2.6 Efisiensi Penjadwalan Jalur Distribusi
Penjadwalan yang efisien dan penyusunan rute yang baik dapat menghemat waktu pengiriman bagi kendaraan, dan hasilnya jumlah biaya operasi dapat
berkurang. Untuk mencapai tingkat susunan rute dan jadwal perjalanan yang lebih baik bagi kendaraan ialah dengan menggunakan sistem peta jalan atau jarak lokasi
customer dengan menggunakan skala perbandingan.
Perencanaan rute merupakan bagian penting untuk mencapai angkutan produk perusahaan dengan biaya minimal. Setiap kendaraan yang meninggalkan lokasi
pabrik harus mnegikuti rute yang sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sebelumnya. Agar menghasilkan efisiensi biaya dalam jumlah yang besar. Kendaraan
tidak saja harus siap dimuati, tetapi juga siap diservis, pengisian bahan bakar, sehingga pengemudi dan kendaraa harus dijauhkan dari kemungkinan kecelakaan.
Dengan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi maka kita dapat melakukan penjadwalan yang efisien dan pengiriman barang yang optimal.
Dapat dikatakan bahwa Penjadwalan yang efisien dan pengiriman barang yang optimal jika dapat mengurangi pemborosan dalam segi waktu, jarak, dan tenaga
sehingga mendapatkan biaya transportasi yang lebih efisien serta produk yang dikirim tepat waktu dan dalam kondisi baik. Hadinoto, 1996: 112-113.
2.7 Peneliti Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu dengan menggunakan metode Savings Matrix, antara lain :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1 Dany Isyadi 2008
Judul : “Penentuan Jalur Distribusi Produk Kertas ke Customer Untuk
Meminimalkan Biaya Transportasi dengan Metode Savings Matrix di PT. Ekamas Fortuna Malang”
Ringkasan : PT. Ekamas Fortuna Malang dituntut untuk merancang kinerja pengiriman
yang efisien. Tetapi terdapat beberapa keterbatasan dalam pendistribusian barang yang tepat untuk menentukan jalur distribusi produk ke customer. Permasalahan
ini dapat diselesaikan dengan mengunakan metode Savings Matrix, dengan terlebih dahulu melakukan peramalan permintaan menggunakan metode time
series melalui perangkat lunak MINITAB 14 untuk menentukan order size.
sehingga didapatkan alokasi Customer pada tiap truk disesuaikan dengan kapasitas truk, dimana jumlah truk yang dibutuhkan sebelumnya 7 unit menjadi 4
unit truk, dengan rute A DC-C14-C15-C16-C12-C13-DC dengan pengiriman sebanyak 17 Roll menempuh jarak 1500 km, B DC-C10-C11-DC dengan
pengiriman sebanyak 67 Roll menempuh jarak 1166,85 km, C DC-C5-C6-C7- C8-C9-DC dengan pengiriman sebanyak 65 Roll menempuh jarak 613,1 km, D
DC-C1-C2-C3-C4-DC dengan pengiriman sebanyak 70 Roll menempuh jarak 220,68 km. Sehingga terjadi penghematan sebesar Rp. 5.216.739,32 atau sebesar
28,03 dari biaya transportasi semula.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2 Onny Setyono 2006
Judul : “Perancangan Sistem Rute dan Penjadwalan Pengiriman Barang di PT.
Karya Mandiri Kencana Surabaya” Ringkasan :
PT. Karya Mandiri Kencana, distributor produk tinta yang memiliki jaringan pendistribusian produk yang sangat kompleks dan luas di seluruh Jawa
Timur, permasalahan perencanaan rute dan jadwal pengiriman barang merupakan permasalahan operasional yang harus dihadapi. Dengan menggunakan Metode
Savings Matrik , dapat ditentukan suatu rute yang optimal sehingga dapat
meminimalkan biaya dan waktu pengiriman. Rute dan penjadwalan ini disusun dengan mengeliminasi total perjalanan, yaitu berapa jarak dan biaya perjalanan
dengan tetap memenuhi permintaan pelanggan. Untuk mendapatkan hasil rute dan penjadwalan yang terbaik, diperlukan
data-data yang spesifik, seperti jarak antar node serta data keepatan kendaraan yang sesuai dengan realita yang ada. Selain itu, riset ini perlu dilakukan secara
berkala agar perubahan yang terjadi dapat diamati dengan baik. Data savings matriks
dipergunakan untuk menentukan langganan mana yang akan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam sebuah rute. Langganan dengan savings yang
terbesar akan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam sebuah rute pengiriman, diikuti dengan langganan-langganan lain yang memiliki rute yang lebih kecil.
Dari contoh data pengiriman untuk wilayah Gresik pada tanggal 6 Desember 2005 maka dapat dibuat suatu rute pengiriman barang sebagai berikut; Truck 1DC –
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BJ – AC – AE – BM – AZ – BV – AX – BS – DC dengan total muatan sebesar 770 kg dan jarak tempuh 44 km, sehingga biaya yang timbul sebesar 3.28. Truck
2 DC – AW – BI –BH– DC dengan total muatan sebesar 715 kg dan jarak tempuh 30 km, sehingga biaya yang timbul biaya pengiriman barang selama
bulan Desember adalah sebesar Rp.2.658.000., yang mana jauh lebih rendah daripada biaya pengiriman sebelumnya.
3 Julianus Hutabarat 2006
Judul : “Penentuan Jalur Distribusi Pada rantai Supply Dengan Metode
Saving Matriks .”
Ringkasan : Lemahnya Manajemen Transportasi pada suatu perusahaan bisa berakibat
pada tingginya biaya transportasi. Hal ini ditandai dengan lemahnya perencanaan untuk menentukan jenis alat angkut transportasi apa yang akan digunakan, berapa
jumlahnya serta jalur mana saja yang akan dilalui, ingá sampai ke consumen. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perusahaan perlu melakukan evaluasi
terhadap Manajemen Transportasi yang dilakukan saat ini. PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri kertas,
mempunyai kapasitas produksi sebesar 14.000 ton kertas per bulan, yang dihasilkan dari PM 1 sebesar 5000 ton kertas PM 2 sebesar 9000 ton kertas.
Hasil produksi PT. X adalah Paper Roll dan Paper Tub. Penelitian di PT. X diawali dengan penentuan rute jalur distribusi
pabrik ke konsumen dengan metode Savings Matriks. Dengan kombinasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perhitungan matrik jarak dan jumlah permintaan kertas tiap konsumen diperoleh matrik penghematan atau Savings Matriks.
Dengan metode Savings Matriks diperoleh alokasi customer pada tiap truk yang disesuaikan dengan kapasitas truk. Jumlah truk yang semula 7 unit
untuk melayani Pulau Jawa menjadi 4 unit truk dengan rute A DC-C14-C15- C16-C12-C13-DC, rute B DC-C10-C11-DC, rute C DC-C5-C6-C7-C8-C9-
DC, rute D DC-C1-C2-C3-C4-DC. Dan diperoleh penghematan jarak sebesar 33,39 atau sepanjang 1693,69 km, sehingga didapatkan penghematan biaya
transportasi sebesar 29,98 atau sebesar Rp 47.435.143,8 bulan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam Penelitian ini pencarian data dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara XI Persero PK. Rosella Baru Surabaya yang berlokasi di Jalan Ngagel
Timur Surabaya. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2010 hingga bulan April 2010 atau sampai dengan data dari penelitian ini sudah
terpenuhi.
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu indikator yang berupa variable yang ada pada metode yang digunakan dalam suatu penelitian yang kemudian
dijalankan dalam penelitian tersebut. Mengacu pada judul penulisan, maka dapat diidentifikasi variabel –
variabel yang berhubungan dengan permasalahan dan nantinya akan dianalisa adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya
berubahnya variabel terikat. Yang termasuk variabel bebas disini adalah: a
Kapasitas alat angkut Kapasitas alat angkut merupakan variabel bebas yang
menunjukkan kekuatan yang dimiliki oleh kendaraan atau armada dalam melakukan pengangkutan barang atau produk.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.