Perjanjian Keagenan dan Para Pihak yang Terkait.

bertindak sebagai perantara dalam suatu transaksi bisnis antara pihak-pihak yang tersangkut, dalam hal ini ia tidak mempunyai wewenang untuk bertindak atas nama salah satu pihak. Dalam dunia bisnis kedudukan agen dari sebuah perusahaan biasanya dapat mewakili lebih dari satu perusahaan. Umumnya agen seperti ini akan didirikan pada suatu tempat dimana perusahaan yang diageninya tersebut memiliki banyak relasi, namun perusahaan itu sendiri tidak mempunyai cabang disana. 15 Suatu agen dalam melakukan tindakannya untuk principal harusnya ditunjuk dengan suatu kontrak oleh principal, atau dengan kata lain suatu agen dan principal tidak mungkin dapat melakukan hak dan kewajibannya yang timbul dalam kontrak sehingga agen harus memiliki kapasitas dalam perjanjian agar perjanjian dengan principal tersebut dapat dilaksanakan. Dalam perjanjian ini, seperti pada perjanjian-perjanjian lain ada para pihak yang saling mengikatkan

C. Perjanjian Keagenan dan Para Pihak yang Terkait.

Secara umum banyak tindakan bisnis yang dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai agen untuk melakukan tindakan tersebut untuk pihak lain yang disebut principal. Dalam hal ini agen hanya merupakan instrument dalam transaksi bisnis atau hal lainnya untuk mengadakan kontrak dengan memiliki kapasitas berdasarkan kontrak. 15 H. Abdul Muis, Tinjauan yuridis dari keagenan, mimbar umum, 23 Juni 1996 diri dalam hukum yang memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi sekaligus mewajibkan para pihak lain untuk menunaikan prestasi. Dan tidak ada satu pun bentuk khusus perjanjian bagi perjanjian keagenan, yang dalam hal ini ke semua pihak dapat mulain menentukan bentuk dan isi perjanjian mereka menurut keinginan para pihak. Bisa saja perjanjian tersebut berbentuk sedehana saja atau hanya berupa nota yang menyatakan pihak lain mendapat penunjukan atau letter of appointment dari pihak pemberi kuasa atau bisa pula mereka membuat perjanjian beserta uraian lengkap mengenai hak dan kewajibannya, walaupun tidak semua orang dapat membuat kontrak seperti itu. Hal ini sangat penting karena semakin lengkap dan terperincinya suatu perjanjian semakin kecil kesalahan penafsiran yang terjadi. Dalam hal penunjukan yang disebutkan diatas maka penunjukan tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Penunjukan Ekspres, yaitu suatu penunjukan yang dilakukan tanpa adanya perjanjian yang khusus tetapi hanya dengan surat kuasa yang bermaterai. Penunjukan tersebut harus tertulis bahwa apa yang telah ditunjuk sebelumnya secara lisan akan mengikat principal dalam suatu perjanjian tertulis. 2. Penunjukan Ratifikasi, yaitu suatu tindakan dari agen untuk membuat suatu perjanjian yang tidak sah demi melakukan tindakan atas nama principal yang nantinya akan di sah kan oleh principal. Penunjukan ratifikasi ini akan menjadi efektif apabila dilakukan untuk berlaku pada masa lampau dimana pihak-pihak diletakkan dalam posisi menerima jika dinyatakan terbuka dalam perjanjian. Namun penunjukan ratifikasi ini hanya akan mungkin apabila principal memiliki kapasitas pada saat perjanjian dibuat dan perjanjian yang dibuat tidak melebihi kekuasaan principal. 16 Khusus untuk sektor-sektor alat-alat berat, kendaraan bermotor dan pupuk memang dengan tegas dinyatakan harus melalui agen tunggal. Pihak pertama dalam perjanjian keagenan yang disebut sebagai principal dalam menunjuk pihak kedua sebagai agen sering mengadakan perjanjian pada beberapa agen saja walaupun ada juga yang mengadakan perjanjian dengan satu agen saja. Untuk beberapa sektor memang secara tegas dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan bahwa penunjukan harus dalam bentuk agen tunggal. Dapat saja dalam praktek sering berbeda dengan perjanjian yang dibuat mengenai penunjukan agen, Seharusnya dalam perjanjian tidak harus dalam bentuk agen tunggaltetapi dalam praktek ternyata harus memilki agen tunggal. 17 16 Frank Wood dan Joe Twonsley, Bussiness Law, CIMA STUDY dan REVISION PACK, London 1987 halaman 193-194 17 Khusus untuk alat-alat berat lihat PP No. 16 tahun 1967 tanggal 17 April 1970, KEPPRES No. 45 tahun 1972 tanggal 26 Juni 1972. Khusus untuk sepeda motor lihat SK Mendagri No. 140KPV70 tanggal 11 Mei 1970, KEPPRES No. 45 tahun 1975 tanggal 26 Juni 1972 Sehingga untuk sektor lain besar kemungkinan adanya kebebasan untuk menunjuk satu atau lebih agen yang dibutuhkan oleh principal. Bahkan sering kita jumpai seorang principal yang memiliki dua agen atau lebih untuk satu wilayah yang sama. Dalam hal adanya pengalihan hanya sebagian atau seluruh hak dan kewajban pada pihak lain dari sebuah perjanjian keagenan diberi kebebasan pada kedua belah pihak untuk menetukan apakah hak dan kewajiban mereka dapat dialihkan pada pihak lain.

D. Hak dan Kewajiban Para Pihak