e. Open-ended questionpertanyaan terbuka. Setiap responden ditanya maksimum WTP yang bersedia dibayarkan dengan tidak adanya nilai
tawaran yang diberikan. Namun dengan cara ini responden sering mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan,
khususnya jika tidak memiliki pengalaman mengenai nilai perdagangan komoditas yang dipertanyakan.
Tahap tiga
: Perhitungan nilai rata-rata WTP Setelah nilai tawaran WTP didapatkan maka rata-rata nilai WTP dapat
dihitung. Ukuran pemusatan yang digunakan adalah nilai tengah danatau median. Nilai median tidak dipengaruhi oleh nilai tawaran ekstrim, namun hampir
selalu lebih rendah dibandingkan dengan nilai tengah. Pada tahap ini nilai tawaran yang tidak lazim protest bid diabaikan dari perhitungan. Keputusan
harus diambil tentang bagaimana mengidentifikasi dan memperlakukan pencilan outlier, yaitu nilai tawaran yang ekstrim.
Rata-rata nilai tawaran WTP akan lebih mudah dihitung jika model pertanyaan dilakukan melalui pendekatan kartu pembayaran payment card, pertanyaan
terbuka, atau bidding game. Namun jika pertanyaannya menggunakan pendekatan pertanyaan tertutup closed-ended referendum, maka perhitungan logit yang
berhubungan dengan kemungkinan jawaban “Ya” untuk setiap jumlah yang diberikan harus diestimasi.
2.6. Proses Hierarki Analitik
Proses Hierarki Analitik Analytical Hierarchy Process – AHP dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Bussiness pada
tahan 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan judgement dalam memilih alternatif yang paling disukai Saaty, 1983. Dengan menggunakan AHP, suatu
persoalan yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang
efektif atas persoalan tersebut. Persoalan yang kompleks dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan keputusannya. Prinsip kerja AHP adalah
penyerderhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian
tingkat kepentingan setiap variable diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang
lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variable yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk
mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Secara grafis, persoalan keputusan AHP dapat dikonstruksikan sebagai diagram bertingkat, yang dimulai dengan goal atau
sasaran, lalu kriteria level pertama, subkriteria dan akhirnya alternatif. AHP memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari suatu
kriteria majemuk atau alternatif majemuk terhadap suatu kriteria secara intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan pairwise comparisons.Dr.
Thomas L. Saaty, pembuat AHP, kemudian menentukan cara yang konsisten untuk mengubah perbandingan berpasangan atau pairwise, menjadi suatu
himpunan bilangan yang merepresentasikan prioritas relatif dari setiap kriteria dan alternatif.
AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan, karena dapat digambarkan secara grafis, sehingga mudah dipahami
oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Dengan AHP, proses keputusan kompleks dapat diuraikan menjadi keputusan-keputusan lebih
kecil yang dapat ditangani dengan mudah. Selain itu, AHP juga menguji konsistensi penilaian, bila terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari nilai
konsistensi sempurna, maka hal ini menunjukkan bahwa penilaian perlu diperbaiki, atau hierarki harus distruktur ulang.
Ide dasar prinsip kerja AHP adalah sebagai berikut :
• Penyusunan Hierarki
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki.Struktur
hierarki yang disusun memiliki suatu tujuan atau disebut juga dengan goal yang akan dicapai. Selain itu hierarki tersebut memiliki kriteria-kriteria yang akan
membandingkan alternatif-alternatif yang memang akan dibandingkan.
• Penilaian Kriteria dan Alternatif
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty 1983, untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik