Dari tabel 5.8 dapat dilihat keseluruhan variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba perusahaan secara simultan atau bersama-sama, hal
ini dapat dilihat dari nilai F hitung 1.738 F tabel 2.634 untuk α = 5, k=4,
n=36. Pengaruh yang tidak signifikan juga dapat dilihat dari nilai signifikansi 0.167 α 0.05.
Dengan demikian dapat disimpulkan pada uji simultan F-test, dimana Jika F hitung F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh
signifikan secara simultan nilai kebocoran air, penambahan pelanggan, penagihan tunggakan dan penambahan jaringan terhadap laba pada PDAM Tirtanadi Propinsi
Sumatera Utara.
5.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis secara Parsial
Uji parsial t-test dipergunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Ghozali, 2009 :59.
Tabel 5.9 Coefficients pada uji t
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
4.363E9 4.574E9
.954 .348
Kebocoran Air -.068
.205 -.060
-.334 .740
Penambahan Pelanggan -.326
.829 -.071
-.394 .697
Penagihan Tunggakan 18.738
44.430 .069
.422 .676
Penambahan Jaringan -2.983
1.317 -.403
-2.266 .031
a. Dependent Variable: Laba Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Data PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara yang diolah, 2011
Dari tabel 5.9 dapat dilihat hasil pengujian hipotesis kedua dengan uji parsial t-test untuk mengetahui pengaruh secara parsial terhadap variabel terikat.
1. Untuk kebocoran air dengan nilai t-hitung sebesar 0.334 2.0281 t-tabel untuk α = 5, k=4, n=36, dan nilai signifikansi sebesar 0.74 α 0.05, dengan demikian
dinyatakan bahwa kebocoran air berpengaruh negatif secara tidak signifikan terhadap laba perusahaan.
2. Untuk penambahan pelanggan dengan nilai t-hitung sebesar 0.394 2.0281 t- tabel, dan nilai signifikansi sebesar 0.697 α 0.05, dengan demikian dinyatakan
bahwa penambahan pelanggan berpengaruh negatif secara tidak signifikan terhadap laba perusahaan.
3. Untuk penagihan tunggakan dengan nilai t-hitung sebesar 0.422 2.0281 t- tabel, dan nilai signifikansi sebesar 0.676 α 0.05, dengan demikian dinyatakan
bahwa penagihan tunggakan berpengaruh positif secara tidak signifikan terhadap laba perusahaan.
4. Untuk penambahan jaringan dengan nilai t-hitung sebesar 2.266 2.0281 t- tabel, dan nilai signifikansi sebesar 0.031 α 0.05, dengan demikian dinyatakan
bahwa penambahan jaringan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap laba perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian dapat disimpulkan pada uji parsial t-test, kebocoran air, penambahan pelanggan, dan penagihan tunggakan tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap laba pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, sedangkan penambahan jaringan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap laba
pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara. Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis regresi linear berganda. Dengan
model regresi :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana : Y = variabel terikat = Laba X = variabel bebas
X1 = Kebocoran Air X2 = Penambahan Pelanggan
X3 = Penagihan Tunggakan X4 = Penambahan Jaringan
b0 = Konstanta
E = Error term
Untuk menginterpretasikan koefisien variabel bebas dapat menggunakan
unstandardized coefficients.
Laba Perusahaan = 4.363E9 – 0.068 Kebocoran Air – 0.326 Penambahan Pelanggan + 18.738 Penagihan Tunggakan – 2.983
Penambahan Jaringan
• Konstanta sebesar 4.363E9 menyatakan bahwa jika variabel bebas dianggap konstan, maka rata-rata laba perusahaan sebesar Rp. 4.363.274.000.
Universitas Sumatera Utara
• Koefisien regresi : 1. Kebocoran air sebesar -0,068 menyatakan bahwa setiap penambahan
kebocoran air sebesar Rp 1.000 akan mengurangi laba perusahaan sebesar Rp. 68.
2. Penambahan Pelanggan sebesar -0,326 menyatakan bahwa setiap penambahan dari penambahan pelanggan sebesar Rp. 1.000 akan mengurangi laba
perusahaan sebesar Rp 326 3. Penagihan Tunggakan sebesar 18.738 menyatakan bahwa setiap penambahan
dari penagihan tunggakan sebesar Rp 1.000 akan meningkatkan laba perusahaan sebesar Rp 18.738.000
4. Penambahan Jaringan sebesar -2.983 menyatakan bahwa setiap penambahan dari penambahan jaringan sebesar Rp 1.000 akan mengurangi laba perusahaan
sebesar Rp 2.983.000.
5.4 Pembahasan