Berdasarkan Tabel 3, responden dengan kategori tingkat umur sedang dan durasi akses Twitter tinggi memiliki persentase terbanyak yaitu 92.9. Akan
tetapi pada Tabel 3 juga menunjukkan bahwa persentase terbesar semuanya terletak pada kategori umur sedang dan durasi akses Twitter rendah, sedang,
tinggi. Hal ini menunjukkan diduga bahwa umur tidak terlalu berpengaruh terhadap durasi akses Twitter. Hasil perhitungan melalui rank spearman
didapatkan nilai signifikansi antara umur dan durasi keterlibatan dalam media sosial sebesar 0.068 dengan koefisien korelasi sebesar 0.137 hal ini menunjukkan
terdapat hubungan yang tidak signifikan antara umur dan durasi keterlibatan dalam media sosial. Hasil yang tidak signifikan diduga terjadi karena responden
mengelompok pada kategori umur sedang yang berjumlah 103 responden atau 85.8 dari total 120 responden.
5.2.3 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Frekuensi Akses Twitter
Hubungan antara tingkat pendidikan dengan frekuensi akses Twitter dapat diketahui melalui uji rank spearman. Uji rank spearman dilakukan untuk
menganalisis hubungan pendidikan pada tingkat yang berbeda dengan frekuensi akses Twitter yang berbeda. Tabel 4 menyajikan data antara tingkat pendidikan
dengan frekuensi akses Twitter.
Tabel 4 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat pendidikan dan
frekuensi mengakses akun Twitter KeSEMaT, 2013
Tingkat Pendidikan
Frekuensi Akses Twitter
Jumlah Rendah
Sedang Tinggi
n n
n n
Rendah 2
8.3 2
2.9 0.0
4 3.3
Sedang 2
8.3 0.0
1 3.9
3 2.5
Tinggi
20 83.4
68 97.1
25 96.1
113 94.2
Jumlah 24
100.0 70
100.0 26
100.0 120
100.0 Berdasarkan hasil perhitungan melalui rank spearman didapatkan hasil nilai
signifikan antara pendidikan dan frekuensi keterlibatan dalam media sosial sebesar 0.031 dengan koefisien korelasi sebesar 0.171 terdapat hubungan yang
signifikan antara pendidikan dan frekuensi keterlibatan dalam media sosial dengan tingkat hubungan yang rendah sekali. Berdasarkan Tabel 4 responden
dengan kategori pendidikan tinggi dengan tingkat frekuensi sedang memiliki jumlah responden terbanyak dengan persentase 97.1. Persentase responden pada
tingkat pendidikan tinggi dengan frekuensi akses Twitter sedang dan tinggi jumlahnya tidak terlalu berbeda.
Peserta FGD dalam frekuensi akses Twitter menyatakan tidak terlalu sering, karena Twitter lebih banyak dimanfaatkan untuk membaca berita yang
informasinya lebih cepat melalui Twitter. Sedangkan berkomunikasi dengan orang lain peserta lebih mengandalkan layanan chatting contoh : Whatsapp dan
Blackberry Massenger seperti yang dinyatakan salah satu peserta berikut :
“...begini sih mbak, kalau akun Twitter saya lebih manfaatin untuk baca-baca informasi dari akun Twitter yang saya follow dibandingin
buat komunikasi sama temen. Soalnya buat ngehubungin orang lain saya masih suka dengan sms, gak terkendala signal jadinya. Kalau
Twitter kan misalkan saya mention ke temen, belum tentu Twitternya
dinyalain. Jadi saya liat Time Line TL paling pas senggang...” DN, 19 tahun
Responden dengan tingkat frekuensi akses Twitter tinggi, umumnya memnafaatkan Twitter selain sebagai sarana untuk mendapatkan informasi seputar
berita terkini, juga memanfaatkan Twitter sebagai media untuk berkomunikasi dengan pengguna Twitter lainnya.
5.2.4 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Durasi Akses Twitter
Hubungan antara tingkat pendidikan dengan durasi akses Twitter dapat diketahui melalui uji rank spearman. Uji rank spearman dilakukan untuk
menganalisis hubungan pendidikan pada tingkat berbeda dengan durasi akses Twitter yang berbeda. Tabel 5 menyajikan data antara tingkat pendidikan dengan
durasi akses Twitter.
Tabel 5 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat pendidikan dan
durasi mengakses akun Twitter KeSEMaT, 2013
Tingkat Pendidikan
Durasi Akses Twitter Jumlah
Rendah Sedang
Tinggi n
n n
n Rendah
3 12.0
1 1.2
0.0 4
3.3
Sedang 2
8.0 1
1.2 0.0
3 2.5
Tinggi 20
80.0 79
97.6 14
100.0 113
94.2
Jumlah 25
100.0 81
100.0 14
100.0 120
100.0 Responden dengan kategori tingkat pendidikan tinggi dengan durasi akses
Twitter tinggi memiliki persentase responden terbanyak sebesar 100.0. Berdasarkan hasil perhitungan melalui rank spearman didapatkan hasil korelasi
antara tingkat pendidikan dan durasi keterlibatan dalam media sosial sebesar 0.001 dengan koefisien korelasi sebesar 0.282 terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan dan durasi keterlibatan dalam media sosial dengan tingkat hubungan yang rendah tapi pasti. Berdasarkan hasil FGD salah satu
peserta FGD yang merupakan mahasiswa menyatakan durasi waktu mengakses Twitter lebih banyak digunakan untuk membaca berita.
“...seperti temen saya mbak, saya juga lebih manfaatin Twitter untuk baca-baca informasinya. Misalkan kalau di Twitter ada akun berita
dari Kompas, pas kita baca beritanya dari link yang tercantum nanti biasanya ada berita yang berkaitan jadinya durasi buka Twitternya
agak lama...” JP, 21 tahun. Responden lainnya yang memiliki durasi akun Twitter tinggi mengaku
memanfaatkan Twitter sebagai salah satu sarana promosi usahanya, sehingga secara rutin memantau aktivitas Time Line pada akun Twitternya. Dengan rutin
mengecek Time Line maka dirinya juga membaca tweet dari akun-akun lain seperti akun KeSEMaT.
5.2.5 Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Frekuensi Akses Twitter
Hubungan antara tingkat pendapatan dengan frekuensi akses Twitter dapat diketahui melalui uji rank spearman. Uji rank spearman dilakukan untuk
menganalisis hubungan pada tingkat pendapatan berbeda dengan tingkat frekuensi akses Twitter. Tabel 6 menyajikan data antara tingkat pendapatan dengan durasi
akses Twitter.
Tabel 6 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat pendapatan dan
frekuensi mengakses akun Twitter KeSEMaT
, 2013 Tingkat
Pendapatan
Frekuensi Akses Twitter
Jumlah Rendah
Sedang Tinggi
n n
n n
Rendah 3
12.5 5
7.1 0.0
8 6.7
Sedang
17 70.8
30 42.9
14 53.8
61 50.8
Tinggi 4
16.7 35
50.0 12
46.2 51
42.5
Jumlah
24 100.0
70 100.0
26 100.0
120 100.0
Berdasarkan hasil perhitungan melalui rank spearman didapatkan hasil nilai
signifikan antara tingkat pendapatan dan frekuensi keterlibatan dalam media sosial sebesar 0.010 dengan koefisien korelasi sebesar 0.212 terdapat hubungan
yang signifikan antara penghasilan dan frekuensi dengan tingkat hubungan rendah tapi pasti. Hasil dari Tabel 6 diketahui responden pada tingkat pendapatan sedang
dengan frekuensi akses Twitter rendah memiliki jumlah persentase terbanyak yaitu 70.8. Salah satu responden mengakui bahwa pendapatannya lebih banyak
dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pokok dibandingkan untuk mendapatkan akses internet. Saat mengakses internet responden lebih memanfaatkannya untuk