tidur. Sama halnya dengan kode WDD2P1, WD artinya wawancara dengan Dn. D2 artinya deskripsi bagian kedua yaitu penggunaan kekuatan fisik yang
bertujuan agar anak merasakan rasa sakit untuk memperbaiki atau mengontrol perilaku anak tetapi tidak mencederai. P1 artinya jawaban dari pertanyaan pertama
yaitu reaksi orang tua ketika anak lupa merapikan tempat tidur. 2.
Meringkas data hasil wawancara dan observasi kemudian memberi tanda untuk mengkategorikan dan melihat persamaan maupun perbedaannya.
Setelah melakukan koding, peneliti meringkas data wawancara dan observasi yang diperoleh dari setiap narasumber kemudian melihat persamaan dan
perbedaan antara data wawancara dan data observasi sebagai triangulasi data. Setelah itu, peneliti memberi tanda garis bawah pada kalimat yang menyatakan
adanya persamaan dan memberi huruf
italic
pada kalimat yang menyatakan adanya perbedaan.
3. Menganalisis dan mengintepretasi data yang dikode
Kode-kode yang telah dibubuhkan pada data hasil wawancara kemudian akan dibahas dianalisis dan diintepretasikan dan ditemukan kesimpulannya.
F. Kredibilitas dan Transferabilitas
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.
Kriteria yang dapat digunakan yaitu derajat kepercayaan
credibility
dan keteralihan
transferability
. Suatu instrumen dapat dinyatakan sebagai instrumen yang baik dan mampu memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah
memenuhi tingkat kevalidan
.
Agar kesimpulan tidak keliru dan tidak memberikan
gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya diperlukan teknik pemeriksaan uji validitas pada instrumen yang digunakan dalam penelitian.
Instrumen penelitian diuji oleh 5 orang
professional judgment
pada bulan Agustus sampai September 2014. Daftar pertanyaan dan observasi yang akan dipakai
dalam penelitian diperoleh dengan mengonsultasikan kisi-kisi pedoman wawancara dan kisi-kisi panduan observasi serta daftar pertanyaan yang telah
disusun dan divalidasi oleh ahli
professional judgment
dengan tujuan supaya daftar pertanyaan maupun item observasi yang telah disusun dapat mencakup
seluruh isi objek yang akan diteliti.
Professional judgment
I dan II adalah dosen yang ahli dalam penelitian kualitatif. Peneliti memilih kedua dosen tersebut
dengan pertimbangan bahwa kedua ahli paham akan struktur pengolahan kata untuk dijadikan kalimat.
Professional judgment
III dan IV adalah dosen yang ahli dalam bidang psikologi yang paham akan teori-teori mengenai persepsi dan tipe-
tipe pola asuh orang tua.
Professional judgment
V adalah guru kelas. Peneliti memilih guru kelas dengan pertimbangan bahwa guru kelas turut berperan dalam
mendidik narasumber penelitian. Berikut adalah rekapitulasi nilai validasi wawancara dan observasi berdasarkan
check list
dari ahli
professional judgment
: Tabel 3.6 Rekapitulasi Penilaian Validasi Wawancara
No Validator
Aspek 1 Aspek 2
Aspek 3 Aspek 4
1 Dosen a
4 4
3 3
2 Dosen b
3 2
2 2
3 Dosen c
4 3
3 2
4 Dosen d
3 2
2 3
5 Guru
4 4
3 4
Rata-Rata 3.6
3 2.6
2.8
Tabel 3.7 Rekap Penilaian Validasi Observasi No
Validator Aspek 1
Aspek 2 Aspek 3
Aspek 4 1
Dosen a 4
4 3
3 2
Dosen b 3
2 2
2 3
Dosen c 4
3 3
2 4
Dosen d 4
3 2
2 5
Guru 4
3 4
4 Rata-Rata
3.8 3
2.8 2.6
Tabel 3.6 dan 3.7 Menunjukkan nilai dan rata-rata yang diperoleh dari kelima
professional judgment
. Skor setiap aspek adalah 1 sampai 4 dan penilaian dari
professional judgment
menunjukkan bahwa rata-rata yang diperoleh sudah melebihi batas angka 2 namun peneliti masih harus melakukan revisi dalam hal
pengolahan kalimat agar kalimat yang digunakan dalam instrumen efektif dan mudah dipahami anak usia SD. Revisi pada instrumen penelitian dilakukan
sebanyak dua kali dengan rekomendasi pada instrumen pedoman wawancara agar mengganti pola kalimat karena beberapa kalimat masih menimbulkan makna
ganda sehingga harus diperjelas kalimatnya sedangkan rekomendasi pada lembar observasi masih perlu dibuat lebih spesifik sehingga jelas apa yang akan dilihat
dalam observasi. Penelitian kualitatif dapat dikatakan absah dan berkualitas apabila peneliti
berhasil menggali dan mengeksplorasi masalah yang sedang diteliti terkait dengan
setting
penelitian, proses, dan pola interaksi yang ada dalam penelitian Poerwandari, 2007. Galian masalah yang dideskripsikan oleh peneliti kualitatif
harus mencakup kompleksitas yang terjadi pada semua aspek dan interaksinya yang kemudian akan menjadi tolak ukur kredibilitas data penelitian. Dalam rangka
meningkatkan kredibilitas data, peneliti akan melakukan beberapa hal seperti yang telah dikemukakan oleh Patton dalam Poerwandari, 2007, yaitu:
1. Mencatat hal penting serinci mungkin yang didalamnya terdapat
pengamatan obyektif pada semua subyek pada penelitian ini. 2.
Mendokumentasikan data yang diperoleh secara lengkap dan rapi. Baik data mentah yang berasal dari lapangan dan data yang telah dianalisis.
Peneliti akan mencatat segala hal tentang narasumber secara rinci dan tidak akan membedakan antar narasumber. Catatan tersebut berupa catatan tertulis di
lapangan dan rekaman hasil wawancara dengan narasumber. Tindakan selanjutnya, peneliti akan menuliskan rekaman hasil wawancara tersebut menjadi
sebuah transkrip wawancara dengan setiap narasumber. Peneliti melakukan triangulasi untuk dapat melihat kepercayaan dan
meningkatkan kredibilitas. Triangulasi menurut Marshall dan Rossman Poerwandari, 2007 mengacu pada upaya mengambil sumber-sumber data yang
berbeda, dengan cara yang berbeda, untuk memperoleh kejelasan mengenai suatu hal tertentu. Data dari sumber yang berbeda ini dapat memperkaya penelitian.
Triangulasi data yang peneliti lakukan dengan observasi pada waktu yang berbeda-beda untuk melihat informasi lebih jauh serta meminta satu orang teman
untuk ikut mengamati dan melakukan observasi selama satu kali. Satu orang teman tersebut menulis hasil pengamatan pada lembar observasi yang telah
peneliti siapkan kemudian peneliti akan melihat kesamaan atau perbedaan yang muncul dari hasil observasi dan hasil wawancara.
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN