5.2 METODA
Kajian tetang habitat merak hijau jawa di Taman Nasional Baluran dan Alas Purwo telah dilakukan selama 10 bulan dari Juni sampai Oktober 2006 dan Agustus sampai
Desember 2007. Fokus kajian habitat merak hijau jawa di kedua taman nasional tersebut dengan pendekatan tipe habitat. Di Taman Nasional Baluran studi difokuskan di resort
Bekol yang mencakup tipe habitat savanna, hutan pantai, hutan musim dan hutan selalu hijau, sedangkan di Taman Nasional Alas Purwo dipusatkan pada resort Rowobendo
mencakup hutan tropika dataran trendah dan padang rumput Sadengan, hutan campuran dan tumpangsari Rowobendo, hutan jati dan tumpangsari Gunting dan hutan jati Ngagelan
serta Sumber Gedang. Contoh lokasi pengamatan untuk kajian habitat merak hijau jawa di Taman Nasional
Baluran meliputi areal seluas 4 km x 3 km 1 200 yang memiliki empat tipe habitat utama yaitu savanna, hutan pantai, hutan musim, dan hutan selalu hijau mengikuti Hernowo
1999. Pada setiap tipe habitat digunakan jalur secara kontinyu untuk mengetahui komposisi dan struktur vegetasi. Disamping itu dilakukan pengamatan di tempat minum,
tempat istirahat, tempat bertengger untuk mengetahui fungsi habitat dalam mendukung kehidupan merak hijau jawa.
Analisis terhadap habitat merak hijau jawa difokuskan di lima tempat sebaran lokal merak di resort Rowobendo yaitu di padang rumput Sadengan dan hutan tropik dataran
rendah, hutan tanaman campuran, hutan tanaman jati dan tumpangsari Gunting, hutan tanaman jati Ngagelan dan Sumber Gedang.
Habitat merak hijau jawa dipertelakan dengan pendekatan analisis vegetasi. Untuk analisis data, nilai kuantitatif vegetasi digunakan dalam menggambarkan komposisi dan
struktur vegetasi di setiap tipe habitat. Indeks nilai penting vegetasi yang menggambarkan kondisi habitat tersebut. Mueller and Dumbois 1983, Soerianegara dan Indrawan 1985
INP = FR+KR+DR
where: FR= Frekuensi Relatif
KR= Kerapatan Relatif DR= Dominansi Relatif
INP = Indeks Nilai Penting
Untuk menggambarkan penggunaan fungsi habitat tempat makan, minum, berlindung, berteduh, istirahat, tidur dan bersarang pada setiap tipe vegetasihabitat
dilakukan pengamatan secara langsung dicatat mengenai tipe aktivitas serta lama,frekuensi fungsi habitat. Untuk menggambarkan penggunaan tipe habitat oleh
aktivitas merak hijau jawa dianalisis denga pendekatan prosentase, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Fh = FTF
dimana: Fh = Fungsi suatu tipe habitat bagi merak hijau jawa tempat makan, tidur, istirahat, berlindung dan
bersarang berdasarkan lamanyafrekuensi penggunaannya F = Frekuensilamanya merak hijau jawa menggunakan tipe habitat
TF = Total Frekuensilamanya merak hijau jawa menggunakan tipe habitat
Hipotesis
Ho = 0, Merak hijau jawa tidak menyukai tipe habitat tertentu berdasarkan penggunaannya H1
≠ 0, Merak hijau jawa menyukai tipe habitat tertentu berdasarkan penggunaannya
χ² = Σ O – E ² E
O =
Jumlah Individu merak hijau jawa teramati
E =
Jumlah Individu merak hijau jawa harapan
Kriteria test
χ²
R
hitung
R
χ²
R
tabel
→ tolak Ho
χ²
R
hitung
R
χ²
R
tabel
→ terima Ho
Komponen habitat yang paling berpengaruh atau menentukan kehadiran merak hijau di suatu tipe habitat berdasarkan fungsi habitat, dianalisis dengan menggunakan metode
PCA Principal Component Analysis dengan persamaan matriks kovarian Rencher, 2002 Peubah yang menentukan kelimpahan populasi merak hijau disuatu tipe habitat adalah
sebagai berikut :
Y
R R
= Populasi merak hijau N X
R
1
R
= Jumlah jenis pakan n X
R
5
R
= Jumlah air kontinyu L X
R
2
R
= Kerapatan pakan indm
P
2
P
X
R
6
R
= Luas arena tari m
P
2
P
X
R
3
R
= Jumlah pohon tidur n X
R
7
R
= Kerapatan tempat berteduh indm
P
2
P
X
R
4
R
= Ketinggian pohon tidur m X8 = Kerapatan tempat berlindung indm
P
2
P
5.3 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.3.1 HASIL