk belajar dari internet, mereka juga jarang mencari pengetahuan fisika di internet seperti menonton video di internet yang berkaitan dengan materi fisika. Mereka juga merespon tidak setuju pada item pernyataan bahwa bahwa setiap hari mereka selalu mengakses internet untuk mencari materi Fiska dan meteri pelajaran lainnya untuk tambahan dari materi sudah mereka dapatkan pada saat belajar di kelas, terbiasa untuk mencari pengetahuan Fisika melaalui internet seperti menacari simulasi, penjelasan koonseptual, dan contoh penyelesaian soal fisika.

Seperti yang dikatakan oleh Joko (2008: 24) kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama, pada penelitian ini terlihat bahwa siswa SMA kelasXI IPA di 7 SMA di kabupaten Sleman tidak terbiasa menggunakan internet dalam


(80)

keseharian mereka terutama dalam belajar dan membangun relasi dengan orang lain melalui media sosial yang ada di internet.

3. Aspek kemampuan diri

Gambar 1.4 Histogram Kemampuan Diri Menggunakan Internet Per Sekolah

Hasil analisa tentang kemampuan diri menguasai cara menggunakan internet di SMA N 1 Tempel berada dalam kategori siap, hal ini menunjukkan bahwa siswa SMA kelas XI IPA di SMA N 1 Tempel sebagian besar sudah memiliki kemampuan untuk dapat mengunakan internet. Kemampuan diri untuk menguasai cara menggunakan internet di 6 sekolah di kabupaten Sleman berada dalam kategori kurang siap, yakni SMA St. Mikael, SMA N 1 Prambanan, SMA N 1 Turi, SMA N 1 Minggir, SMA N 1 Cangkringan, dan SMA


(81)

bahwa mereka belum mengetahui cara mencari informasi Fisika di internet. Oleh karena hal ini, sebaiknya perlu dilakukan pelatihan kepada siswa-siswa sehingga mereka dapat menguasai cara menggunakan internet. Selain itu, sebagian besar siswa SMA kelas XI IPA belum mengetahui situs-situs internet yang dapat dikunjungi guna mendapatkan materi Fisika secara lengkap dan mudah. Untuk meningkatkan kamampuan ini, perlu bimbingan dan dukungan dari guru untuk membantu siswa menemukan situs-situs yang menyediakan materi pelajaran secara lengkap sehingga siswa dapat dengan mudah menemukan sumber-sumber terpercaya untuk mencari bahan-bahan belajar.

4. Pandangan atau sikap siswa

Gambar 1.5 Histogram Pandangan Siswa terhadap Manfaat Internet Per Sekolah


(82)

Ada dua sekolah di kabupaten Sleman yang berada dalam kategori kurang siap, yakni SMA N 1 Minggir dan SMA N 1 Cangkringan.

Penelitian Sudirman Siahaan dan Rr Martiningsih (2009) dengan

penelitian berjudul “Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran di SMP

Al Muslim Sidoarjo-Jawa Timur” menunjukkan hasil penelitian ini adalah bahwa seluruh peserta didik (100%) menyatakan bahwa mereka pernah menggunakan internet dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sebagai salah satu sumber belajar, alasan peserta didik menyenangi pemanfaatan internet sebagai salah satu sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah adalah karena mereka dapat menambah ilmu pengetahuan (87,93%), sebagian besar peserta didik (72,40%) menyatakan kegiatan pembelajaran menjadi sangat menyenangkan dan menarik apabila dilaksanakan dengan menggunakan internet.

Hasil penelitian tersebut di atas selaras dengan hasil yang di dapat pula dari penelitian ini mengenai analisa tentang pandangan atau sikap siswa terhadap manfaat internet bagi di 5 sekolah yang di kabupaten Sleman berada pada kategori siap, yakni SMA St. Mikael, SMA N 1 Turi, SMA N 1 Prambanan, SMA N 1 Tempel, SMA N Ngaglik, ini menunjukkkan bahwa siswa SMA kelas XI IPA sebagian besar memiliki pandangan yang positif terhadap internet dan sebagian besar dari mereka setuju bahwa internet sangat mempermudah mereka untuk mencari informasi. Hal ini diperkuat dengan respon sangat setuju


(1)

131


(2)

132


(3)

133


(4)

134


(5)

135


(6)