III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada dua lokasi yang berbeda, yaitu di dalam kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser TNGL Seksi Pengelolaan Taman
Nasional Wilayah VI Besitang dan di beberapa desa yang berbatasan langsung dengan kawasan TNGL. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sd Mei 2010.
Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa kawasan ini merupakan salah satu wilayah di kawasan Hutan TNGL yang sedang mengalami
kerusakan yang cukup parah. Lokasi ini dinilai sangat cocok dengan judul penelitian karena didukung oleh informasi atau data awal tentang wilayah studi yang cukup
sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
3.2. Bahan dan
Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas : Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 50.000 lembar 0620-21, 0619-44, 0619-53, 0619-42, dan 0619-51,
Peta Hasil Rekontruksi Batas Kawasan Hutan TNGL lembar 1 sd 4 tahun 2002, skala 1 : 25.000, Peta Wilayah kerja SPTN VI Taman Nasional Gunung Leuser, Citra
Landsat tahun 1989, 2001, 2003, 2006 dan 2009.
14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja SPTN VI Besitang
Universitas Sumatera Utara
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: GPS Global Positioning System untuk menentukan lokasiposisi geografis secara tepat dengan
bantuan satelit, Kamera, Seperangkat computer, Software Arcview 3.3 dan ArcGis 9.2 untuk mengolah dan menganalisis data geografis Software ERDAS 9.3 untuk
mengolah dan menganalisis citra satelit.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini diambil dari masyarakat yang berdomisili di desa-desa yang berbatasan langsung dengan kawasan TNGL SPTN Wilayah VI
Besitang. Ada 6 enam desa yang dipilih dalam penelitian ini mewakili 3 tiga kecamatan yang terdapat di Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara. Desa-desa
tersebut adalah Desa Haleban dan PIR ADB Kecamatan Besitang, Desa Harapan Maju dan Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan serta Desa Namo Sialang dan Sei Serdang
Kecamatan Batang Serangan. Jumlah populasi yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 6.866 kepala keluarga, seperti yang ditunjukkan oleh tabel di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga yang Diambil Menjadi Populasi dalam Penelitian
No Nama Desa
Jml Penduduk Jiwa
Jml KK Populasi
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Haleban – Besitang PIR ADB – Besitang
Harapan Maju-Sei Lepan Mekar Makmur-Sei Lepan
Namo Sialang-Btg Serangan Sei Serdang-Btg Serangan
9.017 4.314
4.916 3.914
5.253 3.565
1.805 840
1.227 982
1.174 838
Jumlah 30.979
6.866
Sumber: BPS Kabupaten Langkat Dalam Angka
4.3.2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metoda purposive sampling, pengambilan sampel dipilih pada lokasi-lokasi yang rawan aktivitas ilegal sesuai
dengan data hasil analisis citra landsat yang diambil sebelumnya. Desa yang dipilih dalam penelitian ini adalah desa-desa yang ada kaitan dengan tujuan penelitian, ada
lembaga lokal dan ada upaya-upaya yang dilakukan secara kolaboratif dengan manajemen TNGL. Masyarakat yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
diutamakan yang berdomisili di dusun-dusun yang berbatasan langsung dengan kawasan TNGL. Sedangkan untuk jumlah sampel masyarakat sekitar hutan ditentukan
dengan rumus Sarwono, 2006 pada tingkat kesalahan 7 dengan formula sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
N n =
Nd² + 1 Dimana:
n = sampel N = Populasi
d = derajat kebebasan 7 = 0,07 Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak :
6.866 n =
6.866 0,07² + 1 n = 198 kepala keluarga
Hasil perhitungan jumlah sampel setiap desa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian No
Nama Desa Jumlah Kepala
Keluarga Jumlah
Sampel 1.
2. 3.
4. 5.
6. Haleban – Besitang
PIR ADB-Besitang Harapan Maju-Sei Lepan
Mekar Makmur-Sei Lepan Namo Sialang-Btg Serangan
Sei Serdang-Btg Serangan 1.805
840 1.227
982 1.174
838 52
24 35
28 34
24
Jumlah 6.866
198
Universitas Sumatera Utara
3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metoda pengumpulan data disesuaikan dengan sasaran yang akan dicapai. Metoda pengumpulan data yang
digunakan meliputi: a. Ground check
Pengumpulan data dilakukan dengan melihat langsung kondisi hutan di wilayah kerja SPTN VI Besitang berdasarkan data analisis citra landsat. Kegiatan ini
bertujuan untuk memastikan kesesuaian antara hasil analisis citra landsat yang telah diperoleh sebelumnya dengan fakta sebenarnya di lapangan. Hal-hal yang diamati
antara lain, tingkat kerusakan, luas kerusakan, penyebab kerusakan,dampak kerusakan dan hal-hal lain yang ada kaitan dengan judul penelitian.
b. Kuisioner
Kuisioner atau angket merupakan salah satu metode yang dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Penyebaran kuisioner dilakukan secara langsung kepada masyarakat sekitar hutan, hal ini penting untuk mengurangi bias atau kesalahan dalam pengisian. Jawaban dari
responden yang menyimpang atau tidak sesuai dengan yang diharapkan tentunya akan berpengaruh kepada kualitas dari penelitian yang sedang dilakukan. Ada 2 dua jenis
kuisioner yang disebarkan kepada masyarakat sekitar hutan, yaitu : 1.
Kuisioner pendapat masyarakat lampiran 1 disebarkan kepada masyarakat sekitar hutan secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari masyarakat
tersebut. Kuisioner ini diperlukan untuk mendukung hasil analisis.
Universitas Sumatera Utara
2. Kuisioner lingkungan internal dan eksternal lampiran 2, disebarkan kepada
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan, pekerjaan dan tingkat sosial ekonomi yang lebih baik. Kuisioner ini disebarkan kepada tokoh
masyarakat, aparatur desa, kelompok swadaya masyarakat dan masyarakat lainnya. Kuisioner ini diperlukan untuk mendukung analisis swot.
c. Wawancara Wawancara lampiran 3 dilakukan terhadap tokoh-tokoh atau orang-orang
yang tahu persis dengan kondisi kawasan hutan TNGL Seksi Pengelolaan Taman Nasional wilayah VI Besitang terutama berkaitan dengan kerusakan hutan dan upaya-
upaya yang telah dilakukan manajemen TNGL dan para pihak dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Dalam penelitian ini, tokoh yang diwawancari mewakili dari
beberapa unsur yang ada disekitar lokasi penelitian, yaitu masyarakat adatkedatukan, tokoh masyarakat, kepala desa, lembaga swadaya masyarakat, dan unsur penegak
hukumkepolisian. Kuisioner ini diperlukan untuk mendukung hasil analisis.
3.5. Analisis Data