Pembelajaran kooperatif tipe KAJIAN PUSTAKA

2. Komponen modul Komponen modul menurut Winkel 2014:492, antara lain sebagai berikut: a. Pedoman guru Pedoman ini menguraikan peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar, mendeskripsikan unit yang dipelajari, berbagai kegiatan siswa, alat-alat pelajaran yang digunakan dan alat evaluasi. b. Lembar kegiatan siswa Lembaran kegiatan siswa ini berisikan rumusan tujuan intruksional yang akan dicapai, rangkaian kegiatan belajar yang harus dilakukan, alat-alat pelajaran yang akan digunakan, tugas-tugas yang harus diselesaikan. c. Lembar kerja Lembar kerja ini menyertai lembaran kerja siswa dan berisikan setumpuk pertanyaan dan semua tugas yang harus dikerjakan. d. Kunci lembaran kerja Kunci lembaran kerja berisikan seluruh jawaban atas pertanyaan atau tugas yang dimuat dalam lembaran kerja. Siswa dapat mencocokkan sendiri. e. Lembaran tes Lembaran tes berisikan soal-soal yang harus dikerjakan untuk mengukur tingkat keberhasilanpenguasaan, setelah modul dipelajari. f. Kunci lembaran tes Kunci lembaran tes berisikan seluruh jawaban atas pertanyaan atau tugas yang dimuat dalam lembaran tes. Siswa dapat mencocokkan sendiri.

E. Minat

1. Pengertian Minat Menurut Muhibbin Syah 2013:152 minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Menurut Winkel 2014:219 minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi-materi tertentu. Adanya suatu ketertarikan dalam hal atau bidang tertentu yang bersifat tetap di dalam diri subjek, sehingga seseorang mendalaminya. Menurut Slameto 2010:180 minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Selanjutnya dalam Djamarah 2011:191, Dalyono mengungkapkan bahwa minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Dalam konteks tersebut diyakini bahwa minat sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Tidak banyak yang dapat diharapkan untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik dari seseorang yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu. Djamarah 2011:193 mengatakan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan dengan cara memberikan informasi pada anak didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu atau menguraikan kegunaanya di masa depan bagi anak didik. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu rasa ketertarikan yang tinggi terhadap suatu hal terutama dalam pembelajaran sehingga akan timbul rasa senang dalam mempelajari tanpa ada yang menyuruhnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud minat belajar adalah rasa ketertarikan siswa dalam mempelajari materi prisma dan limas. Diharapkan dari minat siswa yang tinggi akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi. 2. Ciri-ciri siswa yang berminat dalam belajar Menurut Slameto 2003:58 siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus. b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati. d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya. e. Dimanifestikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

F. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana 1990:22 hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk Mulyasa, 2006:243: 1 peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan; 2 mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan perilaku yang diinginkan. Benyamin Bloom dalam buku Nana Sudjana 1990:22 mengklasifikasikan hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Maka, diperlukan alat untuk melakukan penilaian yang berupa tes. Menurut Nana Sudjana 1990:35 tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar kognitif dengan penguasaan bahan pengajaran. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah menerima pengalaman belajar dalam waktu tertentu. Namun dalam penelitian ini hanya dilihat dari ranah kognitif karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi pelajaran.

G. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Prisma dan Limas

1. Prisma

a. Pengertian prisma Prisma adalah bangun ruang tertutup yang dibatasi oleh dua bidang berbentuk segi banyak yang sejajar dan kongruen, serta bidang-bidang yang lainnya diperoleh dengan menghubungkan titik- titik sudut dari dua bidang yang sejajar menjadi garis-garis sejajar.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMP DI KABUPATEN SRAGEN

3 5 101

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization berbantuan modul ditinjau dari minat dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun pelajaran 2015/2016.

0 3 285

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dilihat dari minat dan hasil belajar matematika pada pokok bahasan persamaan garis lurus kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 2013/2014.

0 0 222

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI (Team Assisted Individualization) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan.

0 0 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X 6

0 16 390

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI (Team Assisted Individualization) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan

1 26 228

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Pairs Check (PC) pada Materi Fungsi Ditinjau dari Adversity Quotient Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 0 17