Sumber: Yayasan Leuser Internasional
Gambar 3. Peta Formasi Geologi TNGL 4.4. Iklim
Beradasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson, termasuk tipe iklim A di mana musim kemarau terjadi pada bulan Maret sd Agustus dan musim hujan pada
bulan September sd Februari. Curah hujan rata-rata berkisar antara 1.000 sd 3.000 mm pertahun. Suhu rata-rata minimum berkisar antara 23 – 25 º C dan rata-rata
maksimum 30 – 33 º C, dan kelembaban udara relatif antara 65 - 75.
4.5. Hidrologi
Hidrologi di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser dicirikan oleh sungai panjang, yaitu Sungai Alas dan oleh anak-anak sungai yang berhulu dari banyak
gunung di antaranya Gunung Leuser, Gunung Kemiri, Gunung Bendahara, Gunung
Universitas Sumatera Utara
Parkinson dan lain-lain. Anak-anak sungai ini bermuara ke Samudera Indonesia ataupun ke Selat Malaka. Secara garis besar terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai
DAS yang airnya berasal dari kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Di samping keberadaan sungai-sungai tersebut di kawasan ini juga terdapat 2 dua buah danau
kecil, yaitu Danau Laot Bangko yang terdapat di daerah Kluet 10 Ha dan Danau Marpunga 6 ha di daerah Marpunga.
4.6. Kondisi Biotik
Taman Nasional Gunung Leuser memiliki penyebaran vegetasi yang lengkap, mulai dari vegetasi hutan pantairawa, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi dan
hutan pegunungan. Kawasan ini hampir seluruhnya ditutupi oleh lebatnya hutan Dipterocarpaceae dengan beberapa sungai dan air terjun. Vegetasi dominan adalah
hutan tropis basah. Van Steenis membagi wilayah tumbuh-tumbuhan taman nasional ini atas 3 tiga zona, yaitu 1 Zona Tropika 500-1.000 m dpl; Merupakan daerah
berhutan lebat yang ditumbuhi berbagai jenis tegakan yang berdiameter besar yang tingginya bisa mencapai 40 meter, serta berbagai jenis liana dan epifit yang menarik
seperti anggrek; 2 Zona Montane 1.000-1.500 m dpl; merupakan hutan montane dengan tegakan kayu yang tidak terlalu tinggi, yaitu berkisar antara 10 – 20 m, banyak
dijumpai lumut yang menutupi tegakan kayu atau pohon, dengan kelembaban udara yang tinggi; dan 3 Zona Sub Alpine 2.900 – 4.200 m dpl yang merupakan zona
hutan ercacoid yang tidak berpohon lagi, di mana vegetasinya merupakan campuran dari pohon-pohon kerdil dan semak-semak serta beberapa jenis tundra, anggrek dan
lumut.
Universitas Sumatera Utara
4.7. Flora
Kawasan Gunung Leuser diperkirakan memiliki 3.000 sd 4.000 jenis tumbuhan, terutama di hutan-hutan dataran rendah di bawah 300 m dpl, diantaranya
terdiri dari jenis kayu komersial, pohon buah-buahan, rotan 74 jenis, palm, jenis tanaman obat, dan bumbu-bumbuan. Kayu komersial dari famili Dipterocarpaceae
terdapat 95 jenis, antara lain meranti Shorea,Sp, keruing Dipterocarpus indicus, dan pohon kapur Dryoballanops aromatica. Pohon buah-buahan antara lain jeruk hutan
Citras macroptera, durian hutan Durio exeleyanus dan D. zibethinus, menteng Baccaurea montheyana dan B. racemosa, dukuh Lansium domesticum, mangga
Mangifera foetida dan M. guadrifolia, rukem Flacourtia rukem, dan rambutan Nephelium lappaceum. Jenis lainnya, antara lain rotan 74 jenis dan merupakan
plasma nutfah penting bagi kawasan ini, daun sang Johannesteijsmania altifrons yang merupakan jenis yang hanya terdapat di daerah Langkat, tanaman obat-obatan
seperti kemenyan Styrax benzoin dan kayu manis Cinnamomun burmanii, beberapa jenis bunga raflesia Rafflessia cropylosa, R. atjehensis, R. hassetii, dan Rhizanthes
zippelnii yang merupakan bunga terbesar dengan diameter 1,5 meter, serta berbagai tumbuhan pencekik misalnya araberingin Ficus benzamina..
4.8. Fauna