persaingan didalam memperoleh pengguna jasa penerbangan semakin ketat sehingga penawaran harga tiket relative murah untuk menarik penumpang
sebanyak-banyaknya.
2. Bank
Bank merupakan tempat berlangsungnya transaksi antara si pemberi kuasamaskapai penerbangan dan si penerima kuasaagen. Bank tidak mempunyai
tanggung jawab apabila diantara kedua pihak terjadi wanprestasi atau ingkar dalam perjanjian, karena bank hanya media transaksi deposit keuangan.
3. Pihak ketiga atau calon penumpang
Pihak ketiga atau calon penumpang adalah individu perseorangan ataupun kelompok yang ingin mendapatkan tiket untuk menikmati jasa angkutan udara.
Pihak ketiga atau calon penumpang inilah yang mendatangi pihak agen untuk memperoleh tiket pesawat udara maskapai penerbangan sesuai dengan
keinginannya sendiri. Kewajiban merupakan segala sesuatu yang wajibharus dilaksanakan atas
hak yang diterima. Kewajiban PT. Siar Haramain sebagai agen penjualan antara lain adalah :
1. Sebagai agen penjualan tiket, PT. Siar Haramain tidak terlepas dari sistem
pemasaran yang bertujuan agar produk jasa agen yang ditawarkan olehnya dapat diterima dan diminati oleh masyarakat karena dalam kenyataannya
banyak agen-agen penjualan tiket lainnya bersaing sehat dalam mencari calon penumpang. Sistem pemasaran yang dilakukan PT. Siar Haramain antara lain
dengan memasang iklan di Koran dan TV, membuat brosurselebaran, mengunjungi tempat-tempat tertentu yang dianggap berpotensial dan
membuka cabang-cabang di daerah tertentu. Selain itu PT. Siar juga menerapkan sistem relationship marketing yang lebih diorientasikan ke
jangka panjang dengan tujuan untuk memberikan nilai jangka panjang dan ukuran keberhasilannya kepada calon penumpangpelanggan.
2. Perusahaan asing yang yang menunjuk PT. Siar Haramain sebagai agen
penjualannya maka agen di wajibkan untuk melakukan pemasaran dan penjualan jasa pelayanan angkutan udara untuk kepentingan prinsipalnya,
pemegang izin usaha tersebut juga harus membuka kantor cabang agen penjualan umum di seluruh Indonesia. Di samping itu, pemegang izin agen
penjualan umum wajib melaksanakan kegiatan usaha agen penjualan selambat-lambatnya 6 bulan terhitung sejak diterbitkan izin usaha, melaporkan
kewajiban yang tercantum dalam izin usaha agen, melaporkan setiap terjadi perubahan alamat kantor atau penanggung jawab kegiatan usaha, melaporkan
pembukaan dan penutupan kantor cabang kepada Direktur Jenderal Perhubungan udara dengan tembusan kepala kantor wilayah Departemen
Perhubungan sekarang dinas perhubungan, menyampaikan laporan kegiatan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara dengan tenbusan kepala kantor
wilayah Departemen Perhubungan sekarang dinas perhubungan. 3.
Selain itu kewajiban penting dari suatu agen adalah membayar pajak dari penghasilan setiap bulan atau setiap per tahun sesuai dengan pendapatan yang
diperoleh agen tersebut. Mekanisme pembayaran pajak tersebut dapat
dilakukan dengan angsuran setiap bulan PPH Pasal 25, hal ini dimaksudkan untuk meringankan beban wajib pajak dalam melunasi pajak yang terutang
dalam satu tahun pajak dan dapat juga dilakukan dengan angsuran setiap akhir tahun PPH Pasal 29 yaitu pelunasan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib
pajak pada akhir tahun wajib pajak, apabila pajak terutang untuk suatu tahun pajak lebih besar dari jumlah total pajak yang dibayar dan pajak yang
dipotong atau dipunggut pihak lain sebagai kredit pajak. Apabila wajib pajak atau agen tidak melaksanakan kewajiban membayar
pajak sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan, maka Direktorat Jenderal Pajak akan melakukan penagihan pajak. Proses penagihan dimulai
dengan surat teguran dan dilanjutkan dengan surat paksa. Dalam hal wajib pajak atau agen tetap tidak membayar pajaknya maka dapat dilakukan penyitaan dan
pelelangan atas harta wajib pajak atau agen yang disita tersebut untuk melunasi pajak yang tidakbelum dibayar.
Pengertian Tanggung jawab sangat luas, namun demikian menurut Peter Salim
21
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar masing-masing “tanggung-jawab” dalam arti accountability, responsibility, dan liability.
22
Accountability adalah tanggung jawab berupa kepercayaan, maka dalam hal ini PT. Siar Haramain bertanggung jawab memberikan kepercayaan kepada
calon penumpangpelanggan agar mereka yakin untuk membeli tiket pesawat
21
Peter Salim, Contemporary English-Indonesian Dictionary, edisi pertama, Jakarta : Modern English Press, 1985 di dalam buku Hukum Angkutan Udara Berdasarkan UURI No. 1
Tahun 2009.
22
Pengertian Accounability, Responsibility, Liability juga dapat ditemui dalam Ida Bagus Rahmadi Supancana dalam bukunya : Peranan Hukum Dalam Pembangunan Kedirgantaraan
Kumpulan Makalah Dan Paparan Ilmiah, Jakarta : CV. Mitra Karya 2003 halaman 102-12
terbang di tempatnya. Salah satu bentuk tanggung jawab accountability yang dilaksanakan PT. Siar haramain sebagai agen adalah dengan memberikan
pelayanan terbaik, pegawai yang ramah dan bersahabat dan menerima segala bentuk complain atas kesalahan yang dibuat oleh agen sendiri.
Responsibility dapat diartikan “ikut memikul beban”, maka dalam hal ini PT. Siar Haramain sebagai agen berusaha menjaga nama baik citra maskapai
penerbangan di hadapan calon penumpang, jadi agen tidak boleh menjelekkan salah satu maskapai penerbangan baik perusahaan maskapai dalam negeri maupun
maskapai perusahaan asing. Sedangkan tanggung jawab juga liability menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia dapat diartikan menanggung segala sesuatu kerugian yang terjadi akibat perbuatannya atau perbuatan orang lain yang bertindak untuk dan atas namanya,
dalam hal ini PT. Siar Haramain akan mengganti kerugian apabila terjadi kesalahan yang dilakukan oleh pihak agen sendiri. Apabila kesalahan terjadi pada
pihak pemberi kuasamaskapai penerbangan maka tanggung jawab ada pada pihak maskapai tersebut.
Tanggung jawab liability dapat diartikan juga kewajiban membayar ganti rugi yang diderita, hal ini biasa terjadi dalam perjanjian transportasi udara, dimana
perusahaan penerbangan “bertanggung jawab” atas keselamatan penumpang danatau barang kiriman, Karena itu apabila timbul kerugian yang diderita oleh
penumpang danatau pengirim barang, maka perusahaan penerbangan lah yang wajib bertanggung jawab membayar kerugian yang diderita oleh penumpang
danatau pengirim barang.
C. Upaya Hukum jika Terjadi Wanprestasi diantara para pihak