Persepsi Teori-Teori yang Mendukung

9

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bagian ini akan dibahas hal-hal yang meliputi kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

A. Kajian Pustaka

1. Teori-Teori yang Mendukung

a. Persepsi

Walgito 2010 mengartikan persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau disebut juga proses sensoris. Namun, proses tersebut tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Chaplin 2002 mengartikan persepsi sebagai proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. Desmita 2009 mengartikan bahwa persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasi stimulus rangsangan yang diterima oleh sistem indera manusia. Jadi, persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan menginterpretasikan stimulus yang ada di lingkungan dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Setelah individu menginderakan objek yang ada di lingkungan, kemudian ia akan memproses hasil penginderaannya menurut besar perhatian yang dicurahkan sehingga timbullah makna tentang objek tersebut. Pengertian persepsi seperti yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli menjadikan peneliti dapat menyimpulkan bahwa persepsi adalah cara pandang dari pemikiran seseorang dalam menilai suatu kejadian atau objek tertentu sehingga didapatkan kesimpulan dan keputusan pemikiran melalui penginderaan. Penginderaan dapat diperoleh melalui penglihatan, perasa, penciuman, maupun peraba. Hasil dari penginderaan kemudian akan diproses dalam otak berdasarkan pengetahuan dan daya tangkap seseorang sehingga muncullah suatu pandangan dari kejadian atau objek yang dipersepsi. 1 Faktor yang Berperan dalam Persepsi Persepsi individu dapat diorganisasikan dan diinterpretasikan melalui stimulus yang diterima sehingga stimulus tersebut mempunyai arti dan makna bagi individu yang bersangkutan. Stimulus merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam persepsi. Walgito 2010 menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi adanya persepsi. Beberapa faktor tersebut adalah: a Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Objek yang dapat dipersepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia. Manusia itu sendiri dapat menjadi objek persepsi. Orang yang menjadikan dirinya sendiri sebagai objek persepsi ini yang disebut sebagai persepsi diri atau self-perception. Objek persepsi umumnya diklasifikasikan karena sangat banyaknya objek yang dapat dipersepsi. Objek persepsi dapat dibedakan atas objek yang nonmanusia dan manusia. Objek persepsi yang berwujud manusia disebut person perception atau ada juga yang menyebutkan sebagai social perception , sedangkan persepsi yang berobjekkan nonmanusia sering disebut sebagai nonsocial perception atau juga disebut sebagai things perception. b Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Ada lima alat indera yaitu mata sebagai indera penglihatan, hidung sebagai indera pencium, telinga sebagai indera pendengaran, mulut sebagai indera pengecap, dan kulit sebagai indera peraba. Selain alat indera juga harus ada syaraf sensoris. Syaraf sensoris bekerja untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Otak kemudian merangkum informasi yang diterima dan mengolahnya menjadi suatu persepsi. c Perhatian Perhatian diperlukan untuk menyadari adanya persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Jadi, perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus sehingga apa yang diperhatikan akan betul-betul disadari oleh individu, dan akan betul-betul jelas bagi individu yang bersangkutan. Perhatian dan kesadaran mempunyai korelasi yang positif karena semakin diperhatikan, sesuatu objek akan semakin disadari sehingga semakin jelas bagi individu menangkap informasi yang akan dipersepsi dan jika perhatian terhadap suatu obyek kurang, maka persepsi yang muncul menjadi kurang sempurna. Penjelasan mengenai faktor-faktor yang berperan dalam persepsi memberi arahan bahwa objek, alat indera, susunan syaraf dan perhatian sangat diperlukan untuk dapat memunculkan sebuah persepsi. Adanya objek yang diterima oleh alat indera dapat menggerakkan susunan syaraf sehingga syaraf akan bekerja dan membentuk perhatian yang mendalam. Perhatian yang mendalam tersebut yang akhirnya dapat membentuk pandangan untuk mempersepsi suatu hal, kejadian, atau objek. 2 Tiga Komponen Utama Persepsi Persepsi meliputi suatu interaksi rumit yang melibatkan setidaknya tiga komponen utama, yaitu: seleksi, penyusunan, dan penafsiran. Berikut adalah tiga komponen utama persepsi menurut Desmita 2009: a Seleksi Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap stimulus. Ada bermacam-macam stimulus, namun hanya beberapa informasi saja yang akan diseleksi. Struktur kognitif yang telah ada dalam kepala akan menyeleksi, membedakan data yang masuk dan memilih data mana yang relevan sesuai dengan kepentingan dirinya. b Penyusunan Penyusunan adalah proses mereduksi, mengorganisasikan, menata, atau menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam suatu pola yang bermakna. Sesuai dengan teori Gestalt, manusia secara alamiah memiliki kecenderungan tertentu dalam melakukan penyederhanaan struktur untuk mengorganisasikan objek-objek perseptual. Manusia sering mengklasifikasikan sejumlah stimulus ke dalam pola-pola tertentu dengan cara-cara yang sama sehingga penyusunan stimulus tergantung pada kemampuan manusia dalam menangkap dan mengolah stimulus tersebut pada otak sebagai pusat kesadaran. c Penafsiran Penafsiran adalah proses menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi atau stimulus ke dalam bentuk tingkah laku sebagai respon. Individu akan membangun kaitan-kaitan antara stimulus yang datang dengan struktur kognitif yang lama, kemudian membedakan stimulus yang datang untuk memberi makna berdasarkan hasil interpretasi yang dikaitkan dengan pengalaman sebelumnya. Selanjutnya, individu akan bertindak atau bereaksi sebagai bentuk respon dari hasil yang diintepretasikannya. Penjelasan mengenai tiga komponen utama yang memunculkan adanya persepsi memberi pengetahuan bahwa persepsi dapat muncul karena adanya tahapan pada proses penyeleksian, penyusunan, dan penafsiran. Informasi diseleksi dan disaring oleh alat indera kemudian informasi tersebut disusun berdasarkan daya tangkap dan kemampuan masing-masing individu. Setelah adanya proses penyusunan dan pengolahan informasi di dalam otak, maka timbullah penafsiran atau penginterpretasian secara menyeluruh. 3 Proses Terjadinya Persepsi Objek menimbulkan stimulus kemudian stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak dan terjadilah proses di otak. Otak sebagai pusat kesadaran mendorong individu untuk menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Perhatian diperlukan dalam proses persepsi karena persepsi individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai oleh berbagai macam stimulus yang ditimbulkan dari keadaan sekitarnya. Namun demikian tidak semua stimulus mendapatkan respon dari individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Secara skematis, proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Skema Proses Terjadinya Persepsi St St St St RESPON Fi Fi Fi Fi Keterangan gambar: St: stimulus faktor luar Fi: faktor intern faktor dalam, termasuk perhatian Sp: struktur pribadi individu Walgito 2010 memberi gambaran dalam skema tersebut bahwa individu menerima bermacam-macam stimulus yang datang dari lingkungan. Tetapi tidak semua stimulus akan diperhatikan atau akan diberikan respon. Individu Sp mengadakan seleksi terhadap stimulus yang mengenainya dan di sinilah berperannya perhatian. Sebagai akibat dari stimulus yang dipilihnya dan diterima oleh individu, individu menyadari dan memberikan respon sebagai reaksi terhadap stimulus tersebut. Kesimpulan dari proses terjadinya persepsi adalah bahwa persepsi dapat muncul karena adanya stimulus yang datang dari lingkungan sekitar kemudian beberapa stimulus tersebut diseleksi dan mendapat perhatian sehingga akan tersusun suatu pemikiran yang dapat menimbulkan respon. 4 Jenis Persepsi Cara pandang seseorang dalam menilai dan mengintepretasikan apa yang dilihat dan dirasakan melalui penginderaan dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis persepsi. Purwanto 1997 mengemukakan bahwa ada dua jenis persepsi, yaitu: a Persepsi Positif Persepsi positif adalah persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan dan tanggapan yang selaras dengan objek persepsi dan diteruskan dengan upaya pemanfaatannya. Persepsi ini biasanya menunjukkan kesukaan dan ketertarikan seseorang dalam menerima stimulus yang datang. b Persepsi Negatif Persepsi negatif adalah persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan dan tanggapan yang tidak selaras dengan objek persepsi sehingga akan diteruskan dengan kepastian menerima dengan keterpaksaan atau bahkan menolak dengan tegas dan menentang segala hal atau objek yang ditemui sehingga akan ditemukan perilaku yang menyimpang. Penggolongan jenis persepsi cenderung didasari oleh objek dan stimulus yang diterima. Objek dan stimulus mendorong seseorang untuk memunculkan suatu persepsi baik itu persepsi positif maupun negatif. Jenis persepsi tersebut dapat dimaksudkan sebagai balikan dari penginderaan yang muncul sehingga mendorong seseorang untuk melakukan tindakan sesuai dengan kehendak dari persepsi yang mereka yakini. Jadi, persepsi adalah cara pandang dari pemikiran seseorang dalam menilai suatu kejadian atau objek tertentu sehingga didapatkan kesimpulan melalui penginderaan.

b. Pola Asuh Orang Tua