Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

menjawab soal tanpa sesuai langkah-langkah pemecahan masalah. Alasan siswa S_10 tidak sesuai langkah-langkah pemecahan masalah karena tidak terbiasa menjawab soal matematika menggunakan langakh-langkah seperti itu. S_11 mengatakan tidak sesuai langkah-langkah karena malas. Sedangkan siswa S_4 memulai dengan memahami soal terlebih dahulu, lalu menuliskan apa yang diketahui, yang ditanyakan pada soal, dan menuliskan kesimpulan. Siswa tidak melakukan pengecekan kembali.

D. Pembahasan

1. Hasil Belajar Siswa dalam Pemecahan Masalah Matriks Pada penelitian ini peneliti mengambil seluruh siswa kelas X Administrasi Perkantoran untuk diwawancarai. Pertama peneliti memeriksa hasil tes prestasi siswa, lalu membuat transkrip, dan menganalisis data yang diperoleh. Dari hasil tersebut peneliti memilah menjadi dua kategori yaitu kategori kemampuan pemecahan masalah matriks, dan kategori kemampuan pada materi matriks. Setelah itu, hasil dari masing-masing kategori dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu kelompok siswa dengan nilai sangat baik, baik, cukup, kurang, dan gagal. Semua siswa dari masing-masing kelompok diwawancari untuk mengetahui secara menyeluruh mengenai hasil belajar siswa dalam pemecahan masalah , dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi. Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.7, dan tabel 4.8 peneliti menyusun tabel persentase siswa yang mampu dalam pemecahan masalah matriks, dan siswa yang mampu dalam materi matriks sebagai berikut: Rumus menghitung total jawaban siswa yang benar yaitu: Keterangan: A : Jumlah siswa yang jawabannya benar pada setiap butir soal C : Jumlah siswa dikali banyaknya butir soal 15 × 5 B : Persentase benar tiap butir soal Tabel 4.10 Banyaknya Siswa yang Menjawab Benar Berdasarkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemampuan pada Materi Matriks Nomor Soal B Kemampuan Pemecahan Masalah Kemampuan pada Materi Matriks 1 13,33 13,33 2 8 18,67 3 10,67 18,67 4 5,33 6,67 5 2,67 Total 37,33 60,01 Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa persentase total banyaknya jawaban yang benar dalam kemampuan pemecahan masalah lebih kecil dibandingkan dengan persentase total banyaknya jawaban yang benar pada materi matriks. Hal ini dikarenakan soal yang diberikan disusun dalam bentuk soal cerita, sehingga menyebabkan siswa banyak mengalami kendala dalam mengidentifikasi soal. Berikut merupakan salah satu bukti hasil pekerjaan siswa, dan hasil transkrip wawancara dengan S_10 yang mengalami kendala dalam mengidentifikasi soal: P :Sebenarnya kamu paham nggak sama maksud soal yang nomor 2? S_10 : Paham mbak, itu disuruh nyari total biaya bahan baju, bahan jas, buruh baju , sama buruh jas kan? P : Ia. Nah kalau paham, kenapa kamu jawabnnya seperti ini? Gambar 4.1 Contoh hasil pekerjaan siswa S_10 : Ya aku bingung mau nulis diketahui, ditanya kayak gimana, jadi aku jawab langsung aja. Lagian aku nggak terbiasa jawab soal pakai nulis apa yang diketahui, apa yang ditanyakan gitu mbak. P :Lalu setelah kamu memperoleh hasilnya, kenapa nggak nulis kesimpulan akhirnya? S_10 : Ia mbak aku lupa. Kan sudah aku bilang, aku nggak biasa jawab kayak gitu. Jadi aku bingung nulis kesimpulannya kayak gimana. Pada tabel 4.10 persentase total banyaknya jawaban yang benar pada materi matriks yaitu sebesar 60,01 . Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas X Administrasi Perkantoran mampu pada materi matriks, tetapi siswa mengalami kendala dalam mengidentifikasi soal, dan menulis kesimpulan akhir sehingga dalam kemampuan pemecahan masalah matriks siswa dinyatakan masih kurang. Dari tes prestasi belajar, hasil tes yang terdapat pada tabel 4.5 lalu dianalisis untuk menentukan kategori kemampuan pemecahan masalah. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.1 Tafsiran Nilai Kemampuan Siswa Persentase Frekuensi Tafsiran Nilai - Tidak ada 1-25 - Sebagian Kecil 26-49 8 Hampir Separuh 50 - Separuh 51-75 6 Sebagian Besar 76-99 1 Hampir Seluruhnya 100 - Seluruhnya Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat satu siswa dari 15 siswa dikategorikan memiliki kemampuan pemecahan masalah matriks yang baik. Sedangkan 14 siswa dari 15 siswa diketegorikan kurang dalam kemampuan pemecahan masalah matriks. Satu siswa dari 15 siswa ditafsirkan memiliki nilai hampir seluruhnya mampu dalam mengerjakan soal pemecahan masalah matriks, 6 siswa dari 15 siswa ditafsirkan memiliki nilai sebagian besar mampu dalam mengerjakan, dan 8 siswa dari 15 siswa ditafsirkan hampir separuhnya tidak mampu dalam mengerjakan soal. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan hanya terdapat 6,70 siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah matriks yang baik. Sisanya sebesar 93,30 siswa dinyatakan kurang dalam kemampuan pemecahan masalah matriks. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran kurang dalam hal pemecahan masalah matriks. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa dalam Pemecahan Masalah Matriks Dari hasil observasi, dan wawancara dengan siswa, peneliti menemukan faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X Administrasi Perkantor dalam pemecahan masalah matriks yaitu: a. Siswa Tidak Terbiasa Mengerjakan Soal Cerita Berdasarkan hasil wawancara, sebanyak 9 siswa mengungkapkan bahwa tidak terbiasa mengerjakan soal matematika pada materi matriks yang bentuknya soal cerita. Ketika berlatih soal, siswa terbiasa mengerjakan soal uraian yang bentuknya sederhana, dan pilihan ganda. Sehingga ketika diberikan soal yang bentuknya soal cerita, siswa mengalami kesulitan pada langkah mengidentifikasi soal. Berikut merupakan salah satu bukti transkrip wawancara dengan beberapa siswa sebagai berikut: P : Menurut kamu soal tes kemarin susah nggak? S_12 : Susah mbak.. P : Di mana letak susahnya? Bisa diceritakan? S_12 :Dibagian memahami soal, menuliskan yang diketahui. Karena aku nggak terbiasa ngerjain soal yang bentuknya soal cerita mbak. P :Oh gitu. Kalau soal cerita itu, kamu harus rajin latihan biar terbiasa. Nah kamu suka ngerjain latihan-latihan soal nggak? S_12 : Nggak mbak . P : Menurut kamu soal tes kemarin susah nggak? S_4 : Susah mbak, soal cerita jee P : Lah kenapa emangnya kalau soal cerita? S_4 :Bingung menentukan yang diketahui pada soal mbak. Kalimatnya panjang-panjang. P :Itu dari bingung sampai bisa jawab, gimana caranya? S_4 :Ya aku baca berkali-kali mbak. Sebenernya itu tergantung kitanya memahami soal mbak nek menurutku. Dan kalau rajin latihan soal ceritakan jadi terbiasa. b. Guru Tidak Pernah Memberikan Latihan Berupa Soal Cerita Ketika wawancara, sebanyak 9 siswa mengungkapkan bahwa guru tidak pernah memberikan latihan soal berupa soal cerita. Hal ini merupakan salah satu penyebab siswa tidak mampu mengerjakan tes prestasi belajar yang diberikan peneliti. Berikut merupakan salah satu bukti transkrip wawancara dengan beberapa siswa sebagai berikut: P : Menurutmu dari soal yang aku kasi kemarin sulit nggak? S_1 : Awalnya nggak yakin bisa mbak karena soalnya sulit. P : Loh kenapa nggak yakin? S_1 :Soalnya itu soal cerita mbak, waktu ibunya ngajarin bukan kayak gitu soalnya, jadi aku bingung deh. P :Cuma dimateri matriks aja atau disemua materi yang ibunya ajarin kayak gitu? S_1 : Semuanya mbak. Biasanya itu dikasi soal langsungan gitu. P : Gimana kesanmu pas baca soal yang aku kasi? S_9 : Susah mbak habis aku lupa caranya. Ibunya nggak pernah sih ngasi soal kayak gitu. Biasanya ngasi soal langsungan, dan tinggal dihitung deh. Selain faktor utama, peneliti menemukan beberapa faktor lain yang mempengaruhi haisl belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran dalam pemecahan masalah matriks, sebagai berikut: a. Berdasarkan Hasil Observasi 1 Siswa Kurang Aktif Bertanya Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran matematika, siswa terlihat kurang aktif bertanya mengenai materi matriks. Siswa hanya sibuk mencatat, dan kalaupun tidak paham mereka bertanya kepada teman sebangkunya. 2 Siswa Kurang Memperhatikan Guru Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, beberapa siswa memiliki kegiatan masing-masing saat guru sedang menjelaskan materi matriks. Siswa sibuk mengobrol dengan teman sebangkunya, dan ada juga beberapa siswa yang menganggu teman sebangkunya. 3 Guru Kurang Memberikan Latihan Soal yang Bervariasi Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti melihat latihan soal yang diberikan guru kurang bervariasi bentuknya. Guru terbiasa memberikan latihan soal yang bentuknya seperti berikut: Diketahui: A= , B= Tentukan: a. A+B, b. 2A-B b. Berdasarkan Hasil Wawancara Berdasarkan analisis hasil wawancara pada tabel 4.8 diperoleh beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matriks pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran sebagai berikut: 1 Cara Belajar Siswa Masih Kurang Teratur Berdasarkan hasil wawancara, beberapa siswa mengatakan bahwa mereka belajar kalau ada ulangan, dan tugas. Ketika belajar, siswa lebih sering berlatih soal yang mudah bukan soal pemecahan masalah. Siswa mengatakan malas untuk berlatih soal pemecahan masalah karena pada umumnya kalimat-kalimat pada soal tersebut panjang sehingga sulit untuk dipahami. Selain itu ada juga siswa yang mengatakan memang malas untuk belajar matematika. Berikut merupakan salah satu bukti hasil transkrip wawancara dengan beberapa siswa: P : Biasanya kalau di rumah kamu belajar nggak? S_1 : Nggak mbak. Belajarnya kalau mau ulangan aja atau kalau ada tugas. Kalau nggak ada tugas ataupun ulangan, bingung mau belajar apa. P : Kalau belajar, kamu belajarnya soal yang gimana? S_1 : Belajar dari soal-soal yang dikasi guru aja mbak. Paling aku baca ulang aja atau kerjain ulang. P : Bentuk soalnya berati kayak soal langsungan yang biasa diajarin ibunya ya? S_1 : Ia mbak. P : Kamu ngga ada inisiatif buat latihan soal dari sumber lain dan yang bentuknay lebih menantang? Kayak soal pemecahan masalah gitu? S_1 : Nggak mbak, soalnya kalimatnya panjang-panjang susah dimengerti. P : Kalau di rumah biasanya belajar nggak? S_15 : Nggak pernah belajar matematika kalau di rumah, soalnya malas mbak. P : Kenapa malas? Baisanyakan pasti ada penyebabnya kalau malas? S_15 : Ya malas aja, kalau ada teman belajar barengnya baru deh aku mau belajar matematika. P : Langsung kalau pelajar selain matematika juga gitu? S_15 : Nggak, hehe. Kalau Bahasa Indonesia aku suka belajar kok, Cuma kan kalau matematika itu harus ada yang ngajarain dan diajak tukar pikiran jadi perlu teman belajarnya. 2 Orang Tua Kurang Berperan Aktif dalam Menasehati Siswa agar Giat Belajar Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar siswa mengatakan bahwa akan belajar kalau disuruh orang tua. Dalam hal ini siswa menganggap orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas belajarnya. Namun kebanyakan orang tua dari siswa hanya menasehati agar belajar, tetapi tidak memantau aktivitas belajar siswa. Berikut merupakan salah satu bukti hasil transkrip wawancara dengan beberapa siswa: P :Kamu kalau di rumah suka belajar matematika nggak? S_15 : Nggak pernah mbak P : Kok gitu? Ortumu nggak marah kalau nggak belajar? S_15 : Nggak mbak. Orang ortuku nggak pernah ngingetin buat belajar. P :Kalau di rumah, kamu suka belajar matematika nggak? S_7 : Kadang-kadang mbak, aku sibuk soalnya P :Sibuk ngapain? Langsung kalau nggak belajar ortumu nggak nanya? S_7 : Nanya sih, tapi ya cuma nanya. Kalau nggak belajar ya nggak apa-apa. 3 Lupa Materi Berdasarkan hasil wawancara, beberapa siswa mengakui bahwa mereka mengalami kendala dalam menjawab soal dikarenakan lupa materi. Mereka mengakui lupa belajar sebelum dilakukan tes prestasi belajar ini. Berikut merupakan salah satu bukti hasil transkrip wawancara dengan beberapa siswa: P :Saat tes kemarin, kamu mengalami kendala dalam menjawab soal nggak? S_6 :Ia mbak. Aku banyak nggak bisa jawab soalnya lupa caranya. P : Lah emang malam sebelum tes kamu nggak belajar? S_6 : Nggak mbak, aku lupa kalau besoknya ada tes jadi aku lupa belajar. P : Susahnya dibagian mana? S_5 : Bingung caranya, dan operasinya mbak. Aku lupa P : Tapi kamu bisa jawab kan? S_5 : Bisa tapi nggak yakin

E. Kelemahan Penelitian

Dokumen yang terkait

Efektifitas pembelanjaran biologi dengan teknik kasus diluar kelas dalam bentuk media slide terhadap hasil belajar siswa (sub-konsep pencemaran lingkungan kelas x semester 2 di SMAN 1 Kencong tahun ajaran 2004/2005)

0 3 117

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Pengaruh pendekatan pemecahan masalah strategi working backward terhadap hasil belajar Matematika siswa

1 8 185

Korelasi profesional guru akidah akhlak dengan hasil belajar kelas X di MAN 1 Blitar tahun ajaran 2017-2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

Korelasi profesional guru akidah akhlak dengan hasil belajar kelas X di MAN 1 Blitar tahun ajaran 2017-2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 39

Korelasi profesional guru akidah akhlak dengan hasil belajar kelas X di MAN 1 Blitar tahun ajaran 2017-2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29