BAB VI EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL TWITTER TERHADAP
PERUBAHAN PERILAKU
Efektivitas media sosial Twitter melalui akun sebagai media gerakan sosial pelestarian lingkungan khususnya pelestarian mangrove diidentifikasi melalui
perubahan perilaku dan keterlibatan individu terhadap kegiatan offline KeSEMaT. Perubahan perilaku dilihat melalui aspek kognitif dan afektif, kedua aspek
tersebut kemudian dihubungkan dengan keterlibatan dalam media sosial yaitu frekuensi dan durasi. Perubahan perilaku dan keterlibatan dalam media sosial
dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Uji ini menganalisis responden dengan tingkat keterlibatan dalam media sosial berbeda memiliki
tingkat perubahan perilaku yang berbeda. 6.1
Aspek Kognitif
Aspek kognitif adalah pengetahuan followers KeSEMaT terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan mangrove. Pertanyaan untuk aspek kognitif didasarkan dari tweet yang disampaikan oleh akun KeSEMaT yang berisi ilmu
pengetahuan tentang mangrove. Pertanyaan untuk aspek kognitif berjumlah sepuluh pertanyaan, kemudian pengukuran terhadap aspek kognitif dilakukan
dengan memberikan skor pada setiap jawaban dan menjumlahkannya. Hasil skor dari seluruh responden kemudian menggunakan standar deviasi dikategorikan ke
dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Sebaran dari aspek kognitif dapat dilihat pada Gambar 11.
26,7 52,5
20,8 10
20 30
40 50
60
Rendah skor 14 Sedang skor 15-17
Tinggi skor 18
Gambar 11 Sebaran responden berdasarkan perubahan perilaku kognitif
Berdasarkan data pada Gambar 11 jumlah responden yang memiliki tingkat aspek kognitif rendah sebesar 32 orang, sedang 63 orang, dan tinggi 25 orang.
Persentase terbesar ada pada responden dengan tingkat aspek kognitif sedang sebesar 52.5, jumlah ini berselisih jauh dengan tingkat aspek kognitif rendah
sebesar 26.7 dan tinggi sebesar 20.8. Jumlah dan persentase tersebut menunjukkan bahwa tingkat aspek kognitif mayoritas responden cukup
mengetahui mengenai mangrove. Berikut adalah hasil wawancara responden dengan tingkat kognitif rendah, sedang, dan tinggi:
“...untuk jawab kuesioner yang bagian kognitif saya gak bisa, soalnya jarang juga perhatiin TL KeSEMaT buka Twitter juga
saya jarang. Saya lebih suka buka Facebook..” MJ, 19 tahun “...saya rasa saya bisa jawabnya, karena saya juga aktif di
KeSEMaT jadi pertanyaannya seperti pengetahuan umum tentang mangrove...” GRE, 21 tahun
“...beberapa hari sebelum saya isi kuesioner, saya baca TL KeSEMaT ada dibahas mengenai yang ditanyakan di kuesioner.
Saya juga sering baca TL KeSEMaT jadinya masih inget. Pas isi kues
ioner ga terlalu kesulitan...” TR, 21 tahun
6.2 Aspek Afektif
Aspek afektif adalah sikap responden dalam menanggapi pernyataan- pernyataan yang berhubungan dengan pelestarian mangrove. Pertanyaan untuk
aspek afektif berjumlah sepuluh pertanyaan, kemudian pengukuran terhadap aspek afektif dilakukan dengan memberikan skor pada setiap jawaban dan
menjumlahkannya. Hasil skor dari seluruh responden kemudian menggunakan standar deviasi dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan
tinggi. Sebaran dari aspek afektif dapat dilihat pada Gambar 12 berikut.
Berdasarkan data pada Lampiran 2 jumlah responden yang memiliki tingkat aspek kognitif rendah sebesar 16 orang, sedang 75 orang, dan tinggi 29 orang.
Sebaran terbesar ada pada responden dengan tingkat aspek kognitif sedang sebesar 62.5, sedangkan persentase responden dengan aspek afektif tinggi
sebesar 24.2 dan rendah sebesar 13.3. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang cukup mendukung
terhadap gerakan pelestarian mangrove. Responden yang memiliki aspek afektif rendah salah satu alasannya adalah karena tidak adanya ekosistem mangrove di
kota tempat responden tinggal. Berikut hasil wawancara dengan responden tersebut:
“...saya tinggal di Bogor, secara gak ada pantai kalau di Bogor jadinya gak terlalu tertarik dengan pelestarian mangrove karena
untuk mengaplikasikannya susah. Tapi saya mencoba untuk ikut
melestarikan lingkungan dari yang terdekat saja, seperti mengurangi penggunaan kantong plas
tik...”
13,3 62,5
24,2 10
20 30
40 50
60 70
Rendah skor 29 Sedang skor 30-39
Tinggi skor 40
Gambar 12 Persentase responden berdasarkan perubahan perilaku afektif
6.3 Hubungan Keterlibatan dalam Media Sosial dengan Perubahan
Perilaku
Hubungan antara keterlibatan dalam media sosial dengan perubahan perilaku diukur dengan menggunakan uji korelasi rank spearman. Uji ini
menganalisis responden dengan tingkat keterlibatan dalam media sosial berbeda memiliki tingkat perubahan perilaku yang berbeda. Tingkat keterlibatan dalam
media sosial berdasarkan tingkat frekuensi dan durasi, dihubungkan dengan perubahan perilaku yaitu aspek kognitif dan afektif.
6.3.1 Hubungan Frekuensi Akses Twitter dengan Aspek Kognitif
Hubungan antara frekuensi akses Twitter dengan aspek kognitif diukur dengan menggunakan uji korelasi rank spearman. Uji ini menganalisis responden
dengan tingkat frekuensi akses Twitter berbeda memiliki tingkat aspek kognitif yang berbeda. Hubungan antara frekuensi akses Twitter dengan aspek kognitif
responden terdapat pada Tabel 17.