Gambaran Informan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dengan jumlah nominal dari kekalahan dan kemenangan saat berjudi. Informan kerap mendengar dari orang lain tentang jumlah kekalahan dari
suaminya. Informan II juga merasa suaminya kurang terbuka pada kegiatan yang dimilikinya. Seringnya suami menghabiskan waktu di luar rumah
hingga suami tidak pulang selama beberapa hari membuat informan II mulai kehilangan kepercayaan pada suaminya. Informan mulai mencurigai
suaminya menjalin hubungan spesial dengan wanita lain. Informan memiliki kecurigaan ini disebabkan dari ketidaksengajaan informan melihat pesan
sms di telepon suami. Namun informan tidak mengetahui apakah hubungan tersebut serius atau hanya sekedar candaan. Informan tidak berani terlalu
menanyakan kepada suami karena takut bahwa dugaannya salah. Selain itu, informan juga takut hal tersebut akan memicu pertengkaran dengan suami.
Hal ini dubuktikan dari kutipan hasil wawancara sebagai berikut: “Biasanya kalau
kalau kalah bilang kalau menang bilang tapi dia tidak jujur, kalau menang segini bilangnya paling lebih
sedikit dia bilang”. Informan I, line 119
-122
“Atau dia ada ini diluar juga gak tau. Kayak perempuan lain juga gak tau kan”. Informan II, line
462-463
Demi menghadapi permasalahan tersebut, maka informan I akan melakukan
problem focus coping
untuk mencegah dampak negatif dari ketidakjujuran suaminya. Informan I akan memeriksa pakaian suami dan
mengambil uang yang dimiliki suami. Hal ini dilakukan informan karena suami sering tidak jujur dengan jumlah uang yang dimilikinya.
Hal berbeda ditunjukkan oleh informan II, saat informan mencurigai suaminya memiliki hubungan spesial dengan wanita lain maka informan II
cenderung melampiaskan emosinya secara langsung dengan cara marah- marah pada suami. Informan mengatakan merasa sangat marah karena merasa
sakit hati, stres, dan depresi akibat perilaku suaminya. Walau kedua informan melakukan koping yang berbeda namun dampak yang ditimbulkan dari
koping tersebut tetap sama, yaitu kedua informan sama-sama merasakan emosi positif, informan I merasa senang dan informan II merasa lebih lega
setelah melapiaskan emosi. Namun koping yang dilakukan tidak membantu untuk mengubah perilaku negatif suami. Hal ini dubuktikan dari kutipan hasil
wawancara sebagai berikut: “Ya marah lah biasalah berantem
-berantem orang berumah
tangga kan tapi tidak berpengaruh pada dia”. Informan II, line
470-472
“Dapat keluar aja, mau di dengerin mau di
a engga yang penting
dikeluarin aja. Setelah keluar aja gimana perasaannya? Lebih
lega sedikit”. Informan II, line 474
-476
Permasalahan relasi yang dimiliki oleh ketiga informan membuat hubungan di dalam rumah tangga tidak berjalan baik karena beberapa kali
terjadinya konflik. Akibat pertengkaran dan perilaku negatif suami, informan I pernah tidak saling sapa selama dua minggu dengan suaminya.
Permasalahan relasi yang lebih kompleks dialami oleh informan II dan III sehingga para informan berkeinginan untuk bercerai. Demi menghadapi
permasalahan ini informan mencoba melakukan penilaian positif karena merasa kasihan dengan anak yang masih kecil dan keadaan anak yang masih
bersekolah. Informan II juga mengatakan bahwa dirinya belum siap jika harus berstatus janda. Informan II mengatakan malu jika harus berstatus janda
karena status janda sering dianggap sebagai sesuatu hal yang buruk di dalam masyarakat. Selain itu, informan II juga mengatakan bahwa melakukan
perceraian di Bali cukup sulit karena terikat dengan ritual keagamaan. Hal ini membuat informan mengurungkan niatnya untuk bercerai dan berusaha
melanjutkan hubungan rumah tangga demi masa depan anak. Hal ini dubuktikan dari kutipan hasil wawancara sebagai berikut:
“Kalau dulu sih, kalau dulu belum terl
alu apa namanya ibuk belum
memahami suami, pernah sih sampai pengen cerai ee dulu”.
Informan III, line 300-302
“Ada terutama sih mikirin anak ya. Mikirin anak aja kasian kan jadinya diurungkan lah niatnya untuk bercerai”. Informan III,
line 745-746
Tidak hanya para istri, anak juga mengalami permasalahan relasi yang diakibatkan dari ayah mereka yang dominan berjudi. Ketiga informan sama-
sama mengutarakan bahwa akibat suami yang tidak memiliki waktu dan jarang pergi bersama keluarga membuat anak kurang dekat dan kurang
mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Kurangnya waktu yang dimiliki suami untuk berada di rumah membuat anak jarang menjalin komunikasi
dengan ayahnya. Kurangnya interaksi antara ayah dengan anaknya membuat anak merindukan ayahnya dan membuat anak tidak memiliki figur panutan.
Ketiga informan akan sama-sama menggunakan
problem focus coping
saat menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan anak. Ketiga informan akan menggunakan pemecahan masalah secara langsung apabila anak
mengalami permasalahan relasi dengan ayahnya. Informan akan menelepon atau meminta suami untuk pulang lebih cepat, informan juga akan meminta