Optimasi Penggunaan Lahan 1. Alokasi Optimal Ruang Tebuka Hijau

5.2. Saran 1. Walaupun apa yang diamanatkan oleh UU N0. 26 Thn. 2007 tentang

luasan RTH yang harus disediakan masih belum terjadi pelanggaran, karena RTH yang ada sekarang luasnya lebih dari 30 dari luas wilayah KabupatenKota,akan tetapi jika dilihat dari sisi pendistribusian pemerataannya, maka belum terdistribusi secara merata di tingkat kecamatan, untuk itu Pemerintah Daerah perlu membuat strategi pengendalian agar tetap menjaga luasan RTH yang ada sesegera mungkin. Dengan mengacu pada penelitian ini maka untuk memenuhi kecukupan RTH di Kecamatan Cileduk dan Larangan di butuhkan waktu 8 delapan tahun dengan asumsi pendapatan pertahun tetap sebesar Rp. 721.469.817.000,- dan biaya yang dibutuhkan tetap sebesar Rp. 5.770.000.000.000,- 2. Mengingat luas lahan terbangun yang akan di konversi menjadi luasan RTH binaan cukup luas, yakni seluas 59 ha di kecamatan Cileduk dan 136,4 ha di Kecamatan Larangan, maka sebaiknya mengenai ukuran luasan RTH yang akan di bangun tetap mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05PRTM2008, dan di prioritaskan pada wilayahtempat-tempat yang benar-benar membutuhkan RTH, sehingga RTH yang di bangun tidak terpusat di pusat Kota, akan tetapi tersebar diseluruh wilayah 3. Pembangunan yang mengunakan atau akan mengkonversi lahan sebaiknya tidak dilakukan di 2 dua Kecamatan yaitu Cileduk dan Larangan, tetapi diarahkan ke Kecamatan yang lain yang secara faktual masih memiliki luasan lahan yang sangat luas 4. Berhubung pengendalian ini akan mengkonversi lahan terbangun seluas 59 ha di Kec.Cileduk dan 136,4 ha di Kec.Larangan, disarankan untuk diadakan penelitian lanjutan untuk melihat atau mengetahui apakah pengantian lahan terbangun rumah penduduk dengan bentuk rumah susun bisa menjadi solusi atau merelokasi ke wilayah lain. DAFTAR PUSTAKA Anggara S Y. 2010. Analis efektifitas dan Konstribusi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap Pendapatan Daerah di Kota Bandung. Jurnal Wacana Kerja .13 2: 173-185. Bandung Anhar.D 2008. Analisis Kemampuan Membayar Masyarakat Perkotaan untuk jasa Perbaikan Lingkungan dan Air. Studi kasus DAS Citarum Hulu [Tesis].Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Anonim 1994. Undang-Undang No.12 Tahun 1994.Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Anonim 2006. Pengembangan System RTH Perkotaan.Makalah lokakarya, Hari Jadi Departemen PU ke-60 Anwar 2004. Ketimpangan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan, Tinjauan Kritis. P4WPress, Bogor, Indonesia Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Tangerang. 2008. Status Lingkungan Hidup Daerah SLHD Kota Tangerang. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Tangerang. Tangerang. Badan Pusat Statistik Kota Tangerang. 2008. Kota Tangerang Dalam Angka 2007, BPS Kota Tangerang. Departemen Pekerjaan Umum. 1998. Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. PT. Medisa. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum 2007. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Jakarta Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05PRTM2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Direktorat Jenderal Penataan Ruang. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. 2008. Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang 1995-2005. Tangerang. Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2006. Fungsi dan Maanfaat Ruang Terbuka Hijau. Jakarta Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Fandeli, C. 2004. Perhutanan Kota. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Hakim, R. dan U. Hadi. 2002. Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lanskap. Bina Aksara. Jakarta. Hasni. 2009. Ruang Terbuka Hijau dalam Rangka Penataan Ruang. Jurnal Hukum 42: 39-65 . Jakarta Hesty 2005. Analisis Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan [Skripsi], Bogor, Institut Pertanian Bogor Husodo S. B. 2009. Willingness to pay Konsumen terhadap produk Pertanian Organik. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian 51 : 31 – 37. Yogjakarta Kusritarini Y. 2006. Analis Keterkaitan Konversi Lahan Pertanian dengan Pengembangan Wilayah dan faktor-faktor yang mempengaruhi .Studi Kasus di Kota Tangerang Banten [Skripsi].Bogor:Dept. Ilmu Tanah Faperta IPB. Mardiasmo. 2008. Perpajakan. Edisi Revisi. Andi. Jakarta Marimin.2005. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT Grassindo. Jakarta. Menteri Dalam Negeri. 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 2007 tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Jakarta Nurdin, Y. 1999. Studi Pola dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau Kotamadya Bogor. [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nurdin, Y. 2005. Penilaian Masyarakat Terhadap Ruang Terbuka Hijau RTH Wilayah Perkotaan: Kasus Kotamadya Bogor. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pancawati J 2010.Ruang Terbuka Hijau di Kota Tangerang. [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pemerintah Kota Tangerang .2001. Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 7 Tahun 2001 Tentang Izin Mendirikan Bangunan.Tangerang Permana I. 2008. Pola Pemberian Pakan ternak, bebasis linear Programing [Skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor Pratiwi, AD. 2008. Pohon dan Kehidupan Manusia. Koran Pendidikan: 26 November 2008.http:www.koranpendidikan.comartikel2025pohon-dan- kehidupan-manusia.html. Purnomohadi, H. 1994. Ruang Terbuka Hijau dan Pengelolaan Kualitas Udara di Metropolitan Jakarta. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana institut Pertanian Bogor. Bogor. ______________ 2006. Ruang Terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota. Direktorat Jenderal Penataan Ruang. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta Rustiadi E, S. Saefulhakim, D.R.Panuju. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.Crespent Pers dan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Saaty, TL. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Santun R.P. Sitorus, Widya A, Dyah R.Panuju. 2011. Analisis Perubahan Luas Ruang Terbuka Hijau dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya di Jakarta Selatan. Jurnal Lanskap Indonesia. 3 1 : 15 – 20. Bogor Shrivani, H. 1985. The Urban Design Process. Van Nostrand Company, Inc. New York. Suandy E. 2002. Perpajakan. Salemba Empat. Jakarta Wisesa, SPC. 1988. Studi Pengembangan Hutan Kota Di Wilayah Kotamadya Bogor. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yullyarty, AH. 2004. Kajian Ruang Terbuka Hijau DKI Jakarta untuk Meningkatkan Ketersediaan Air Dalam Tanah. [Skripsi]. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lampiran 1 OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN KlasifikasiLahanAktual ha KlasifikasiLahanOptimasi ha Kecamatan Pohon Semak LHN. Kosong LHN. Terbangun Total Luas RTH Pohon Semak LHN Kosong LHN Terbangun Total Jumlah RTH Optimasi RTH Minimum Ciledug 0.6 205.4 22.6 654.7 883.3 206.0 23.2 241.8 0.0 618.3 883.3 264.99 = 264.99 Larangan 5.9 101.8 37.8 668.3 813.8 107.7 43.7 200.4 0.0 569.7 813.8 244.14 = 244.14 Karang Tengah 67.5 259.6 42.2 640.3 1009.6 327.1 109.7 193.2 0.0 706.7 1009.6 302.88 = 302.88 Cipondoh 310.1 541.9 10.9 830.6 1693.5 852.0 321.0 187.1 0.0 1185.5 1693.5 508.05 = 508.05 Pinang 222.1 1321.9 17.9 818.7 2380.6 1544.0 240.0 474.2 0.0 1666.4 2380.6 714.18 = 714.18 Tangerang 188.4 510.0 0.0 859.1 1557.5 698.4 188.4 278.9 0.0 1090.3 1557.5 467.25 = 467.25 Karawaci 39.4 465.6 2.5 716.3 1223.8 505.0 41.9 325.2 0.0 856.7 1223.8 367.14 = 367.14 Cibodas 0.0 367.6 0.0 515.0 882.6 367.6 0.0 264.8 0.0 617.8 882.6 264.78 = 264.78 Jatiuwung 7.0 701.9 0.0 776.9 1485.8 708.9 7.0 438.7 0.0 1040.1 1485.8 445.74 = 445.74 Periuk 5.2 452.9 0.0 666.8 1124.9 458.1 5.2 332.3 0.0 787.4 1124.9 337.47 = 337.47 Neglasari 30.8 631.8 18.3 889.6 1570.5 662.6 49.1 422.1 0.0 1099.4 1570.5 471.15 = 471.15 Batuceper 44.7 374.0 15.6 469.8 904.1 418.7 60.3 210.9 0.0 632.9 904.1 271.23 = 271.23 Benda 52.0 584.4 45.1 382.1 1063.6 636.4 97.1 222.0 0.0 744.5 1063.6 319.080001 = 319.08 TOTAL 973.7 6518.8 212.9 8888.2 16593.6 7492.5 1186.6 3791.5 0.0 11615.5 16593.6 4978.08 4978.08 70