berarti pula makin banyak lahan yang terkonversi menjadi lahan terbangun. Untuk itu perlu ada beban lainbiaya lain yang menyertainya
untuk tetap menjaga luasan RTH
3.3.3. Willingness To Pay WTP
Willingness to pay adalah salah satu alat analisa untuk mengetahui berapa besar yang mau dibayarkan oleh masyarakatuntuk perbaikan
lingkungan yang ada, dan harga lahan M
2
3.3.4. Kontribusi Pemasukan Pemerintah Daerah
dari masing-masing klasifikasi di masing-masing kecamatan, data yang digunakan adalah data primer
yang di dapat dari kusioner, kuesioner yang disebar sebanyak 130, dengan rincian 10 kuesioner untuk setiap kecamatan, sampel yang dipilih
adalah sampel yang berciri khusus purposive sampling diolah mengunakan Excel untuk mengetahui besaran secara rata-rata yang mau
di bayarkan oleh masyarakat untuk perbaikan lingkungan RTH, dan ini menjadi sumber penerimaan Pemerinta Daerah yang nantinya di
alokasikan untuk perbaikan lingkungan.
Konstribusi pemasukan adalah angka konstanta persentase yang akan menyertai setiap penerimaan Pemerintah Daerah dari IMB
dan PBB yang di bebankan kepada masyarakat yang disesuaikan berdasarkan klasifikasi lahan yang ada.
Tabel 2. Rencana Konstribusi Pemasukan Pemda
Bervegetasi Pohon
Semak Rumput Tanaman Semusim
Lahan Kosong
Lahan Terbangun
IMB
α α
1
α
2
α
3 4
PBB
β β
1
β
2
β
3 4
Pe rsentase Konstribusi pemasukan dari α
1
sd α
4
adalah besarnya persentase yang diterima berasal dari IMB yang
mengkonversi masing-masing klasifikasi lahan, dan β
1
sd β
4
adalah besarnya persentase yang diterima berasal dari PBB berdasarkan
klasifikasi lahan, yang besarnya akan sangat tergantung pada
besarnya kesediaan masyarakat untuk mau membayar terhadap perbaikan lingkungan, yaitu jumlah maksimum seseorang mau
membayar untuk menghindari terjadinya penurunan kualitas terhadap lingkunganwillingness to pay WTP.
Dalam tahap operasional penerapan pendekatan Willingnes To Pay WTP, metode yang digunakan adalah Contingent Valuation
Methode CVM, untuk itu terdapat 3tiga tahapan kegiatanproses dalam penelitian ini, yaitu:
1. Membuat Hipotesis Pasar Terlebih dahulu membuat hipotesis pasar terhadap sumber
daya yang akan di evaluasi, adapun hipotesa pasar yang disusun adalah sebagai berikut:
2. Mendapatkan Nilai Lelang Bids Mendapatkan nilai ini berdasarkan survey langsung dengan
kuesioner
Kartu 1
Yang dimaksud dengan Ruang Terbuka Hijau selain Taman Kota, Lapangan Olah Raga, Taman dengan kurang dari 100 pohon, taman yang mengikuti
sepanjang jalan, sepadan sungai dan jalur hijau adalah juga temasuk semak rumput,tanaman semusim, tanaman sejenisnya, juga seluruh yang bervegetasi
pohon. Ini amat penting bagi kualitas lingkungan yang baik sesuai dengan fungsinya. Sementara konsisi saat ini, apakah lingkungan tempat tinggal anda
sudah cukup baik, karena kondisi ini akan sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat secara langsung terutam tempat tinggal.
Kartu 2
Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk terciptanya kondisi lingkungan yang baik, dalam hal ini ada dan tesedianya RTH. RTH yang ada
akan sangat mudah rusak dan hilang karena adanya pembangunan, baik untuk rumahperumahan atau bangunan yang lainnya. Untuk itu setiap
bangunan selain membayar IMB dan PBB juga akan dikenakan biaya kerusakan lingkungan, dimana penerimaan ini akan digunakan untuk
membuatmembangun RTH yang dibutuhkan
3. Menghitung Rataan Nilai ini dihitung berdasarkan nilai lelang Bid yang
diperoleh pada tahap kedua. Perhitungan didasarkan nilai mean rataan dan nilai median tengah di kalikan dengan harga lahan
M 3.3.5.
Linear Programming LP
2
Linear Programming adalah metode matematik yang digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan di masing-masing kecamatan,
serta sekaligus melihat pendapatan maksimum yang di dapat Pemerintah Daerah dari proses optimasi tersebut, dengan bantuan Sofware Solver
Parameter
Skenario Optimasi Ruang Terbuka Hijau RTH Kota Tangerang: Asumsi:
1. Luas lahan adalah tetap, tidak ada penambahan area. 2.
Lahan yang dialih-fungsikan merupakan lahan pada kecamatan yang sama.
3. Luas RTH adalah penjumlahan dari luas lahan berkategori pohon
atau tanaman. 4.
Nilai jual lahan bangunan merupakan rataan nilai jual lahanbangunan dalam suatu wilayah.
5. Pemasukan PEMDA hanya dari IMB dan PBB.
6. Tiap kecamatan memberikan kontribusi yang berbeda pada
pemasukkan PEMDA. Kontribusi ini bergantung pada struktur penggunaan lahan.
Variabel Keputusan
Variabel-variabel yang dikenalkan dalam pembuatan model optimasi guna mencerminkan permasalahan secara lebih mudah.
Variabel keputusan didefinisikan sebagai berikut:
, i j
A
= luas lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi j sebelum
optimasi ha
, i j
B
= luas lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi j setelah
optimasi ha
, i j
C
= luas lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi j yang dialih fungsikan ha
, i j
p
= nilai jual lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi j Rpha
i
q = kontribusi kecamatan i untuk nilai jual lahan total
j
s
= kontribusi IMB klasifikasi j untuk pemasukan PEMDA
j
t
= kontribusi PBB klasifikasi j untuk pemasukan PEMDA
Dimana: i = {1,2,…,13} = {Ciledug, Larangan, … , Benda}
j = {1,2,3,4} = {Pohon, Semaktanaman musiman, Lahan kosong,
Lahan terbangun}
Fungsi Tujuan
Optimasi penggunaan lahan di kawasan kota Tangerang menggunakan pemrograman linear. Fungsi tujuan dinyatakan sebagai
fungsi dari berbagai variabel sasaran optimasi yang dirumuskan sebagai berikut:
Max
4 13
4 ,
, 1
1 1
j j
i i j
i j j
i j
z s
t q
B p
= =
=
= +
∑ ∑
∑
Di mana: Max z= Maksimum Penerimaan PEMDA
j
s
= kontribusi IMB lahan dengan klasifikasi j untuk pemasukan PEMDA
{1, 2,...., 4} j
∈
set klasifikasi penggunaan lahan
j
t
= kontribusi PBB lahan dengan klasifikasi j untuk pemasukan
PEMDA
i
q = kontribusi kecamatan i untuk nilai jual lahan total
{1, 2,...,13} i
∈
set kecamatan
, i j
B
= luas lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi j setelah
optimasi ha
, i j
p
= nilai jual lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi j Rpha
Fungsi Kendala
Suatu tipe penggunaan lahan memiliki implikasi terhadap penggunaan lahan yang lain, sehingga perlu mengalokasikan lahan
dengan mempertimbangkan kendala-kendala penggunaannya. Berdasarkan fungsi tujuan ditentukan fungsi kendala sasaran optimasi
yang meliputi:
Fungsi Kendala Penggunaan Lahan a. Fungsi kendala konversi lahan bervegetasi pohon
,1 ,1
,1 ,3
i i
i i
B A
C C
= −
+
Artinya: Luas Lahan pd Kec. i
dengan vegetasi pohon setelah optimasi = Luas lahan pd Kec. i
dg vegetasi pohon sebelum optimasi - luas lahan pd Kec.i dg vegetasi pohon yg dialih fungsikan + Luas lahan pd
Kec.i dg lahan kosong yg dialih fungsikan Di mana:
,1 i
A
= luas lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi bervegetasi pohon sebelum optimasi ha,
{1, 2,...,13} i
∈
set kecamatan
,1 i
B
= luas lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi bervegetasi pohon setelah optimasi ha
,1 i
C
= luas lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi bervegetasi pohon yang dialih-fungsikan ha
,3 i
C
= luas lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi lahan kosong yang dialih fungsikan ha
b. Fungsi kendala konversi lahan semaktanaman semusim
,2 ,2
,2 ,4
i i
i i
B A
C C
= −
+
Di mana:
,2 i
A
= luas lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi semaktanaman musiman sebelum optimasi ha,
{1, 2,...,13} i
∈
set kecamatan
,2 i
B
= luas lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi semaktanaman musim setelah optimasi ha
,2 i
C
= luas lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi semaktanaman musiman yang dialih
fungsikan ha
,4 i
C
= luas lahan pada kecamatan i dengan klasifikasi lahan terbangun yang dialih-fungsikan ha