sebagai jumlah dari biaya yang dikeluarkan Principal untuk melakukan pengawasan terhadap agen. Berangkat dari teori keagenan ini, corporate
governance mulai dikaji secara teoritis di akhir tahun 1980-an.
2.1.2 Good Corporate Governance
Istilah “corporate governance” pertama kalinya diperkenalkan oleh Cadbury Committee di tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam laporan
mereka yang kemudian dikenal sebagai Cadbury Report. Laporan ini dipandang sebagai titik balik yang sangat menentukan bagi praktik corporate governance di
seluruh dunia. Definisi corporate governance menurut Cadbury Committee dalam Tjager et al 2002 : 27 adalah:
a set of rules that define the relationship between shareholders, managers, creditors, the government, employees and other internal and external
stakeholders in respect to their rights and responsibilities Seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang
saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal sehubungan
dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka. OECD Oganization for Economic Cooperation and Development dalam
Tjager et al 2003:27-28 mendefinisikan corporate governance sebagai: The structure through which shareholders, directors, managers, set of the
board objective of the company, the means of attaining those objectives and monitoring performance.
Struktur yang olehnya para pemegang saham, komisaris, dan manajer menyusun tujuan-tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut dan mengawasi kinerja.
Adapun definisi-definisi lain dari corporate governance, sebagian besar memiliki arti yang tidak jauh berbeda dari kedua definisi diatas. Kedua definisi
tersebut memiliki cakupan yang umum dan khusus.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Tjager et al data diolah
Gambar. 2.1 Bagan pihak-pihak dalam Corporate Governance
Definisi yang dipaparkan oleh Cadbury committee, corporate governance memiliki perspektif yang lebih luas, dimana tidak hanya mencakup pihak-pihak
yang bersentuhan langsung dengan perusahaan seperti Manajer, pemegang saham, dan komisaris tetapi juga melibatkan pihak lainnya seperti karyawan, kreditor,
pemerintah bahkan masyarakat stakeholders. Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan definisi corporate governance adalah suatu sistem, aturantata cara
yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan secara luas stakeholders namun terutama antara pemegang saham, dewan komisaris, dan
dewan direksi untuk tujuan bersama. Pada Gambar 2.1 diperlihatkan keseluruhan pihak-pihak yang berperan
tercakup dalam corporate governance, dimana digambarkan bahwa dalam perusahaan hubungan antar manajemen, dewan komisaris, dan pemegang saham
- Pemegang saham
- Dewan Komisaris
- Manajer
Pemerintah
Supplier
Masyarakat Kreditor
Universitas Sumatera Utara
adalah yang paling utama diatur namun tidak juga mengesampingkan pihak-pihak lainnya seperti pemerintah, masyarakat, kreditor dan lain-lain.
2.1.3 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance