Harimau Gajah KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

c. Harimau

Harimau dijumpai pada kawasan pantai sampai dengan ketinggian 2.000 m dari permukaan laut, baik di hutan sekunder maupun primer. Mereka lebih suka di perbatasan hutan di mana banyak dijumpai hewan pakannya seperti babi hutan. Harimau adalah spesies paling terancam oleh perburuan illegal dengan menggunakan racun. Perburuan yang berulang-ulang akan menurunkan populasinya, bahkan populasi yang jauh di dalam taman nasional. Menurut Griffiths 1999 dalam Balai TNGL 2007, populasi harimau di TN.Gunung Leuser pada tahun 1992 diperkirakan mencapai 100 individu. Jumlah ini diduga merupakan separuh dari jumlah populasi 6 tahun sebelumnya. Predator seperti harimau ini merupakan komponen dari ekosistem hutan hujan dataran rendah di TN.Gunung Leuser. Peranannya sebagai pemangsa terhadap hama babi hutan, membantu para petani yang tinggal di sekitar taman nasional, dari kegagalan panennya akibat serangan babi hutan. Harimau juga akan membantu menjaga keseimbangan populasi babi hutan pada tingkat yang stabil. Kerugian akibat serangan hama babi hutan ini besarnya equivalent dengan 30 kambing per tahun, seperti yang pernah terjadi di Desa Jambo Dalim, sebelah selatan TN.Gunung Leuser.

d. Gajah

Tipe gajah di Taman Nationnal Gunung Leuser merupakan sub-species dari gajah Asia, yaitu Elephas maximus sumatranus. Semula jalur jelajahnya meliputi hampir seluruh Sumatera, namun beberapa puluh tahun terakhir jalur jelajahnya Universitas Sumatera Utara menyempit, di wilayah-hutan yang terputus-putus yang bisa mendukung populasi yang tersebar. Di TN. Gunung Leuser, tak ada satu jalur jelajah pun yang cukup terlindungi. Gajah sumatera ini menyukai habitat di hutan hujan dataran rendah dengan drainase tanah yang baik tetapi dengan dukungan suplai air yang mencukupi. Kawasan di bawah ketinggian 1.000 meter dpl ini pun juga harus memiliki cadangan makanan yang disukai gajah, yaitu bambu, rumput liar, liana, kulit pohon-pohon tertentu, dan beberapa jenis buah tertentu, seperti durian, mangga, dan cempedak. Suplai yang menurun dari berbagai jenis makanan tersebut akan berdampak pada pola kawin, kerentanan pada penyakit, dan kematian. Oleh karena itu, dengan berkurangnya luas hutan hujan dataran rendah, akan langsung mengancam keberadaan gajah sumatera ini. Populasi gajah di TN. Gunung Leuser diprediksi sebanyak 160-200 individu, dan populasi ini terpisah dalam beberapa kelompok, dengan harapan terjadinya interbreeding yang kecil, masa depan populasinya tidak begitu menggembirakan. Menurut Griffiths 1999 dalam Balai TNGL 2007, dengan memberikan cukup perlindungan dan koridor yang tepat akan membantu menjaga masa depan gajah sumatera ini lebih baik, antara lain dengan melakukan perlindungan daerah jelajahnya di dalam taman nasional. Khususnya daerah-daerah hutan hujan dataran rendah yang merupakan daerah jelajah kelompok-kelompok gajah tersebut. Daerah jelajah awal dari populasi gajah di TN. Gunung Leuser, meliputi kawasan Sekundur di Langkat, menuju jalur jelajahnya sampai di Kappi dan memotong enclave Gumpang dan Marpunge menuju lembah Alas, Muara Situlen, dan berakhir di sekitar Lawe Bengkung sampai sebelah barat Kluet. Universitas Sumatera Utara

4.9. Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah VI