a. Permasalahan Relasi
Relasi merupakan suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku.
Permasalahan relasi yang dimaksudkan dalam tema ini adalah permasalahan yang ditimbulkan dari perilaku suami yang gemar berjudi sehingga dapat
memberikan pengaruh negatif pada hubungan pernikahan suami istri, hubungan orangtua dengan anak, hubungan dengan anggota keluarga lainnya.
Dampak negatif pada hubungan suami istri meliputi ketidakpuasan terhadap keadaan rumah tangga, kurangnya keterbukaan suami sehingga berkurangnya
kepercayaan istri terhadap suaminya, dan sulitnya mencari perhatian dan waktu suami karena waktu dan perhatiannya sudah teralihkan pada perjudian.
Permasalahan yang berkaitan dengan hubungan orangtua dengan anak, meliputi sulitnya mendapatkan waktu dan perhatian dari ayah sehingga anak
sering merindukan ayahnya. Bahkan membuat anak tidak memiliki figur ayah sebagai panutan. Jarangnya waktu yang diluangkan suami untuk keluarganya
membuat keluarga jarang berkumpul bersama. Ketiga
informan sama-sama
merasa bahwa
suami tidak
memperdulikan keluarga. Waktu yang dimiliki suami lebih banyak dialokasikan untuk berjudi. Perjudian ini juga membuat suami pulang tidak
menentu dan bahkan pernah membuat suami tidak pulang ke rumah beberapa hari. Perilaku suami yang jarang meluangkan waktu untuk keluarga membuat
istri merasa kurang diperhatikan dan kurang mendapatkan kasih sayang dari suaminya. Hal ini dubuktikan dari kutipan hasil wawancara sebagai berikut:
“Ya itu kurang kasih sayang, kurang perhatian, jadinya dia karena ter eee waktunya dia lebih banyak di luar soalnya”.
Informan III, line 379-381.
Demi mengatasi hal tersebut, informan I dan II sama-sama berusaha melakukan
problem focus coping
untuk menghadapi permasalahan. Kedua informan akan menelepon suaminya, namun suami tetap tidak menghiraukan
sehingga informan melakukan
emotion focus coping
untuk mengurangi tekanan emosi. Informan III cenderung menyibukkan diri dengan memikirkan
anak, sedangkan informan II memilih untuk pergi jalan-jalan dan bertukar pesan di sosial media, informan I akan membiarkan suami. Respon yang
dilakukan oleh ketiga informan cukup mampu membuat keadaan perasaan informan menjadi lebih lega dan tenang, namun tidak membantu membuat
suami tersadar. Perilaku suami yang tidak berubah membuat informan II merasa lelah dan informan I merasa kecewa sehingga akan mendiamkan
perilaku suaminya. Saat ini informan III mengatakan terbiasa dengan perilaku negatif suami. Hal ini dapat dipengaruhi dari proses adaptasi yang telah dilalui
oleh informan III, mengingat informan sudah tinggal selama 19 tahun dengan suaminya. Hal ini dubuktikan dari kutipan hasil wawancara sebagai berikut:
“Gak terlalu memikirkan untuk kesana ya, intinya untuk itu aja sih
sebenernya untuk menyibukan diri terus. Ee terutama sih buat giniin anak aja sih sebenernya ibu, gak mikirin untuk kesana, gimana cara
cari perhatian suami gak ada dah, sekarang intinya ibu gimana
caranya biar bisa giniin anak, ngurus anak gitu aja”. Informan III,
line 401-405
Selain mempermasalahkan perilaku suami yang tidak memperdulikan keluarga, secara personal informan I dan II juga mempermasalahkan perilaku
suaminya yang tidak jujur dan terbuka. Suami dari informan I tidak jujur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan jumlah nominal dari kekalahan dan kemenangan saat berjudi. Informan kerap mendengar dari orang lain tentang jumlah kekalahan dari
suaminya. Informan II juga merasa suaminya kurang terbuka pada kegiatan yang dimilikinya. Seringnya suami menghabiskan waktu di luar rumah
hingga suami tidak pulang selama beberapa hari membuat informan II mulai kehilangan kepercayaan pada suaminya. Informan mulai mencurigai
suaminya menjalin hubungan spesial dengan wanita lain. Informan memiliki kecurigaan ini disebabkan dari ketidaksengajaan informan melihat pesan
sms di telepon suami. Namun informan tidak mengetahui apakah hubungan tersebut serius atau hanya sekedar candaan. Informan tidak berani terlalu
menanyakan kepada suami karena takut bahwa dugaannya salah. Selain itu, informan juga takut hal tersebut akan memicu pertengkaran dengan suami.
Hal ini dubuktikan dari kutipan hasil wawancara sebagai berikut: “Biasanya kalau
kalau kalah bilang kalau menang bilang tapi dia tidak jujur, kalau menang segini bilangnya paling lebih
sedikit dia bilang”. Informan I, line 119
-122
“Atau dia ada ini diluar juga gak tau. Kayak perempuan lain juga gak tau kan”. Informan II, line
462-463
Demi menghadapi permasalahan tersebut, maka informan I akan melakukan
problem focus coping
untuk mencegah dampak negatif dari ketidakjujuran suaminya. Informan I akan memeriksa pakaian suami dan
mengambil uang yang dimiliki suami. Hal ini dilakukan informan karena suami sering tidak jujur dengan jumlah uang yang dimilikinya.
Hal berbeda ditunjukkan oleh informan II, saat informan mencurigai suaminya memiliki hubungan spesial dengan wanita lain maka informan II