2.4.6. Tim Manajemen
Sebagai tingkat lain dari perusahaan, tim manajemen secara langsung bertanggung jawab untuk hari-hari operasi dan keuntungan dari perusahaan.
a. Chief Executive Officer CEO - Sebagai manajer atas, CEO biasanya
bertanggung jawab atas seluruh operasi dari korporasi dan laporan langsung kepada ketua dan dewan direksi. Ini adalah tanggung jawab CEO untuk
melaksanakan keputusan dan inisiatif dewan dan untuk menjaga kelancaran perusahaan, dengan bantuan dari manajemen senior. Seringkali, CEO juga
akan ditunjuk sebagai presiden perusahaan dan karena itu juga menjadi salah satu direktur dalam pada papan jika tidak ketua.
b. Kepala Operasi Officer COO - Bertanggung jawab untuk operasi
perusahaan, para COO terlihat setelah masalah yang berkaitan dengan pemasaran, penjualan, produksi dan personil. Lebih dari tangan-CEO, COO
terlihat setelah hari-hari sambil memberikan umpan balik kegiatan kepada CEO. COO sering disebut sebagai wakil presiden senior.
c. Kepala Petugas Keuangan CFO - Juga melaporkan langsung kepada CEO,
CFO bertanggung jawab untuk menganalisis dan mengkaji data keuangan, laporan kinerja keuangan, menyiapkan anggaran dan pengeluaran pemantauan
dan biaya. CFO diperlukan untuk menyajikan informasi ini kepada dewan direksi secara berkala dan memberikan informasi ini kepada para pemegang
saham dan badan pengawas seperti Securities and Exchange Commission
Universitas Sumatera Utara
SEC. Juga biasanya disebut sebagai wakil presiden senior, CFO secara rutin memeriksa kesehatan keuangan korporasi dan integritas.
2.4.7. Konsep Dasar Strategi Korporasi
Ada empat komponen untuk tebentuknya struktur korporasi, yaitu tujuan yang akan dicapai, strategi yang akan dilakukan untuk mencapainya, taktik atau cara
dimana sumber daya akan digunakan, dan sumber daya yang dimiliki. Dengan demikian strategi merupakan salah satu dari komponen penting struktur organisasi.
Strategi akan menghubungkan antara means dan ends. Strategi merupakan terminologi yang diambil dari militer. Strategi dalam
militer pada awalnya dimaknai sebagai cara atau pendekatan yang dilakukan untuk dapat mengalahkan lawan. Strategi akan selalu terkait dengan taktik yaitu langkah-
langkah untuk dapat menjalankan strategi secara lebih rinci. Dalam dunia bisnis saat ini, strategi merupakan suatu pendekatan untuk menggapai masa depan yang
1. Melibatkan proses menilai keadaan saat ini dan faktor-faktor yang harus diantisipasi terkait dengan pelanggan dan pesaing sebagai lingkungan eksternal
dan keadaan perusahaan itu sendiri sebagai lingkungan internal, 2. Proses envisioning peran baru ataupun peran yang lebih efektif agar lebih kreatif,
dan Aligning kebijakan, pengalaman, praktek baik, dan sumberdaya untuk merealisasikan visi.
Sedangkan korporasi adalah salah satu bentuk organisasi bisnis, sebagai aktivitas komersial untuk memperoleh profit dengan menjalankan suatu aktivitas
Universitas Sumatera Utara
yang menghasilkan barang atau jasa. Salah satu ciri umum korporasi adalah adanya pemisahan kemepilikan organisasi yang menyebabkan keterbatasan tanggung jawab
dari pemilik. Hal ini juga dikarenakan dalam korporasi terjadi penerbitan saham yang mudah dipindahtangankan. Korporasi dapat menjalankan bisnisnya dengan produk
tunggal maupun produk yang bermacam-macam, selain juga memungkinkan tempat beroperasi dan menjalankan layanan produksi yang luas di berbagai tempat.
Dalam persaingan antar korporasi, strategi merupakan suatu cara untuk menjadi berbeda dengan pesaing yang berarti korporasi harus mampu untuk
menciptakan serangkaian aktivitas untuk dapat memberikan nilai yang unik bagi pengguna. Strategi merupakan perebutan posisi di mata pengguna melalui pemberian
nilai yang berbeda dengan pesaing. Dengan demikian, strategi korporasi dapat diartikan sebagai pendekatan yang dilakukan oleh organisasi bisnis untuk dapat
merealisasikan visinya sehingga mampu memberikan nilai kepada penggunanya secara berbeda dibanding pesaingnya.
2.5. Definisi Kinerja
Istilah kinerja atau performance atau prestasi kerja atau produktivitas kerja sering digunakan untuk menunjukkan kontribusi pegawai pada perusahaan. Lawler
dan Porter dalam As’ad 2000;47 berpendapat bahwa kinerja merupakan “succesfull role achievement” yang diperoleh seseorang menurut ukuran yang berlaku pada
pekerjaan yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Maier sebagaimana dikutip oleh Sumarsono 2004 ; 242 memberi batasan tentang kinerja sebagai kesuksesan seseorang di dalam
melaksanakan suatu pekerjaan. Pendapat lainnya dari beberapa ahli tentang kinerja adalah sebagai berikut :
a. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang
diberikan Cascio, 2005 b.
Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan
baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik Donnelly, Gibson dan Ivancevich ; 1996
c. Kinerja adalah kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang
dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan Schermerhorn, Hunt,Osborn ; 1991
Maier dalam Asad 1991 memberikan batasan kinerja atau prestasi kerja sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas
lagi Lawler dan Poter 1968 menyatakan bahwa kinerja adalah kiat mencapai sukses succesfull role achievement yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya.
Dari batasan tersebut Asad 1991 menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Sedang Suprihanto dalam Srimulyo 1999 mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang
Universitas Sumatera Utara
karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, targetsasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah di
sepakati bersama.Stoner dalam Sardjito dan Muthaher, 2007. Vroom dalam Asad 1991 menyebutkan tingkat sejauh mana keberhasilan
seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut tingkat kinerja level of performance. Biasanya orang yang level of performance-nya tinggi disebut sebagai
orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau ber-performance rendah.
Menurut Munandar 2001, 288-289 , untuk mengukur kinerja atau unjuk kerja seorang pegawai digunakan 3 tiga macam ukuran, yaitu:
a. Hasil atau produk kerja
Jumlah produk atau keuntungan yang dihasilkan dianggap sebagai ukuran kinerja yang paling objektif karena dapat diukur secara kuantitatif. Namun
demikian tidak banyak jenis pekerjaan yang hasil kerjanya dapat diukur secara cermat dan teliti. Untuk pengukurannya dikembangkan berbagai macam cara
yang pada dasarnya ialah menetapkan indikator-indikator yang mewakili kuantitas dan kualitas, misalnya : productivity rating index, time based index,
quality index. Usaha lain untuk menilai hasil kerja seseorang secara cermat dan teliti melalui upaya mengkuantifikasi hasil kerjanya dilakukan dalam
bentuk penilaian kinerja dengan menggunakan sistem manajemen berdasarkan sasaran Managament By Objective atau MBO.
Universitas Sumatera Utara
b. Perilaku pekerjaan
Dasar pertimbangan untuk menggunakan perilaku pekerjaan dalam penilaian kinerja ialah bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya perilaku pekerjaan
yang efektif yaitu perilaku yang mengarah kepada tercapainya hasil yang diharapkan dan perilaku yang tidak efektif atau bahkan yang justru
menimbulkan kerugian. c.
Ciri-ciri kepribadian Ciri-ciri kepribadian digunakan dalam penilaian kinerja Karena dianggap
bahwa ciri-ciri kepribadian tersebut perlu dimiliki oleh pegawai yang melakukan pekerjaan tertentu agar dia dapat berhasil. Ciri-ciri kepribadian
yang dianggap perlu dimiliki, misalnya : kepemimpinan, inisiatif, cermat, kestabilan emosi, dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa performance atau kinerja mempunyai arti sebagai suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
2.5.1. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja