Prosedur Peramalan Peramalan Permintaan

mempengaruhi permintaan relatif masih konstan, sedangkan semakin panjang periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan factor-faktor yang mempengaruhi permintaan.

2.4.3 Prosedur Peramalan

Dalam melakukan peramalan terdapat beberapa prosedur, yaitu : 1. Tentukan pola data permintaan dilakukan dengan cara memplotkan data secara grafis dan menyimpulkan apakah data berpola trend, musiman, siklikal atau siklus, eratik random. Trend kecenderungan T adalah sifat dari permintaan dimasa lalu terhadap waktu terjadinya, apakah permintaan tersebut cenderung naik, turun atau konstan. Siklus C merupakan pola permintaan suatu produk yang berulang secara periodik biasanya lebih dari satu tahun, sehingga tidak perlu dimasukkan dalam peramalan jangka pendek. Musiman S adalah pola permintaan suatu produk yang naik atau turun disekitar garis trend dan biasanya berulang setiap tahun. disebabkan factor cuaca, musim libur panjang, dan lain-lain. Random R merupakan pola permintaan suatu produk yang mengikuti pola bervariasi secara acak karena factor bencana alam, bangkrutnya perusahaan, dan lain-lain. pola ini dibutuhkan dalam menentukan persediaan pengamatan untuk mengantispasi kekurangan persediaan bila terjadi lonjakan permintaan. Nasution, 2003: 35. 2. Mencoba beberapa metode time series sesuai dengan pola permintaan tersebut untuk melakukan peramalan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Mengevaluasi tingkat kesalahan masing-masing metode yang akan dicoba. Tingkat kesalahan masing-masing metode yang akan dicoba, tingkat kesalahan diukur dengan kriteria MAD, MSE, MAPE. Ukuran akurasi hasil peramalan merupakan ukuran kesalahan error permintaan, merupakan tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Dalam peramalan Time Series, metode peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi kriteria ketepatan ramalan, kriteria ini adalah, yaitu Nasution, 2003: 30-31 : a Rata-rata Deviasi Mutlak Mean Absolute Deviation = MAD MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan kenyataannya. Secara matematis, MAD dirumuskan sebagai berikut : n F A MAD t t    Dimana : A = permintaan aktual pada periode – t F t = hasil peramalan forecast pada periode – t n = jumlah periode peramalan yang terlibat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b Rata-rata Kuadarat Kesalahan Mean Square Error = MSE c MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan. Peramalan pada tiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara sistematis MSE dirumuskan sebagai berikut :      n F A MSE t t 2 d Rata-rata Persentase Kesalahan Absolut Mean Absolute Percentage Error = MAPE MAPE merupakan ukuran kesalahan relative. MAPE biasanya lebih berarti bila dibandingkan MAD Karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan actual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Secara sistematis sebagai berikut :          t t t A F A n MAPE 100 4. Memilih metode peramalan terbaik diantara metode yang dicoba. Metode terbaik akan memberikan tingkat kesalahan terkecil dibanding metode lainnya dan tingkat kesalahan tersebut berada dibawah tingkat kesalahan yang telah ditetapkan. Metode yang digunakan dalam Time Series, yaitu : a. Metode Rata-rata Bergerak Tertimbang Weighted Moving Average Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dalam metode rata-rata bergerak memberikan timbangan yang sama bagi seluruh data pengamatan, walaupun data yang paling akhir lebih penting dan perlu dipertimbangkan dalam penyusunan ramalan sedangkan dalam metode rata-rata bergerak tertimbang memberikan timbangan yang berbeda atau data tersebut, dengan peranan atau pentingnya data tersebut pada penyusunan ramalan pada periode berikutnya Ariyani, 2008: 33 Formula metode Weighted Moving Average adalah Baroto, 2002: 38 : dimana :  t f ramalan permintaan real untuk peride t  t f permintaan aktual pada periode t 1 c = bobot masing-masing data yang digunakan   1 1  c , ditentukan secara subyektif m = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan Subyektif Pada periode WMA peramalan permintaan untuk setiap periode mendatang diasumsikan sama. b. Metode Pemulusan Eksponensial Tunggal Single Eksponential Smoothing   m t m t t f c f c f c t f       2 2 1 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kelemahan metode Moving Average dalam kebutuhan akan data-data masa lalu yang cukup banyak dapat diatasi dengan metode pemulusan eksponensial. Ariyani, 2008: 34 Formula untuk metode Single Eksponential Smoothing SES adalah Baroto, 2002: 39 :   1 1     t t t f f f   dimana :  t f perkiraan permintaan pada peride t   suatu nilai   1    yang ditentukan secara subyektif  t f permintaan aktual pada periode t   1 t f perkiraan permintaan pada peride t-1 metode SES mengasumsikan peramalan permintaan untuk setiap periode ke depan selalu sama. c. Metode Pemulusan Eksponansial Ganda Double Eksponential Smoothing Dasar pemikiran dari metode pemulusan eksponensial yang linier ini adalah baik nilai pemulusan eksponensial tunggal maupun ganda terdapat pada waktu sebelum data sebenarnya, bila pada itu adalah trend. Disamping itu untuk menyesuaikan trend, maka nilai-nilai pemulusan eksponensial tunggal ditambahkan nilai-nilai pemulusan eksponensial ganda. Ariyani. 2008: 36 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Formula Double Eksponential Smoothing adalah Baroto, 2002: 40 : t t e t a a F    1 dimana 1 , a a adalah parameter proses dan e mempunyai nilai harapan dari 0 dan sebuah variasi 2 e  . Misalkan     1 , sehingga : 1 1 1 2 1 ... f f f f F t t t t            persamaan diatas dapat pula dituliskan ulang sebagai : 1 1 f f F t t i t i t          Double Eksponential Smoothing adalah modifikasi dari Single Ekspnential Smoothing yang diruuskan sebagai berikut :     1 2 2       t t t   dimana :   t F t 2   = Peramalan double exponential smoothing   Faktor smoothing dan     1 , Ft t   d. Metode Winter’s metode peramalan Winter’s digunakan untuk suatu data yang berpola musiman. Baroto, 2002: 44 Formulasi untuk metode Winter’s adalah :   t C t a a t . 1 1 ,   dengan :   1 2 , 2 a N a a N   Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. N f f a 1 2 1     N f f t N t 1 1     N f f N N t t      2 1 2 2 1 1 2 2 ,     N a f a N t t a a f C . 1 1   1 1    N C N t t 5. Melakukan peramalan dengan metode terbaik yang dipilih

2.5 Verifikasi dan Pengendalian Peramalan Moving Range Chart

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA.

1 2 106

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BARANG DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK KARUNG ROSELLA BARU SURABAYA.

0 0 79

PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN DAN TINGKAT MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” SURABAYA.

4 34 112

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP KEKUATAN TARIK BENANG KARUNG PLASTIK PADA MESIN EXTRUDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. “ ROSELLA BARU “ SURABAYA.

10 49 116

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. CAHAYA SEJAHTERA SENTOSA BLITAR.

0 8 201

PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN DAN TINGKAT MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” SURABAYA

0 0 17

PENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA

0 0 8

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BARANG DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK KARUNG ROSELLA BARU SURABAYA

0 1 19

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP KEKUATAN TARIK BENANG KARUNG PLASTIK PADA MESIN EXTRUDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. “ ROSELLA BARU “ SURABAYA

0 1 16

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA

0 0 17