Pola Asuh Orang Tua Dn

1. Pola Asuh Orang Tua Dn

Dn lahir di keluarga sederhana yang usia orang tuanya masih tergolong muda. Dia lahir pada tanggal 15 Maret 2005. Ayahnya menekuni pekerjaan sebagai tukang cukur rambut sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Sebenarnya ibu Dn mempunyai usaha warung lotek di rumahnya, namun karena beliau mempunyai anak kedua yang masih balita maka usaha berjualan lotek terpaksa diberhentikan. Orang tua Dn mendidik Dn dengan memberi kasih sayang dan perhatian terlebih dalam bidang pendidikan serta memberi batasan perilaku yang mengatur Dn agar menjadi anak yang paham akan norma-norma dan melaksanakan segala aktivitas dengan pedoman norma-norma tersebut. a. Data dari Hasil Wawancara 1 Kontrol Orang Tua Terhadap Anak Setiap pagi sebelum berangkat sekolah dan setelah bangun tidur, Dn merapikan tempat tidur, kemudian dia mandi. “ Aaaa sering-sering merapikan tempat tidur, mandi, sarapan, pakai baju seragam, udah deh. “ WDD1P1 Ibu Dn menyisir rambut Dn dan membentuk kepang ketika Dn menyantap sarapan yang sudah tersedia setiap paginya dengan tujuan agar saat Dn belajar di sekolah dia tidak terganggu dengan rambut panjangnya. Sementara Dn merapikan diri memakai seragam, Ibu Dn menyiapkan bekal untuk Dn bawa ke sekolah. “ Aku ganti baju sama nonton tv trus dipanggil ‘Na’ dipanggil.‘Sarapan dikek trus nganggo sepatu ngko.’ WDD5P4 …….. Ya sarapan sambil diklabang atau diapain gitu trus pakai sepatu deh. WDD1P1d ……. Ibu WDD5P3 …….. Setelah itu berangkat sekolah .” WDD1P1a Namun terkadang setelah bangun tidur, Dn lupa merapikan tempat tidurnya dan seketika itu juga Ibu Dn mengingatkan agar Dn merapikan tempat tidur Dn. Penyebab Dn terkadang tidak merapikan tempat tidur adalah karena bangun kesiangan dan menonton tv terlebih dahulu. “ Pernah. WDD2P1 ……. Disuruh merapikan. WDD2P1a ……. Sering-sering kan bangun kesiangan he-e to. WDD2P1b ……. Kan nonton televisi. ” WDD1P1b Jelas, tidak setiap hari pula Dn menonton tv di pagi hari karena Ibu Dn melarang dia untuk menonton tv di pagi hari ketika akan ke sekolah. Dn diperbolehkan menonton tv pagi hari ketika hari libur dan hari Minggu. “ Kalau boleh, kalau nggak boleh ya enggak. WDD6P3 ……. Kalau Minggu boleh. ” WDD6P3a Ketika peneliti bertanya mengenai letak rumah Alifa dan rumah teman- teman sekolahnya, ternyata Dn tidak mengetahui di mana letak rumah mereka karena belum pernah sekali pun Dn bermain ke rumah teman-temannya. Jika sudah waktunya pulang sekolah, Dn dijemput dan langsung pulang. Begitu setiap harinya. “ Ibu yo rung ngerti, wong pondok pesantren we rung ngerti to. ” WDD5P10 Sepulang sekolah, Dn bermain, nonton televisi, dan ngliling adiknya. Namun, tidak setiap hari Dn bermain karena Dn juga harus mengikuti les di suatu lembaga. Dn mengikuti tersebut karena diminta oleh Ibunya dengan alasan lembaga tersebut memberi bimbingan belajar gratis selama beberapa kali pertemuan. Setiap sore ketika akan mengikuti les, Dn diantar oleh Ibunya. “ Main, nonton televisi, ngliling adik. Aku mung mbengok eh marakke nangis Ibu. WDD1P2 ……. He-e kalau lagi les tu nggak pernah. ” WDD1P2a Dn pernah melakukan kesalahan. Saat itu Dn dan teman-temannya pergi bermain ke Mbiru. Mbiru adalah kolam permandian di daerah Karang Tengah, Nogotirto. Dn dan teman-temannya akan berenang di sana namun mereka pergi tanpa izin sehingga sesampainya di rumah, Dn mendapat teguran dan seketika itu juga Ibunya mengeluarkan amarah. Ibu Dn sering menjewer telinga Dn ketika Dn melakukan kesalahan. Dn pun menangis menahan rasa sakit. Namun, berkali-kali pula Dn mengulangi kesalahan tersebut sehingga dia harus mendapat jeweran berulang kali. Perlakuan menjewer telinga Dn memang biasa dilakukan oleh Ibunya. “ Neng Mbiru. WDD5P9h ……. Di situ lho, aduh. Di deket e itu lho. Kan rumahnya temenku di sini tapi dah pindah, Laras itu trus itu di deket yang Laras situ. WDD5P9i ……. Dimarahin. Dimarahin ro ibukku. WDA1P3 Kan aku renangnya nggak bilang. WDD6P4 ……. Aaaa dijewer Ibu. WDD6P4a ……. Nangis. Sakit e.. Dijiwit ihh ihh ihh. WDD6P4b ……. He-e. “ WDD1P3a Terkadang, sepulang les Dn pergi bermain namun Ibu Dn menerapkan aturan bagi Dn untuk mandi sore sebelum jam setengah lima dan jika setelah itu Dn bermain, dia harus pulang ke rumah sebelum jam setengah enam sore. “ Kalau nggak les, main. Main. WDD5P9j ……. Ya nggak main terus. Kalau les itu pulangnya boleh tapi sampai jam setengah enam harus pulang. WDD6P3g ……. Mandi sorenya sampai jam setengah lima. ” WDD1P2a Dn tidak pernah tidur siang. Dia gunakan waktu di siang hari untuk menonton tv dan bermain bersama adiknya. Dia menerapkan tidur siang hanya ketika dia sakit. Dia gunakan waktu tidur untuk istirahat agar badannya sehat kembali. “ Enggak pernah. WDD1P2b … Kalau pas sakit itu tidur. ” WDD1P2c Sore hari ketika Dn tidak les, dia mengikuti kegiatan ngaji di lingkungan tempat tinggalnya. “ Kalau Kamis besok kan enggak ngaji tapi . ” WDD1P2d Saat selesai sholat tarawih pada bulan ramadhan, Dn sering tidak langsung pulang ke rumahnya tetapi pergi bermain bersama teman-temannya. Dn sering bermain malam hari namun tetap dengan sepengetahuan Ibunya karena sebelum Dn bermain pada malam hari, dia meminta izin dari Ibunya terlebih dahulu. “ Sholat kalau.. WDD1P2e ……. Kalau pas mau berangkat Ibu tak suruh di situ, ngematke . Buk.. Trus aku jalan naik sepeda. Soale peteng. ” WDD5P3f Setelah Dn menyelesaikan kewajiban menjalankan sholat, jika lapar Dn akan makan tetapi jika dia tidak terlalu lapar dia hanya makan makanan ringan yang ada di kulkasnya. Beberapa makanan ringan sudah tersedia di kulkas sehingga sewaktu-waktu Dn dan adiknya ingin jajan, Ibunya memperingatkan mereka agar tidak jajan karena mereka sudah mempunyai persediaan makanan ringan di kulkasnya. Setelah itu biasanya Dn menyempatkan waktu untuk belajar walau hanya sebentar. Dn belajar ketika ada PR. “ Kalau belajarnya setengah delapan udah selesai. Dari jam tujuh, udah sholat isya’ jam tujuh sampai jam setengah delapan. WDD1P2f ……. Kalau ada PR. ” WDD1P2g. Ada peraturan di rumah Dn bahwa setelah pulang sekolah, Dn harus meletakkan sepatu di rak kemudian meletakkan tasnya di dalam kamar. Seragam sekolah biasa dia pakai 2 hari sehingga setiap pulang sekolah Dn langsung ganti pakaian dan meletakkan seragam sekolahnya di hanger untuk dipakai kembali pada pagi harinya. Jika dia dan adiknya mainan, dia juga harus bertanggung jawab membereskan kembali agar keadaan ruangan tetap rapi dan tertata seperti semula. “ Eee suruh letakin sepatu di situ di rak, terus tasnya jangan taruh sini taruh dalem kamar. WDD6P3j ……. Kalau mainan ya diberesin. WDD6P3k ……. Seragamnya dikasih hanger. WDD6P3l …….. Jangan main-main sampai jam setengah sebelas. Kalau malem Minggu boleh sampai jam setengah dua belas. WDD6P3m …….. Ya di sini sini sini nggak boleh ke sana-sana. ” WDD5P9m 2 Komunikasi Setiap hari Dn melakukan kewajiban belajarnya sebagai siswi di SDN Nogotirto, Gamping Sleman, Yogyakarta. Jarak antara rumah dan sekolahnya cukup jauh sehingga setiap hari Dn diantar dan dijemput oleh orang tuanya. Setiap pagi, Bapak Dn berkewajiban mengantar Dn untuk pergi ke sekolah sementara itu Ibu Dn mengurus kepentingan rumah tangga. Siang hari, yang berkewajiban menjemput Dn adalah Ibunya karena sekitar pukul sembilan pagi Bapak Dn sudah harus bekerja untuk mencari nafkah. Orang tua Dn belum membolehkan Dn untuk pergi dan pulang sekolah sendiri karena menurut orang tuanya jarak antara rumah dan sekolah dirasa cukup jauh dan harus melalui jalan raya besar sehingga sering timbul perasaan was-was dan khawatir jika Dn harus berangkat ke sekolah seorang diri. “Masih. Kan mau nyepeda sendiri, kata Ibu… WDD5P3b ……. Ramai. WDD5P3c ……. Kalau paginya… Kalau paginya Bapak, kalau yang tadi ini Ibu .” WDD5P3e Saat di sekolah, Dn sering bermain dengan Alifa. Namun, Dn juga termasuk dalam karakteristik siswi yang ramah dan tidak membeda-bedakan teman. Dn juga sering bermain bersama Intan, Feby Ayu, dan Almara. “ Punya. WDD6P1 ……. Alifa. WDD6P1a …… Ya nggak mesti terus. Sama Intan, kalau si siapa Feby Ayu sama si Almara, temen deket. ” WDD6P1b Setelah Dn menyelesaikan kewajiban kesehariannya untuk sekolah, sepulang sekolah Dn biasa bermain bersama teman-temannya di sawah yang berada di arah barat daya berseberangan dengan rumahnya. Di sawah tersebut, Dn mencoba menjaring ikan-ikan kecil untuk dimasak. Dn sangat senang bermain di sawah tersebut karena dia bisa bermain air sembari menjaring ikan-ikan yang dia inginkan. “ Aku lagi di sawah. WDD5P9b ……. Kan nggak ikut pas aku njaring iwak di sawah. ” WDD5P9c Di luar sekolah, Dn juga sering belajar bersama dengan Laras. Dulu, Dn dan Laras teman akrab di sekolah maupun di rumah tetapi sekarang Laras sudah tidak bersekolah di SDN Nogotirto lagi dan dia juga pindah rumah sehingga pertemanan Dn dan Laras renggang karena terpisahkan oleh jarak. “ Sama Laras he-e. WDD5P9d ……. He-e. WDD5P9e ……. Deket, tapi sekarang udah pindah. ” WDD5P9f Saat Dn kesulitan dalam mengerjakan PRnya, biasanya dia bertanya pada Ibunya namun Ibunya tidak langsung memberi jawaban. Dengan sabar Ibu Dn membimbing dan mengarahkan agar Dn membuka dan membaca buku terlebih dahulu untuk memahami pokok bahasan secara mandiri. Setelah dirasa cukup dalam membaca, barulah Ibu Dn memberi cara jika itu diperlukan. Ketika Ibu Dn tidak paham mengenai pokok bahasan pada PRnya maka Dn mencoba menanyakan lebih lanjut pada Bapaknya dan jika Bapaknya juga tidak memahami bahasan dalam PR tersebut maka soal tersebut didiamkan sampai dia mendapat jawaban pasti dari guru di sekolahnya. “ Sendiri. Tapi kalau aku lagi takut kan agak gelap-gelap gimana aku bilang‘Buk takut. Kancani. WDD1P4 ……. Kan pernah tu aku kelas dua itu. Buk, Pangeran Bima tu dari mana to?’ Nggak tau trus cari di buku. Pringgadan mungkin ya. Tu umpamanya. ‘Enam belas dibagi dua berapa, Buk?’ ‘Ditung. Ki lho ditung’ Enam belas dibagi dua, itu kan susah to Bu, trus diajari cara panjangnya enam belas dikurangi dua empat belas. Empat belas dikurangi dua, dua belas. Dua belas dikurangi dua sepuluh. Sepuluh dikurangi dua, delapan. Delapan dikurangi dua, enam. Enam dikurangi dua, empat. Empat dikurangi dua, dua. Jadi delapan hasilnya, wes ketemu Buk. WDD5P7 ……. Tanya, kalau Bapak ada di rumah tanya Bapak. Bapak nggak tau yo wes diemin aja .” WDD5P7a Namun ketika Dn tidak mendapatkan PR dari guru di sekolahnya, Dn menghabiskan waktu semalam untuk menonton TV. Setiap malam Dn berkumpul bersama keluarganya dan menonton acara TV di stasiun ANTV. Mereka sering melihat acara Mahabarata. Dn sering bertanya-tanya siapa saja tokoh-tokoh yang ada dalam acara tersebut kemudian orang tua menjawab dan menceritakan lebih lanjut bahasan yang ada di acara tv tersebut. “ Nonton televisi. WDD1P2h ……. Adik bobok. Aku ro Ibuk ro Bapak. WDD5P11 ……. Cuman melihat televisi di ANTV itu trus ngobrolin Duryudana itu anaknya siapa. ” WDD5P10m Jika Dn mendapat nilai kurang memuaskan dan hasil pekerjaan Dn tersebut harus ditandatangani oleh orang tuanya, dia meminta Ibunya terlebih dahulu untuk menandatanganinya. Namun jika Ibunya tidak mau menandatangani, Dn berpaling dan berusaha meminta agar Bapaknya yang menandatangani. Tetapi terkadang Bapak Dn juga tidak mau menandatangani hasil pekerjaan Dn yang mendapat nilai kurang memuaskan tersebut sehingga Dn harus meronta-ronta agar Ibunya mau menandatanganinya. Sebagai tindak lanjut, Ibu Dn menganjurkan agar Dn menuliskan kembali soal-soal dan jawaban yang benar pada bukunya agar Dn semakin paham akan materi yang dibahas. “ Pernah. WDD3P1 ……. Kalau Ibu nggak mau, Bapak. Kalau Bapak nggak mau Ibu, Ibuuuu… WDD3P1a ……. Disuruh ngulangi lagi.. WDD3P1b ……. He-e di buku. ” WDD3P1c Agar Dn termotivasi untuk berusaha mendapatkan nilai yang memuaskan, Ibu Dn selalu memberi hadiah ketika Dn berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan. Berkali-kali Dn diajak jalan-jalan ke Malioboro dan ke Giant . Di Giant , Dn biasa membeli nugget dan mainan sebagai hadiah dari nilai memuaskan yang di dapatkannya. “ Seratus, kalau rangking satu itu dibeliin apa yang aku mau. WDD5P8 ……. Kayak ke Malbor, trus kalau punya uang beli laptop. WDD5P8a ……. Dikasih... cuma jalan-jalan ke Giant. WDD5P8b ……. Cuma beli nugget sama mainan. ” WDD5P8c Setiap pagi setelah mengantarkan Dn ke sekolah, Bapak Dn bersiap-siap untuk bekerja. Biasanya Beliau berangkat bekerja dengan jam yang tak tentu karena kios cukur rambut di daerah Kajor jalan Godean sudah Beliau kontrak namun Beliau tidak mempunyai karyawan. “ Barber shop sama IRT. WDD5P1 ……. Mencla-mencle e Bapak ki. WDD5P2 ……. Jam sanga to? Bapak ki biasane mangkat jam wolu, jam sanga, jam sepuluh, nganti jam rolas opo jam papat. WDD5P2a ……. Kalau pulangnya ya.. Jam Sembilan. ” WDD5P2b Dn jarang menceritakan tentang teman-teman sekolah pada Ibu dan Bapaknya namun Ibu Dn tetap mengusahakan komunikasi dengan menanyakan ketika Dn berada di sekolah selalu membeli makanan jenis apa. “ Nggak pernah. WDD5P10k ……. Nggak pernah. Tapi kalau sekali-kali ‘Kowe jajan opo Na mau ning sekolah?’ ‘Permen.’ ‘Terus?’ ‘Ciki.’ ‘Ndi sangune entek ora?’ ‘Habis’ . ” WDD5P10l 3 Tuntutan Orang Tua untuk Menjadi Matang Anak Berkembang Sesuai Usianya Setelah mandi, Dn memakai seragam yang sudah disiapkannya sejak semalam. Sementara Dn tidur malam, Ibu Dn yang selalu menyetrika seragam- seragam Dn. Namun terkadang jika siangnya Dn sempat untuk menyetrika, dia menyetrika sendiri seragamnya. Dn tidak menyetrika baju-baju milik Bapak dan Ibunya karena masih merasa kesulitan untuk menyetrika baju yang berukuran besar sehingga tidak rapi dalam melipatnya. “ Apa kalau sempet waktunya, ya kalau, apa ya, pas malem aku tidur Ibu yang nyeterikain gitu. WDD5P3a ……. Kalau siang ada kesempatan aku itu.. aku itu.. hahh.. WDD6P3c …… He-e, he-e. WDD6P3d ……. Bajunya aku . ” WDD6P3e Di rumah, Dn sering membantu Ibunya memasak dan mencuci piring namun itu pun kalau dia mendapat perintah dari Ibunya. Jika Ibunya tidak meminta Dn untuk membantunya, Dn pergi bermain. Dn sering bermain di sekitar rumahnya. Intensitas waktu Dn dalam bermain pun tidak setiap hari karena dia dan teman- temannya mempunyai kesibukan yang berbeda-beda sehingga tidak setiap hari pula dia bisa berkumpul bersama teman-teman di sekitar rumahnya. Dn juga sangat sayang pada adiknya, dia sering mengajak adiknya pergi bermain ke kali dan ke lapangan samping rumahnya. Dia juga mau menggendong dan menggandeng adiknya ketika jalan-jalan menuju sawah. Ketika Ibu Dn sibuk menyelesaikan tugas rumah tangga, Dn sudah bisa menggantikan Ibunya untuk menjaga adiknya. “ Masak, cuci piring ya sering-sering. WDD6P3f ……. Kalau enggak ya main . WDD5P9 ……. Ya nggak setiap hari lah. ” WDD5P9a Ketika Dn mendapat nilai yang kurang memuaskan, dia selalu jujur karena Ibunya tidak pernah memaksa ataupun mematok nilai pada Dn agar selalu mendapat nilai yang memuaskan. Ibu Dn mengajarkan untuk selalu menerima setiap hasil yang didapat karena bagaimana pun juga ada usaha ada hasil. Jika suatu ketika hasil yang didapatkan kurang memuaskan, berarti usaha yang dilakukan juga belum maksimal. “ Belum. Hahaha. Langsung ‘Nya buk entuk nilai semene’.‘Kok iso?’ WDD4P1 ……. Pernah dapet nilai, kalau dapet tujuh puluh atau enam puluh gitu kan yang penting jangan sampai dapet lima. WDD6P3i ……. He-e. Kalau dapetnya enam puluh ya rapopo. Tujuh puluh yo nggak popo . ” WDD3P1d b. Data dari Hasil Observasi 1 Kontrol Orang Tua Terhadap Anak Saat peneliti berkunjung ke rumah Dn, pagi hari setelah dia bangun tidur dia segera melipat selimut kemudian menjalankan sholat subuh. Setelah itu Dn pergi mandi kemudian memakai baju seragam dan sarapan sembari diklabang oleh Ibunya. Setelah seragam dan rambutnya rapi, Dn memakai sepatu kemudian berangkat ke sekolah diantar Bapak. Didukung pada pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ketika melaksanakan PPL di SDN Nogotirto, setiap pagi Dn diantar oleh Bapaknya. Sesampainya di gerbang sekolah, Dn berpamitan dengan mencium tangan Bapaknya. Saat pulang sekolah Dn biasa menunggu Ibunya di halaman sekolah sembari bermain lari-larian bersama teman sekelasnya. Di rumah Dn, Dn dan peneliti bercerita mengenai karakteristik siswa-siswi di SDN Nogotirto dan Ibu Dn mendengar pembicaraan kami. Ibu Dn menasehati Dn agar berkata sopan pada peneliti sebab berkali-kali Dn melontarkan kata-kata sapaan menggunakan bahasa jawa dengan menyebut “kowe” yang seharusnya digunakan untuk teman sebaya. Malam hari saat Dn sedang mengerjakan PR, Ibu Dn mengecek nilai-nilai Dn pada buku tugasnya. Ada nilai Dn yang menunjukkan angka 6 pada mata pelajaran Bahasa Jawa dan dengan spontan Ibu narasumber berkata,”Lho kok iso biji enem. Wong Jawa kok ra iso Bahasa Jawa. Dn mengerjakan PR matematika mengenai FPB dan KPK namun ketika diperiksa oleh Ibunya, jawaban yang Dn tuliskan masih kurang tepat. Dalam menghitung FPB dan KPK, Dn masih kesulitan untuk menentukan faktor prima dari suatu bilangan kemudian Ibu mengajari menggunakan cara pohon faktor. Karena Dn tidak teliti dan kurang cermat dalam membagi bilangan, Ibu Dn menjewer telinga Dn dan memberi peringatan agar lebih teliti dan cermat khususnya saat mengerjakan soal-soal matematika. 2 Komunikasi Pada saat peneliti berkunjung di rumah Dn, peneliti bercakap-cakap dengan Ibu, Bapak, Kakek, dan Nenek Dn. Mereka menceritakan kebiasaan yang sering Dn lakukan. Dn menimpali cerita dari Ibunya yang mengungkapkan jika dia tidak pernah membantu Ibunya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dengan mengatakan bahwa sering kali dia membantu Ibunya memasak dan mencuci piring. Pagi hari sebelum berangkat ke sekolah, Dn selalu menyantap sarapan yang telah disediakan oleh Ibunya. Saat peneliti mengamati cara Ibu Dn menglabang rambut panjang Dn, kepala Dn bergerak-gerak karena dia mengunyah makanan dengan semangat sampai kepalanya ikut bergerak sehingga Ibu Dn kesusahan untuk menglabang rambut Dn. Berkali-kali Ibu Dn memperingatkan agar Dn diam dan tidak bergerak untuk beberapa saat namun Dn mengabaikan peringatan itu dengan terus menggerakkan kepalanya. Ketika makan pun Dn menjaili adiknya yang masih tertidur lelap kemudian berkali-kali pula Ibu memarahi agar Dn tidak mengganggu adiknya yang sedang tidur. Setelah menghabiskan sarapan, Dn pamit untuk berangkat ke sekolah kemudian Ibu Dn memberi nasihat agar Dn belajar dengan baik dan selalu memperhatikan guru yang sedang mengajar. Setelah pulang sekolah biasanya Dn, Ibu Dn, dan adiknya menonton tv di kamar sembari bercerita tentang pengalaman yang di dapat narasumber ketika berada di sekolah. Pada saat peneliti melakukan observasi di rumah Dn, peneliti memancing Dn dengan bercerita mengenai karakteristik siswa-siswi kelas VA SDN Nogotirto dan ketika itu juga Dn mencurahkan kesedihan hati pada Ibu Dn dan peneliti bahwa dia tidak mendapat kelompok barung dalam pramuka. Sudah dua kali pertemuan Dn masuk pada barung bersama teman-temannya kelas IVB namun tiba-tiba anggota barung mereka berpisah dan masuk ke barung lainnya tanpa memberitahu Dn. Dn berusaha mencari barung yang mau menerimanya sebagai anggota baru namun tak ada satu pun barung yang mau menjadikan Dn sebagai anggota baru dalam kelompoknya dengan alasan jumlah anggotanya sudah terlalu banyak. Dn kemudian mendirikan barung sendiri bersama Ghea, teman sekelasnya. Dn mempunyai teman dekat di kelas bernama Alifa. Ketika peneliti melaksanakan PPL dan mengajar di kelas IVA, memang Dn sering mengerjakan tugas-tugas bersama Alifa dan mereka saling memberi contoh cara pengerjaan ketika salah satu dari mereka tidak bisa mengerjakan. Namun begitu, relasi pertemanan Dn dan teman-teman lainnya di kelas cukup baik. Dn juga dekat dan menjalin hubungan pertemanan yang akrab dengan Intan, Feby Ayu, dan Almara namun mereka juga tidak menjadikan Dn sebagai anggota barung mereka karena masing-masing dari merekapun masuk dalam barung yang berbeda dengan bergabung mengikuti kelas lain. Di samping hal tersebut, Dn juga menceritakan keluh kesah yang dirasakan mengenai sakit herpes pada bagian paha kirinya sehingga dia merasa kesulitan saat duduk di kursi sekolah dan sering kali teman- temannya ingin melihat luka tersebut namun Dn malu untuk memperlihatkannya. Saat peneliti melakukan observasi dan mendengarkan percakapan antara Dn dan Ibunya, mereka telah membuat kesepakatan jika Dn mendapat rangking 1 maka Ibunya akan membelikan tablet dan ketika Ibu Dn melihat tablet milik peneliti, Ibu Dn bertanya-tanya mengenai fungsi, harga dan segala macam merk tablet . Ibu Dn selalu memberi semangat belajar Dn melalui sindiran dengan iming-iming hadiah dan berkata, “Jare arep nduwe tablet, mulane sinau” Ya, orang tua selalu memperhatikan akan pemenuhan kebutuhan sehari-hari narasumber. Apalagi kebutuhan yang berkaitan dengan pendidikan. Saat peneliti berkunjung ke rumah narasumber, di hari mendatang narasumber akan mengikuti kegiatan pramuka yang mewajibkan anggotanya membawa botol aqua bekas berukuran 110ml untuk praktik membuat lampion. Namun, di rumah tidak ditemukan adanya botol aqua bekas dengan ukuran tersebut di atas sehingga Ibu narasumber mencarikan botol aqua bekas pada tetangga terdekat namun tetap saja tidak ada yang memiliki. Ibu melaporkan hal tersebut pada Bapak dan Bapak berjanji akan berusaha mencarikan dan membawakan botol aqua bekas dengan ukuran yang ditentukan tersebut. Ketika Dn belajar dan mengerjakan PR, Ibu Dn menemani Dn walau Beliau lebih memperhatikan adik Dn yang sudah ingin tidur. Ibu Dn juga mengecek jawaban dari soal yang Dn kerjakan dan mengecek niai-nilai pada buku tugas Dn. Malam itu Dn mengerjakan PR matematika dan setelah PR selesai dikerjakan, Ibu Dn mengoreksi jawaban yang ditulis Dn dan Ibu menemukan bahwa ada kesalahan dalam menghitung sehingga dengan spontan Ibu Dn menjewer telinga Dn dan berkata, “Nek ngitung matematika ki sek teliti.” 3 Tuntutan Orang Tua untuk Menjadi Matang Kegiatan Ibu ketika di rumah adalah mengurus segala macam pekerjaan rumah tangga mulai dari membersihkan ruang tamu, ruang kamar, dan kamar mandi. Saat peneliti bermain bersama narasumber dan adiknya di dekat kali, peneliti juga melihat Ibu Dn mengambil baju cucian yang sudah kering kemudian melipatnya di ruang tamu. Ibu Dn selalu mengajarkan Dn agar mengerjakan tugas rumah seperti mencuci piring dan membantu memasak. Ibu Dn menyontohkan cara-cara mencuci piring dan melipat baju yang benar. Saat peneliti melakukan observasi, Dn memberi makanan ringan “better” pada peneliti yang diambilnya dari kulkas. Dn memang mempunyai sifat mau berbagi terhadap orang lain. Di sekolah pun dia selalu menawarkan bekal yang ia bawa pada teman-temannya. Setiap hari, Ibu Dn selalu mengingatkan Dn agar selalu sopan dan ramah dengan tamu dan tetangga sekitar. Jika bertemu dengan tetangga harus menunjukkan sikap yang ramah dan setidaknya memberikan senyuman. Ketika Dn dan peneliti akan berangkat ke sekolah, tetangga depan rumah Dn keluar rumah dan mereka saling bertegur sapa. Dn mengajak bercakap- cakap untuk sementara waktu dan berpamitan pada tetangganya tersebut sembari memberikan senyuman. Berikut adalah tabel pola asuh yang diterapkan orang tua Dn di dalam maupun di luar rumah dalam membentuk karakter dan kepribadian Dn. Tabel 4.1 Pola Asuh Dn Komponen Deskripsi Pernyataan Kontrol Orang Tua terhadap Anak Metode pembentukan karakter serta pengajaran kontrol diri dan perilaku yang dianggap pantas. Orang tua mengajarkan agar aktivitas-aktivitas dilakukan secara teratur sesuai waktunya yang tepat sehingga semua aktivitas dapat terjadwalkan dan menjadi sebuah kebiasaan yang baik misalnya setiap pulang sekolah langsung pulang. Orang tua juga menerapkan beberapa Komponen Deskripsi Pernyataan aturan agar sepulang sekolah Dn meletakkan sepatunya di rak sepatu samping pintu depan kemudian meletakkan tasnya di dalam kamar setelah itu berganti pakaian dan menggantungkan seragamnya pada hanger untuk di pakai esok pagi. Jika Dn pergi bermain, ada batasan waktu yaitu sebelum pukul setengah enam sore Dn sudah harus berada di rumah dan mandi sore sebelum jam setengah lima sore. Penggunaan kekuatan fisik bertujuan agar anak merasakan rasa sakit untuk memperbaiki atau mengontrol perilaku anak tetapi tidak mencederai. Orang tua meluapkan amarah dengan sengaja menjewer telinga Dn namun masih pada tahap ringan dan tidak sampai mencederai bagian tubuh Dn. Menghentikan atau menekankan perilaku yang tidak diinginkan melalui kontrol orang tua yang dilakukan secara verbal atau fisik; termasuk meminta, ancaman, penarikan hak- hak, memukul, atau bentuk hukuman lainnya. Orang tua tidak pernah melukai Dn. Memang, ketika Dn berbuat kesalahan Ibu Dn secara sadar langsung menjewer telinga Dn namun perlakuan tersebut masih dalam tahap ringan dan tidak sampai memberi luka yang parah pada telinga Dn. Hal tersebut dilakukan agar Dn tidak megulang kesalahan kembali Komponen Deskripsi Pernyataan serta mempunyai rasa takut dan hormat pada ibunya. Serangan verbal yang dapat menyebabkan kerugian psikologis, seperti berteriak bentuk yang paling umum, mengumpat, mengejek, mengancam akan memukul, atau mengancam mengusir anak. Ibu Dn menyindir Dn agar dia semangat dalam belajar. Ibu Dn berkata, “Jare arep duwe tablet , yo sinau sek sregep.” Komunikasi Dapat berbentuk mengabaikan isolasi, atau menunjukan ketidaksukaan pada anak. Walaupun Dn sering kali membuat hati orang tuanya kecewa dengan tindakan salah yang Dn perbuat atau nilai yang kurang memuaskan yang Dn dapatkan, orang tua Dn tidak pernah acuh tak acuh pada Dn. Mereka tetap berusaha memaafkan Dn dan menjalin komunikasi yang baik pada Dn. Tuntutan orang tua untuk menjadi matang anak berkembang sesuai usianya Teknik pendisiplinan yang didesain untuk menumbuhkan perilaku yang diinginkan dengan merangsang rasa keadilan dan penalaran anak. Dn diarahkan untuk selalu membantu ibunya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah seperti membantu memasak, mencuci piring, dan menyapu. Dn diajarkan pula cara menggendong adiknya dan mengajaknya Komponen Deskripsi Pernyataan bermain agar ketika Ibu Dn repot mengurus pekerjaan rumah tangga, Dn dapat menggantikan peran ibunya untuk menjaga adik Dn. Ketika adiknya ngompol, Dn sudah terbiasa menggantikan celana adiknya. Data hasil wawancara dan observasi menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan dan hal tersebut dapat digunakan sebagai triangulasi sumber untuk membandingkan pendapat dan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Persamaan data hasil wawancara dan observasi ditandai dengan kata yang bergaris bawah, sedangkan perbedaan data hasil wawancara dan observasi ditandai dengan kata bercetak miring. Berikut tabel hasil wawancara dan observasi narasumber Dn: Tabel 4.2 Data Hasil Wawancara dan Observasi pada Narasumber Dn Wawancara Observasi Aaaa.. sering-sering merapikan tempat tidur, mandi, sarapan, pakai baju seragam, udah deh. Setelah itu berangkat sekolah. Melipat selimut, sholat , mandi, memakai baju seragam, sarapan sembari diklabang oleh Ibunya, memakai sepatu. Aku lagi di sawah . Kan nggak ikut pas aku njaring iwak di sawah. Bermain bersama peneliti dan adiknya di kali dekat dengan rumah kemudian di lapangan yang teletak di samping kanan rumahnya. Masih. Kan mau nyepeda sendiri, kata Ibu… Ramai. Ibu menjemput narasumber kemudian setelah sampai di rumah Ibu bercakap- cakap sejenak dengan peneliti. Aaaa dijewer Ibu. Nangis. Sakit e.. Dijiwit ihh ihh ihh. Njewer. Laraaaa. Menjewer telinga narasumber dan memberi peringatan agar lebih cermat dan teliti ketika mengerjakan soal-soal Wawancara Observasi matematika. Kalau belajarnya setengah delapan udah selesai. Dari jam tujuh, udah sholat isya’ jam tujuh sampai jam setengah delapan. Sholat Isya’ di masjid belakang Giant bersama Pak Dhenya. Setelah sholat Isya’ harus langsung pulang dan setelah itu mengerjakan PR dan belajar kemudian menata barang-barang untuk esok hari. Jam sanga to? Bapak ki biasane mangkat jam wolu, jam sanga, jam sepuluh, nganti jam rolas opo jam papat. Kalau pulangnya ya.. Jam Sembilan . Kira-kira pukul tiga sore saat peneliti bercakap-cakap dengan Ibu dan kakek narasumber, Bapak narasumber pulang dan mengajak berjabat tangan kemudian ikut bercakap-cakap bersama. Kata Ibu tidak biasanya Bapak pulang pada jam sore seperti itu. Ternyata Bapak pulang meluangkan waktu untuk bertemu dengan peneliti. Eee suruh letakin sepatu di situ di rak, terus tasnya jangan taruh sini taruh dalem kamar. Kalau mainan ya diberesin. Seragamnya dikasih hanger. Akeh banget. Jangan main- main sampai jam setengah sebelas. Kalau malem Minggu boleh sampai jam setengah dua belas. Melepas sepatu dan menaruhnya di rak samping pintu rumah kemudian langsung masuk kamar untuk ganti baju. Keluar kamar menemui peneliti dan bercakap-cakap bersama Ibu narasumber serta adiknya yang masih balita.

2. Pola Asuh Orang Tua Hp