signifikansi 0.167 α 0.05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh signifikan secara simultan nilai kebocoran air, penambahan pelanggan,
penagihan tunggakan dan penambahan jaringan terhadap laba pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Damanik 2002 yang menyatakan bahwa kebocoran air, penagihan tunggakan dan penambahan pelanggan berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap rentabilitas. Alasan tidak signifikan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan ini diduga karena
fluktuatifnya laba perusahaan yang disebabkan pendapatan dan pengeluaran yang tidak stabil setiap bulannya.
Hasil pengujian hipotesis dengan uji parsial t-test dapat disimpulkan pada uji parsial : kebocoran air, penambahan pelanggan, dan penagihan tunggakan tidak
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap laba pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, sedangkan penambahan jaringan berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap laba pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara. Hasil pengujian hipotesis dengan analisis regresi linear berganda dapat dilihat
dengan model regresi : Konstanta sebesar 4.363E9 menyatakan bahwa jika variabel bebas dianggap
konstan, maka rata-rata laba perusahaan sebesar Rp. 4.363.274.000. Uraian dari masing-masing variabel dapat dilihat sebagai berikut :
1. Kebocoran Air
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengujian hipotesis dengan uji parsial t-test, kebocoran air dengan nilai t-hitung sebesar 0.334 2.0281 t-
tabel untuk α = 5, k=4, n=36, dan nilai signifikansi sebesar 0.74 α 0.05, dengan demikian dinyatakan bahwa kebocoran air
berpengaruh negatif secara tidak signifikan terhadap laba perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Damanik 2002 yang
menyatakan bahwa kebocoran air tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas. Dari hasil pengujian hipotesis, koefisien regresi kebocoran air sebesar -0,068
menyatakan bahwa setiap penambahan kebocoran air sebesar Rp 1.000 akan mengurangi laba perusahaan sebesar Rp. 68, artinya semakin besar kebocoran air
maka laba perusahaan akan berkurang. Menurut Munawir 1986, kebocoran air menunjukkan adanya inefisiensi dalam pendistribusian air, sehingga mempengaruhi
jumlah air yang dapat dijual. Adanya inefisiensi menunjukkan ratio yang rendah dalam menggunakan sumber daya yang ada.
Meskipun kebocoran air tidak berpengaruh signifikan terhadap laba, namun jika dilihat dari rata-rata kebocoran air sebesar Rp 13.215.245.940 merupakan jumlah
yang besar bahkan lebih besar dari rata-rata laba sebesar Rp.822.863.709 pada periode yang sama. Perusahaan sebaiknya melakukan analisa dan evaluasi penyebab
kebocoran air ini, untuk meningkatkan laba perusahaan dan juga mengatasi permasalahan dalam penyediaan air bersih.
2. Penambahan Pelanggan
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengujian hipotesis kedua atau uji parsial t-test, penambahan pelanggan dengan nilai t-hitung sebesar 0.394 2.0281 t-tabel, dan nilai
signifi kansi sebesar 0.697 α 0.05, dengan demikian dinyatakan bahwa penambahan
pelanggan berpengaruh negatif secara tidak signifikan terhadap laba perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Damanik 2002 yang menyatakan bahwa penambahan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas, dikarenakan pada penelitian ini peneliti
menggunakan data jumlah pelanggan yang menunggu pemasangan baru atau pelanggan yang belum terealisasi sesuai dengan permasalahan yang dihadapi PDAM
Tirtanadi sedang kekurangan distribusi air minum sehingga tidak mampu memenuhi pelayanan air sampai ke masyarakat.
Dari hasil pengujian hipotesis, koefisien regresi penambahan pelanggan sebesar -0,326 menyatakan bahwa setiap penambahan dari penambahan pelanggan
sebesar Rp. 1.000 akan mengurangi laba perusahaan sebesar Rp 326. Meskipun penambahan pelanggan tidak berpengaruh signifikan terhadap laba,
namun jika dilihat dari rata-rata penambahan pelanggan sebesar Rp.905.365.278 merupakan jumlah yang besar bahkan lebih besar dari rata-rata laba sebesar
Rp.822.863.709 pada periode yang sama. Perusahaan sebaiknya melakukan evaluasi penambahan pelanggan ini, untuk meningkatkan laba perusahaan dan juga memenuhi
pelayanan air sampai ke masyarakat secara berkelanjutan, sehingga tidak ada lagi pelanggan yang menunggu sambungan baru sehingga PDAM Tirtanadi mampu
Universitas Sumatera Utara
memberikan kontribusi PAD bagi daerah jika cakupan pelayanannya telah mencapai 80 persen Kepmendagri No.23 tahun 2009, menurut Tjiptono dan Diana 2002,
tujuan bisnis adalah untuk menciptakan dan mempertahankan para pelanggan dan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan ditentukan oleh pelanggan
customer, sehingga perusahaan harus mampu menghasilkan value terbaik bagi customer
untuk dapat bertahan dan bertumbuh dalam lingkungannya Mulyadi, 1993.
3. Penagihan Tunggakan