Wawancara Observasi
matematika. Kalau belajarnya setengah delapan
udah selesai. Dari jam tujuh, udah sholat isya’ jam tujuh sampai jam
setengah delapan. Sholat Isya’ di masjid belakang Giant
bersama Pak Dhenya. Setelah sholat Isya’ harus langsung pulang dan setelah
itu mengerjakan PR dan belajar kemudian menata barang-barang untuk
esok hari.
Jam sanga to? Bapak ki biasane mangkat jam wolu, jam sanga, jam
sepuluh, nganti jam rolas opo jam papat.
Kalau pulangnya ya.. Jam Sembilan
.
Kira-kira pukul tiga sore saat peneliti bercakap-cakap dengan Ibu dan kakek
narasumber, Bapak narasumber pulang
dan mengajak berjabat tangan kemudian ikut bercakap-cakap
bersama. Kata Ibu tidak biasanya Bapak pulang pada jam sore seperti itu.
Ternyata Bapak pulang meluangkan waktu untuk bertemu dengan peneliti.
Eee suruh letakin sepatu di situ di rak, terus tasnya jangan taruh sini
taruh dalem kamar. Kalau mainan ya diberesin. Seragamnya dikasih
hanger. Akeh banget. Jangan main- main sampai jam setengah sebelas.
Kalau malem Minggu boleh sampai jam setengah dua belas.
Melepas sepatu dan menaruhnya di rak samping pintu rumah kemudian
langsung masuk kamar untuk ganti baju. Keluar kamar menemui peneliti
dan bercakap-cakap bersama Ibu narasumber serta adiknya yang masih
balita.
2. Pola Asuh Orang Tua Hp
Hp lahir pada tanggal 26 Oktober 2002 di keluarga yang tercukupi dengan ayah dan ibu yang tergolong masih sangat muda. Hp adalah anak pertama dari
keluarga tersebut. Keluarganya mempunyai usaha jual beli ternak kambing. Jika dilihat dari penampilan, Hp terkesan seperti anak yang sangat sederhana dengan
gaya berpakaian yang apa adanya dan urakan. Hp tidak memperhatikan penampilan, bahkan ketika dia memakai seragam lengan panjang yang
mengharuskan dia berdandan rapi dan memakai kerudung, dia selalu melepas
kerudungnya dengan alasan tidak dapat menahan cuaca yang panas. Hp seharusnya sudah menduduki bangku kelas VI, namun karena dia sulit untuk
menerima pelajaran maka diusianya yang kedua belas ini dia masih harus tinggal di kelas IV. Hp termasuk siswi yang aktif, motoriknya sangat baik namun
terkadang dia jahil terhadap teman-temannya. Sering kali dia memukul keras bahu temannya secara tiba-tiba namun teman-temannya tetap segan terhadap dia karena
mereka menganggap Hp adalah tetua di kelas IVA yang harus dihormati. Di luar sekolah, Hp mempunyai teman lawan jenis dan mereka sangat akrab sampai-
sampai mereka membuat kesepakatan untuk menjalin hubungan pacaran. a.
Data dari Hasil Wawancara 1
Kontrol Orang Tua Terhadap Anak Hp tinggal bersama Ayah, Ibu, dan adiknya yang berumur 5 tahun di sebuah
rumah yang letaknya tidak jauh dari SDN Nogotirto. Di samping kanan rumah Hp terdapat rumah tantenya dan masih satu kampung pula tetapi beda RT terdapat
rumah kakek dan neneknya. Setiap hari Hp berangkat dan pulang sekolah berjalan kaki menyusuri perkampungan. Sepulang sekolah, Hp selalu mengunjungi rumah
tantenya karena di situ ada keponakannya yang masih bayi dan baru berumur 7 bulan. Malamnya, setelah dia mengerjakan PR jika ada PR, dia menonton televisi
sampai malam dan setelah itu dia tidur. “Kalau siang… Kalau siang main ke tempat saudaraku. Itu gitu.
Kalau sore
main. Kalau malem belajar, habis belajar liat tv. Liat tv… Tidur. Keesokan
harinya bangun jam tiga.
” WHD1P2
Hp mempunyai kebiasaan bangun tidur terlalu pagi. Biasanya dia bangun jam tiga pagi dan setelah itu dia sudah tidak bisa tidur kembali padahal dia juga
tidak pernah men-
setting alarm
pada jam bekernya. Pagi hari setelah Hp tidak sengaja terbangun, dia menghabiskan waktu sampai jam lima pagi dengan
menonton tv. Selanjutnya, dia mandi kemudian sarapan dan sekitar jam setengah tujuh dia berangkat ke sekolah.
“
Habis itu
liat tv. Liat tv… Mandi jam lima habis itu
sarapan, setegah tujuh berangat.
” WHD1P1 Walaupun Hp mempunyai banyak waktu luang di pagi hari, dia tidak pernah
menyempatkan waktu untuk sholat subuh karena malas dan menurutnya air di pagi hari masih sangat dingin. Alasan lain mengapa Hp tidak pernah sholat subuh
karena dia takut jika nanti terlambat untuk berangkat ke sekolah. “
Enggak.
WHD1P1b …….
Nggak papa. Males aja.
WHD6P3 …….
Dingin airnya.
WHD6P3a …….
Jam lima mandi.
WHD1P1c …….
Takut telat, Bu.
” WHD6P3b Setiap hari Bunda Hp sudah menyiapkan sarapan namun terkadang jika
waktu sudah menunjukkan setengah tujuh, Hp lebih mementingkan untuk bergegas berangkat ke sekolah tanpa menyantap sarapan yang sudah tersedia.
“
Sarapan.
Habis sarapan…berangkat. WHD1P1d …….
Nggak mesti. Kalau udah telah ya udah nggak sarapan. Kalau habis sarapan, berangkat.
WHD1P1e …….
Udah.
WHD5P4 …..
Setengah tujuh.
” WHD1P1f Sepulang sekolah, Hp langsung menuju ke kamarnya untuk ganti baju
kemudian pergi bermain sampai sore hari. Dia menyukai permainan kasti. Hampir
setiap hari Hp sering bermain kasti bersama teman-teman di kampung dekat rumahnya.
“
Pulang sekolah emmm ganti baju.
WHD1P2b …….
Habis ganti baju main, tidur, Bu. Eh main sampai sore. Kalau main kan biasanya aku nggak
main yang tempat pasaran lah, nggak ngapa-ngapain tapi cuma kasti.
WHD1P2c …….
Di kampungnya Gg.
WHD5P9 …….
Aku, Del.. Aku, Della.
” WHD6P1 Setelah selesai bermain, Hp kemudian mandi. Ada peraturan di rumahnya
agar dia sampai di rumah sebelum jam setengah enam sore. “
Itu kan setiap hari kan mainan to Bu, mainan sampai nanti, nanti sorenya pulang, ehh bubar, pulang, habis itu nanti mandi..
WHD1P2d …….
Aku pulangnya maksimal jam setengah enam
.” WHD6P3c Hp tidak pernah menyempatkan waktu untuk tidur siang karena ada sesuatu
hal yang ditakutinya. Hp beranggapan jika dia tidur siang maka badannya akan melar dan menjadi gemuk seperti badan Ghea, teman sekelasnya. Dia sangat takut
jika dia gemuk, dia tidak akan bisa berlari kencang. Hp memang aktif, dia suka berlari-larian bersama teman-temannya.
“
Nggak pernah. Takut gemuk.
WHD6P3d …….
Takut gemuk habisnya nanti kalau gemuk nggak bisa lari kayak Ghea ntar.
” WHD6P3e Malam hari ketika Hp berada di rumah, dia makan malam kemudian belajar.
Belajar bagi Hp adalah sebatas mengerjakan PR dan jika tidak ada PR, Hp menghabiskan waktu malam hari untuk menonton tv.
“
He-e. Habis mandi trus maem. Habis maem eee belajar trus habis belajar liat tv.
WHD1P2g …....
Kalau ada PR doang.
WHD1P2h ...…
Enggak.
WHD1P2i Hp menonton tv tidak bersama dengan orang tuanya. Dia menonton tv di
kamarnya. Kamar Hp dan kamar orang tuanya bersebelahan dan ada tv di masing- masing kamar. Setiap malam Hp biasa menonton acara tv Ganteng-Ganteng
Serigala. Dia sangat menyukai acara tersebut sampai-sampai jika listrik padam, dia meminjam
handphone
milik bundanya agar tetap dapat melihat sinetron tersebut agar tidak ketinggalan untuk memahami alur ceritanya.
“
Enggak.
WHD5P11 …….
Sendiri. Kan kamarnya beda-beda, Bu.
WHD5P11a …….
Aku yang sini, ayah eee orang tuaku sama adikku yang
sebelahku.
WHD5P11b …….
Ganteng-Ganteng Serigala.
WHD1P2l ……..
Aku kalau nggak liat tu mesti takut ketinggalan.
WHD1P2m …….
Lampunya mati ya..
WHD1P2n …….
Ya pinjem hpnya bundaku liat tv.
” WHD1P2o Setelah menyaksikan sinetron Ganteng-Ganteng Serigala, Hp tetap berada di
depan televisi untuk menyaksikan acara Mak Ijah Pengen ke Mekkah. Setelah acara Mak Ijah Pengen ke Mekkah selesai, Hp masih berdiam diri di depan tv dan
menyaksikan sineron Elang sampai pukul 22.30 dan setelah itu dia tidur. “Sampai jam… Dari jam setengah delapan sampai jam
sembilan.
WHD1P2p …….
Setelah itu aku liat Mak Ijah Pengen ke Mekkah.
WHD1P2q …….
Sampai Elang. Sinetron Elang.
WHD1P2r …….
Jam sepuluh. 22.30.
WHD1P2s …….
Habis itu aku tidur.
” WHD1P2t
Hp tidak pernah merasa lelah dan mengantuk ketika berada di sekolah walaupun malam harinya dia tidur larut malam. Bahkan, setiap hari Minggu Hp
terbiasa tidak tidur dan menghabiskan waktu Minggu malam dengan menonton acara-acara di televisi.
“
Emmm setengah dua belas.
WHA1P2u …….
Enggak. Aku dah pernah kok Bu pas Minggu enggak tidur satu hari dua puluh empat jam.
WHD6P3f ……. Enggak. Aku kalau malem… Sabtu malem sama Minggu
malem tu liat tv terus lho.
” WHD6P3g
Ketika Hp melakukan kesalahan dan membuat amarah orang tua Hp memuncak, mereka tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan dan melukai
tubuh Hp dengan memukul tubuh mungil Hp. “Takut dimarahin. Dibanting nanti sama…” WHD4P1c
Hp mempunyai teman akrab namun berbeda sekolah, namanya Gg. Gg adalah siswa SD Mitra Alam kelas III Amerika. Rumah Hp dan rumah Gg
berbeda kampung namun tidak terlalu jauh. Hp dan Gg mempunyai kedekatan khusus dan mereka telah menjalin hubungan pacaran. Hp pernah tidur di rumah
Gg dan mereka tidur dalam satu kamar. Hp tidur di rumah Gg memang disengaja dan orang tua Hp mengetahui serta memperbolehkan pula akan hal tersebut.
Orang tua Hp mengenal orang tua Gg. “
Aku dah pernah tidur tempatnya Gg.
WHD6P2 …….
Tidur bareng di
kamar. Gg di atas aku di bawah.
WHD6P2a ……..
He-e. Tapi kalau aku
tidur kan ngorok, Bu. Kalau nggak
ngorok… WHD6P2b …….
Ya nggak papa.
WHD6P2c …….
Ya nggak papa.
WHD6P2d ……..
He-e.
WHD6P2e …….
Tau.
WHD6P2f …….
Boleh.
WHD6P2g
Tau.
” WHD6P2h
2 Komunikasi
Malam hari Ayah dan Bunda Hp sering memperingatkan agar Hp belajar, namun jika tidak ada PR Hp tidak belajar.
“
Malem, Bu.
WHD5P6 …….
Cuma dibilangi suruh belajar gitu.
WHD5P6a …….
Cuma dimarahin doang.
” WHD5P5 Jika Hp mendapat PR dan ia tidak bisa mengerjakan PR tersebut, dia dibantu
oleh Bundanya. “
Bundaku.
WHD5P7 …….
Kadang-kadang.
” WHD1P4 Tanggapan orang tua ketika Hp mendapat nilai yang kurang memuaskan
adalah memberi arahan agar Hp lebih giat belajar dan jika Hp mendapat nilai yang memuaskan, orang tua Hp menjanjikan untuk memberinya hadiah.
“Disuruh belajar lebih giat. WHD3P1 …….
Pernah.
WHD5P8b …….
Beliin sepeda.
” WHD5P8c Dalam waktu dekat ini, Hp dan orang tuanya telah membuat kesepakatan
jika Hp naik kelas V maka orang tuanya akan membelikannya HP beserta tongkat narsis.
“
Besok kelas lima kan Bunda kan dah janji mau mbeliin HP.
WHD5P8 ……..
Besok kelas lima mau dibeliin HP.
” WHD5P8a
Setiap hari Hp mendapat uang saku dari orang tuanya. Nominal uang saku per harinya berjumlah dua ribu atau tiga ribu rupiah. Hp menggunakan uang
tersebut untuk jajan di sekolah sampai habis. Namun terkadang dia juga menyisakan sebagian uang untuk ditabung.
“
He-e.
WHD5P4a ……
Dua ribu kalau nggak tiga ribu
”
.
WHD5P4b Pemenuhan akan kebutuhan dan keperluan sehari-hari tidak semua Hp
dapatkan dari Ayah maupun Bundanya namun juga dari kakek dan neneknya. “
Nggak mesti orang tua. Simbah. Simbah utiku.
” WHD5P4c
Hp mempunyai tabungan di bank dan dia pun mempunyai ATM. Hp bercerita bahwa setiap kambing milik keluarganya laku terjual, dia pasti mendapat
cukup banyak uang dari orang tuanya kemudian dia tabung uang tersebut di bank. Seringkali, Hp mendapat kiriman uang dari kakak sepupunya yang bekerja di
Bandung. “
Punya di bank.
WHD6P3u …….
Punya.
” WHD6P3v Ayah Hp masih tergolong muda dengan pendidikan tertinggi SMP dan
pendidikan tertinggi Bundanya adalah SMA. Mereka bekerja dalam satu tempat kerja di Perniaga Merapi membuat patung namun jam kerja mereka tidak setiap
hari sama. Terkadang Bunda Hp masuk pagi dan Ayahnya masuk sore, begitu atau pun sebaliknya.
“
Bundaku kan nganu. Kan pendidikan tertingginya kan SMA, kalau ayahku SMP.
WHD5P7a …….
Di Perniaga Merapi. Mbuat patung, lukis
… WHD5P1
…….
He-e. Tapi kerjanya nggak mesti bareng.
” WHD5P1a
Pengamatan Hp ketika orang tuanya berada di rumah, orang tua Hp makan, melihat tv, BBMan. Nah saat BBMan orang tua Hp pasti tertawa-tawa kecil.
“
Ya maem, liat tv, BBMan, kalau BBMan mesti ketawa -ketiwi ketawa sendiri.
“ WHD5P3 Hp pernah tidak jujur pada orang tuanya. Kesepakatan keluarga
menganjurkan agar Hp harus berada di rumah sebelum jam setengah enam sore, namun dia pernah pulang malam bersama teman yang rumahnya berdekatan
dengan rumah Hp. Bahkan sering kali Hp menginap rumah temannya karena takut dimarahin jika pulang telat.
“Sentri tu sebelahku… Sampai malem WHD4P1b …….
Nggak boleh pulang telat, kalau pulang telat dimarahin.
WHD6P3y …….
Enggak, paling telat jam enam.
WHD6P3z …….
Aku dah pernah dulu sampai jam setengah tujuh, nggak berani pulang.
WHD1P3g …….
Akhirnya nginep.
WHD6P2i ……..
Tempatnya temenku.
WHD6P2j …….
Man… e kok Manda. Lanny kalau nggak Lanny, Alma
.
” WHD6P2k Komunikasi yang terjalin antara Hp dan orang tuanya tergolong lancar.
Mereka bebas berkomunikasi menceritakan keluarga besar mereka. Namun Hp jarang menceritakan bagaimana sifat dan karakteristik teman-temannya. Ayah
Bunda Hp mengetahui siapa saja teman-teman Hp namun tidak paham secara detail bagaimana pribadi masing-masing teman Hp. Belum lama ini Hp merasa
kehilangan teman yang biasa sebagai tempat dia berbagi cerita. Sekarang, Hp lebih diam dan memendam segala yang dirasakannya sendiri.
“
Enggak mesti.
WHD5P10 …….
Enggak.
WHD5P10a …..….
He-e. Dipendem sendiri. Kalau nggak tak certain ke yang lebih tua ya tak pendem
sendiri.
WHD5P10b …….
Ada.
WHD6P1g …….
Kiki. Itu sekarang udah pindah ke Jawa Timur. Pas dia pindah kan nangis to, Bu dari kelas
satu dulu sampai sekarang dia jadi sahabatku.
” WHD6P1h Siang hari sepulang sekolah ketika Hp ingin bermain, dia sering tidak
meminta izin pada Ayah atau Bundanya karena takut jika tidak diperbolehkan kemudian dimarahi oleh kedua orang tuanya. Dari pada tidak boleh pergi bermain,
dia berpikiran lebih baik tidak perlu meminta izin sekalipun. Sesampainya di rumah, Ayah dan Bunda sering kali bertanya untuk apa dan dari mana dan Hp pun
menjawab bahwa dia pergi bermain namun Ayah dan Bundanya hanya diam saja dan tidak memarahi dengan tegas padahal Hp pergi tanpa izin.
“
Sering.
WHD6P4 ……. Hi… WHD6P4a …….
Takut dimarahin.
WHD6P4b …….
Hee daripada nggak boleh main.
WHD6P4c …….
Nggak diapa-
apain cuma ditanya ‘Main’ gitu aku ‘
Cuma main
’.“ WHA6P4d
Orang tua Hp jarang mengeluarkan amarah jika kesalahan yang Hp perbuat dalam tahap-tahap ringan. Orang tua Hp hanya mendiamkan Hp untuk sementara
waktu ketika Hp melakukan kesalahan. “
Didiemin.
Tapi kalau…”
.
WHA6P4e Hp sering merasa jengkel ketika Bundanya memarahi dia padahal dia tidak
melakukan kesalahan.
Adik yang bikin marah. Yang nakal adik yang dimarahin gua.
WHD6P3x
3 Tuntutan Orang Tua untuk Menjadi Matang Anak Berkembang Sesuai
Usianya Hp pernah mengalami pengalaman yang tak terlupakan. Saat kelas II, Hp
tidak naik kelas. Hp takut pada orang tuanya dan dia menyembunyikan diri di balik almari kamarnya. Dia tidak mempunyai keberanian untuk keluar kamar dan
bertemu dengan orang tuanya. Sampai dua hari Hp bersembunyi di kamar dan berdiam diri. Saat Hp lapar dia harus mengendap-endap keluar kamar dan
sebelumnya memastikan terlebih dahulu bahwa ayahnya sudah tidur dan dia makan tanpa bertemu dengan ayahnya. Saat itu ayahnya benar-benar
mengeluarkan amarah tingkah tinggi. Ayahnya kecewa Hp harus tinggal di kelas. “
Pas kelas dua apa ya. Aku kan ga naik, nggak dapet nilai memuaskan tu lho Bu trus aku kan ngumpet di balik lemari nggak berani keluar.
WHD3P1a …….
Dua hari aku di kamar terus
. WHD1P3b …….
Enggak, kalau Ayahku tidur trus aku keluar ambil maem gitu. Tapi kalau ayahku belum tidur aku takut e Bu.
” WHD1P3c Hp juga pernah melakukan kesalahan, dia sengaja mengambil kunci motor
mio milik Ayahnya dan berlatih menggunakan motor tersebut. “
Aku dulu udah pernah nglakuin kesalahan tapi aku nggak berani ngomong. Aku kan ambil kunci motor, motornya tak bawa abis tu tak buat jalan-jalan.
WHD1P3d …….
Ya cuma jalan-jalan di sini muter-muter. Aku kan nggak
berani sampai jalan raya, Bu. Abis tu cuma jalan-jalan di sini kalau udah capek aku kan punya uang saku, punya uang tabungan tadi itu lho Bu kan
tak sisain mesti trus aku ngambil dua puluh lima ribu gitu.
WHD1P3e
……..
Kalau nggak dua puluh. Lha kan kalau bensinnya habis kan sama buat beli.
” WHD1P3f Walaupun berulang kali Hp membuat kecewa Ayah dan Bundanya dengan
melakukan beberapa kesalahan dan tidak menepati kesepakatan bersama, Hp sangat menyayangi kedua orang tuanya. Hp mempunyai cita-cita dan keinginan
untuk memberangkatkan haji kedua orang tuanya. Dia berusaha untuk menyisihkan uang kemudian menabung semampunya.
“
Di sini ni ada pintu kan trus aku tulis semua keinginanku.
WHD6P3p
Ini, jendela ini. Semua keinginanku.
WHD6P3q …….
Aku cuma pengen satu, sebelum orang tuaku meninggal dia harus naik haji.
WHD6P3r …….
He-
e. Semoga kalau besok aku dah… Dah punya uang aku dah nikah
gitu orang tuaku belum meninggal.
WHD6P3s …….
Jajan nggak mesti sih, Bu.
” WDD6P3t
b. Data dari Hasil Observasi
1 Kontrol Orang Tua Terhadap Anak
Kegiatan yang dilakukan Hp pagi hari adalah mandi, ganti pakaian seragam sekolah, sarapan, memakai sepatu, izin pergi ke sekolah. Pagi itu ketika peneliti
melakukan pengamatan, Hp bergegas mandi tanpa merapikan tempat tidurnya. Bunda Hp marah dan memberi peringatan tegas agar Hp selalu merapikan tempat
tidurnya dan jika tidak maka Hp harus membersihan seluruh bagian dari rumahnya. Dengan sedikit bentakan, Bunda Hp memerintahkan agar Hp melipat
selimut dan menata bantal serta sprei. Ketika diperintah untuk melipat selimut dan menata bantal serta sprei, Hp berkata sudah padahal dia belum melaksanakan
perintah tersebut. Bunda semakin marah dan menarik tangan Hp menuju ke kamarnya kemudian menunjukkan bahwa kamarnya masih berantakan. Hp
tertawa dan langsung merapikan tempat tidurnya dengan cepat walaupun masih terlihat belum rapi.
Saat peneliti melaksanakan PPL di SDN Nogotirto, setiap pagi peneliti bertugas menyeberangkan siswa-siswi dan memberi sapaan pagi pada semua
siswa di gerbang sekolah dan peneliti juga mengamati bahwa Hp selalu sampai di sekolah sebelum bel berbunyi. Beberapa kali peneliti menemui Hp sudah duduk di
sebelah gerbang sekolah sebelum peneliti datang. Setelah pulang sekolah, Hp melepas sepatu dan menaruhnya di samping pintu rumah bagian belakang
kemudian langsung masuk kamar untuk ganti baju setelah itu ia keluar kamar dengan keadaan masih mengenakan seragam dan mencari-cari baju di kamar
Ayah dan Bundanya. Setelah keluar dari kamar Ayah dan Bundanya, Hp berlari menuju ke kamarnya lagi karena dia hanya memakai kaos dalam sementara
seragamnya sudah ia lepas. Setelah itu, Hp menemui peneliti dan bercakap-cakap lalu mengajak peneliti ke rumah tantenya yang berada di samping kanan
rumahnya. Di rumah tantenya tersebut, Hp bermain bersama keponakannya yang masih berumur 7 bulan. Hp menggendong keponakannya dan berusaha membuat
dia tertawa dengan memperagakan tingkah aneh yang dibuat pada wajah dengan cara menggembungkan pipinya. Setelah cukup lama Hp dan peneliti bersendau
gurau dengan keponakan Hp, kemudian Hp mengajak peneliti ke rumahnya kembali dan bertemu dengan Ayah serta Bundanya. Ayahnya sedang istirahat dan
tidur di sofa ruang tamu sedangkan Bundanya menggendong keponakan lainnya
yang berusia 7 tahun juga. Hp berlari menemui adiknya yang masih kelas TK A dan mengajak adiknya untuk bermain lempar tangkap bola. Setelah cukup lama
bercakap-cakap dengan orang tua Hp, peneliti melakukan wawancara di teras rumah.
Ketika itu Hp memakai rok pendek dan saat duduk, rok tersebut terlipat hingga pahanya terlihat jelas. Bunda memperingatkan agar Hp duduk dengan
sopan terlebih saat dikunjungi teman atau pun orang lain. Bunda Hp menasehati dengan lembut dan memberi pengertian bahwa kita harus menjaga tubuh sebaik
mungkin. Orang tua memperhatikan akan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun terkadang kebutuhan sehari-hari Hp dipenuhi oleh simbahnya. Saat
peneliti melakukan observasi, peneliti dipertemukan dan dikenalkan pada simbah Hp dan sempat bercakap-cakap sebentar. Setelah itu, simbah memberi uang pada
Hp agar digunakan untuk membeli alat-alat tulis untuk kepentingan sekolah. Hp menceritakan pengalaman sehari-hari saat disekolah maupun di luar
rumah. Saat peneliti berkunjung ke rumah Hp, Hp bercerita pada Bundanya bahwa di sekolah dia belajar bersama Ibu PPL membuat prakarya berupa mobil-
mobilan yang terbuat dari bahan kardus. Saat mengerjakan PR dan belajar, Bunda menemani Dn walaupun terkesan seperti tidak peduli. Bunda sibuk menemani
adik Hp yang saat itu menangis karena bola mainannya hilang entah ke mana. Cara mengingatkan agar anak selalu belajar melalui sindiran tegas dengan
berkata, “Arep dadi opo kowe sesuk nek ra sinau?” Ketika Hp mengambil tas dan buku-buku di kamarnya untuk mengerjakan PR, Hp menutup pintu kamar dan
tidak sengaja menutup dengan kerasnya sampai menimbulkan suara yang
mengagetkan namun orang tua acuh tak acuh dan tidak menegur. Orang tua membiasakan agar Hp harus berada di rumah sebelum jam 17.30 WIB dan setelah
melebihi jam tersebut jika Hp ingin bepergian harus meminta izin pada Ayah atau Bundanya terlebih dahulu. Saat peneliti melakukan observasi, Ayah dan Ibu Hp
meminta Hp untuk mengajak peneliti makan di luar dan itupun memang karena perintah dari orang tua Hp.
2 Komunikasi
Saat peneliti melakukan observasi, peneliti juga diajak mengunjungi rumah tantenya dan bermain bersama keponakannya. Sore hari, Hp menyempatkan
waktu untuk bermain bersama teman-teman sebaya yang rumahnya hampir berdekatan. Ketika Hp mengerjakan PR dari guru di sekolahnya, Bunda Hp
mendampingi Hp belajar namun hanya menemani. Bunda membimbing dengan membantu menjawab namun hanya beberapa nomor saja. Ada 10 nomor soal
namun Bunda hanya memberi tahu 4 jawaban yang diketahuinya saja. Selanjutnya, peneliti menyarankan agar narasumber membaca Buku Pepak
Bahasa Jawa. Peneliti mencoba mencarikan jawaban PR narasumber dan memberi tahu halamannya, kemudian narasumber membaca dan menulis 6 jawaban yang
belum diketahuinya. Jika Hp tidak tahu jawaban dari PRnya, dia langsung bertanya pada Bunda dan Bunda berusaha untuk menjawab. Namun jika Bunda
dan Ayahnya tidak mengetahui akan pokok bahasan yang dimaksudkan maka dengan terpaksa Hp memngosongkan jawaban dari soal PRnya.
Saat peneliti melaksanakan PPL di SDN Nogotirto dan ketika itu istirahat sekolah peneliti menjaga kantin sekolah, peneliti bertanya-tanya tentang uang
saku narasumber dan narasumber menceritakan banyak hal. Terkadang dia memperoleh uang saku tambahan dari kakek neneknya. Saat peneliti melakukan
observasi, keluarga besar Hp berkumpul di depan rumah Hp untuk menghadiri acara pernikahan saudara mereka. Simbah uti menghampiti Hp dan memberinya
uang Rp.10.000,- agar disimpan atau dibelikan alat tulis dan keperluan sekolah lainnya.
3 Tuntutan Orang Tua untuk Menjadi Matang Anak Berkembang Sesuai
Usianya Saat peneliti melaksanakan PPL di SDN Nogotirto dan ketika itu istirahat
sekolah, peneliti mendapat tugas untuk menjaga kantin sekolah. Peneliti bertanya- tanya mengenai uang saku Hp dan Hp pun menceritakan banyak hal mengenai
jumlah nominal uang yang dimilikinya. Terkadang dia memperoleh uang saku tambahan dari kakek neneknya. Ketika bertemu dengan orang-orang di sekitarnya,
Hp sangat ramah dan selalu menyapa orang-orang yang berada di sekitarnya. Saat peneliti akan menuju rumah Hp, peneliti dan Hp berjalan kaki dan di sepanjang
jalan banyak tetangga yang sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Hp menyapa dan melemparkan senyum pada tetangga-tetangga yang ia temui. Pada intinya, Hp
diajarkan untuk berperilaku dan bersikap sopan serta ramah dengan tamu dan tetangga sekitar. Hal serupa dijumpain pula ketika sekitar pukul 19.00 WIB, Hp
dan peneliti keluar rumah untuk makan di warung dekat rumah. Saat perjalanan, berkali-kali narasumber bertemu dengan tetangganya dan saling bertegur sapa
sembari memperkenalkan peneliti pada siapa saja orang dekat yang ditemuinya.
Saat peneliti bercakap-cakap dengan Hp, Hp bercerita bahwa sering kali Dn mandi sore di rumah Gg setelah mereka bermain kasti. Hp tidak membawa baju
ganti namun setelah dia mandi, dia memakai baju yang dikenakan sebelumnya dan jika sudah sampai rumah barulah Hp berganti pakaian. Di sekolah saat
peneliti melaksanakan PPL, Hp sering mengunjungi peneliti di perpustakaan tempat peneliti mengerjakan tugas-tugas pribadi maupun tugas dari sekolah. Hp
mengutarakan perasaannya bahwa dia merasa mempunyai teman baru untuk berbagi cerita dan mengungkapkan segala perasaannya. Hp bercerita banyak
mengenai pengalaman-pengalaman hidup dan keluarga besar yang sangat menyayanginya. Untuk sekarang ini, Hp sangat beryukur mempunyai dua orang
tua yang baik yang selalu memaafkan kesalahan yang dia perbuat. Selalu menyapa dan berusaha menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain di lingkungan
sekitar. Hp meminta izin pada Ayah dan Bundanya ketika akan berangkat ke
sekolah. Dia berjabat tangan dan mencium tangan Ayah Bundanya. Hal ini dimaksudkan agar Hp selalu menghormati orang tua dan mengingat bahwa
kesemuanya akan berjalan lancar berkat doa restu dari orang tuanya. Berikut adalah tabel pola asuh yang diterapkan oleh kedua orang tua Hp
baik di dalam maupun di luar rumah yang dapat membentuk karakter serta kepribadian Hp. Orang Tua Hp memberi aturan-aturan dan hukuman jika Hp
melakukan kesalahan yang dimaksudkan agar Hp jera dan tidak mengulang kesalahan yang sama. Orang tua Hp seringkali acuh tak acuh dan membebaskan
Hp ketika Hp hendak bepergian.
Tabel 4.3 Pola Asuh Hp Komponen
Deskripsi Pernyataan
Kontrol Orang Tua
terhadap Anak
Metode pembentukan karakter serta pengajaran
kontrol diri dan perilaku yang dianggap pantas.
Orang tua menerapkan aturan- aturan untuk membatasi adanya
perilaku menyimpang, misalnya harus berada di rumah sebelum
jam setengah enam sore.
Penggunaan kekuatan fisik bertujuan agar anak
merasakan rasa sakit untuk memperbaiki atau
mengontrol perilaku anak tetapi tidak mencederai.
Orang tua memberi peringatan keras pada Hp dengan cara
membentak agar Hp mempunyai rasa takut pada orang tuanya.
Menghentikan atau menekankan perilaku
yang tidak diinginkan melalui kontrol orang tua
yang dilakukan secara verbal atau fisik; dalam
hal ini termasuk meminta, ancaman, penarikan hak-
hak, memukul, atau bentuk hukuman lainnya.
Membentak dan menarik tubuh Hp ketika dia tidak merapikan
tempat tidur, dan ketika Hp tidak naik kelas Ayah Hp sangat marah.
Ayah Hp memukul-mukul tubuh Hp dan mendorong Hp sampai
badan Hp terasa terbanting.
Serangan verbal yang dapat menyebabkan
kerugian psikologis, seperti berteriak bentuk
yang paling umum, mengumpat, mengejek,
mengancam akan memukul, atau
mengancam mengusir anak.
Membanting tubuh Hp dengan keras sambil memberi peringatan
kera pada Hp agar selalu rajin belajar.
Komunikasi Dapat berbentuk
mengabaikan isolasi, atau menunjukan
ketidaksukaan kepada anak.
Orang tua mendiamkan anak dan seolah-olah tidak peduli sehingga
beberapa hari ketika ada masalah, kedua orang tua tidak menjalin
komunikasi dengan Hp.
Komponen Deskripsi
Pernyataan Tuntutan
orang tua untuk
menjadi matang anak
berkembang sesuai
usianya Teknik pendisiplinan yang
didesain untuk menumbuhkan perilaku
yang diinginkan dengan merangsang rasa keadilan
dan penalaran anak. Orang tua menetapkan beberapa
aturan-aturan yang sehaursnya dipahami Hp sehingga Hp
berusaha untuk tidak melanggarya.
Data hasil wawancara dan observasi menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan dan hal tersebut dapat digunakan sebagai triangulasi sumber untuk
membandingkan pendapat dan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Persamaan data hasil wawancara dan observasi ditandai dengan kata yang bergaris bawah
underline
, sedangkan perbedaan data hasil wawancara dan observasi ditandai dengan kata yang bercetak miring
italic
. Berikut adalah tabel hasil wawancara dan observasi pada narasumber Hp:
Tabel 4.4 Data Hasil Wawancara dan Observasi pada Narasumber Hp Wawancara
Observasi Kalau siang… Kalau siang main ke
tempat saudaraku. Itu gitu. Kalau sore main.
Setelah itu, narasumber menemui peneliti dan bercakap-cakap lalu
mengajak peneliti ke rumah tantenya yang berada di samping kanan
rumahnya. Di rumah tantenya tersebut, narasumber bermain dengan
keponakannya yang masih berumur 7 bulan.
Tidur. Keesokan harinya bangun jam tiga. Habis itu liat tv. Liat tv…
Mandi jam lima habis itu sarapan, setegah tujuh berangat.
Mandi, ganti pakaian seragam sekolah, sarapan, memakai sepatu, izin pergi ke
sekolah.
Pulang sekolah emmm ganti baju. Habis ganti baju main, tidur, Bu. Eh
Berkunjung ke rumah tantenya, bermain bersama peneliti dan adiknya
Wawancara Observasi
main sampai sore. Kalau main kan biasanya aku nggak main yang
tempat pasaran lah, nggak ngapa- ngapain tapi cuma kasti.
di teras depan rumah, kemudian berjalan menuju rumah Gg teman
akrabnya untuk bermain kasti.
Di kampungnya Gg. Berkunjung ke rumah tantenya,
bermain bersama peneliti dan adiknya di teras depan rumah, kemudian
berjalan menuju rumah Gg teman akrabnya untuk bermain kasti.
Itu kan setiap hari kan mainan to Bu, mainan sampai nanti, nanti
sorenya pulang, ehh bubar, pulang, habis itu nanti mandi.. Aku
pulangnya maksimal jam setengah enam.
Pulang sebelum jam 17.30 WIB dan setelah itu jika ingin bepergian harus
izin terlebih dahulu
Marah
.
Menasehati dengan lembut dan memberi pengertian.
Ketika itu narasumber memakai rok pendek dan
saat duduk rok tersebut terlipat hingga paha narasumber terlihat jelas. Bunda
memperingatkan agar narasumber duduk dengan sopan terlebih saat
dikunjungi teman atau pun orang lain.
Takut dimarahin.
Dibanting nanti
sama… Saat disuruh melipat selimut dan
menata bantal dan sprei, narasumber berkata sudah padahal dia belum
melaksanakan perintah tersebut.
Bunda semakin marah dan menarik tangan
narasumber menuju ke kamarnya
kemudian menunjukkan bahwa kamarnya masih berantakan.
Di Perniaga Merapi. Mbuat patung, lukis…He-e. Tapi kerjanya nggak
mesti bareng. Setelah cukup lama peneliti dan
narasumber bersendau gurau dengan keponakan narasumber, kemudian
narasumber mengajak peneliti ke rumahnya kembali dan bertemu dengan
Ayah serta Bundanya. Ayahnya sedang istirahat dan tidur di sofa ruang tamu
sedangkan Bundanya sedang
Wawancara Observasi
menggendong keponakan lainnya yang berusia 7 tahun juga. Saat itu Ayah dan
Bundanya masuk pagi dan pulang pukul 12.00 WIB karena akan
menghadiri acara pernikahan saudaranya.
B. Analisis Data dan Pembahasan