BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka dibangun kerangka pemikiran dalam gambar 3.1 berikut ini :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Dari kerangka konsep pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa nilai kebocoran air, penambahan pelanggan, penagihan tunggakan dan penambahan
jaringan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap laba, dimana laba Penambahan
Pelanggan X2
Penagihan Tunggakan
X3
Penambahan Jaringan
Nilai Kebocoran Air X1
Laba Y
Universitas Sumatera Utara
merupakan variabel dependen; kebocoran air, penambahan pelanggan, penagihan tunggakan dan penambahan jaringan merupakan variabel independen.
Dalam meningkatkan laba, kerangka konsep tesis ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Hubungan antara nilai kebocoran air dengan laba Kebocoran air menunjukkan adanya inefifiensi dalam pendistribusian air,
sehingga mempengaruhi jumlah air yang dapat dijual. Adanya inefisiensi menunjukkan ratio yang rendah Munawir, 1986.
Kebocoran air berpengaruh secara negatif terhadap laba, artinya semakin tinggi nilai kebocoran air maka laba semakin rendah.
2. Hubungan antara penambahan pelanggan dengan laba Pada penelitian ini, dari permasalahan yang dihadapi PDAM Tirtanadi dengan
keterbatasan ketersediaan air bersih sehingga banyak pelanggan yang menunggu untuk pemasangan baru terus meningkat setiap bulannya, besarnya jumlah pelanggan
yang menunggu jika dikalikan dengan biaya pemasangan berdasarkan tarif dan dikurangi dengan biaya operasional pemasangan merupakan kemampuan perusahaan
memperoleh laba. Jika penambahan pelanggan terealisasi, maka hubungan penambahan pelanggan
dengan laba berpengaruh secara positif, artinya semakin tinggi penambahan pelanggan maka laba juga meningkat.
Universitas Sumatera Utara
3. Hubungan antara penagihan tunggakan dengan laba Tunggakan Rekening Air tidak seharusnya terjadi, karena merugikan
pelanggan dan PDAM Tirtanadi. Bagi pelanggan harus membayar denda tagihan berdasarkan tarif, dan bagi PDAM Tirtanadi berkurangnya profit margin dan semakin
besar pula resiko kemungkinan tidak tertagih, dan mempengaruhi perusahaan mendapatkan laba.
Jika penagihan tunggakan terealisasi, maka penagihan tunggakan berpengaruh positif terhadap laba, artinya semakin tinggi nilai penagihan tunggakan maka laba
juga akan meningkat. 4. Hubungan antara penambahan jaringan dengan laba
Penambahan jaringan merupakan bagian dari program untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi PDAM saat ini, yaitu kurangnya ketersediaan air bersih
dalam memenuhi kebutuhan air bersih oleh penduduk Propinsi Sumatera Utara sesuai Kepmendagri No.23 tahun 2009 harus mencakup pelayanan 80. Perencanaan
penambahan jaringan air bersih selain diperuntukkan sebagai kebutuhan saat ini juga harus bisa mencukupi kebutuhan dimasa yang akan datang. Namun untuk
penambahan jaringan air yang baru membutuhkan biaya-biaya yang besar untuk pembangunan jaringan baru.
Peneliti ingin melihat pengaruh penambahan jaringan terhadap laba pada PDAM Tirtanadi sebelum dan sesudah dikeluarkannya Kepmendagri No. 23 tahun
Universitas Sumatera Utara
2009. Dugaan peneliti, pada saat ini dampak dari penambahan jaringan masih negatif, artinya hanya biaya-biaya yang dikeluarkan dan belum menghasilkan laba. Harapan
peneliti pada periode yang akan datang penambahan jaringan akan meningkatkan laba, memenuhi pelayanan kebutuhan masyarakat, dan mampu memberi konstribusi
PAD kepada Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
3.2 Hipotesis Penelitian