Flora dan Fauna Keadaan Umum Taman Nasional Alas Purwo .1 Letak dan Aksesibilitas

Musim kering di taman nasional ini berpengaruh terhadap pergerakan satwaliar. Air merupakan faktor pembatas yang penting di taman nasional ini. Selama musim kemarau satwaliar bergerak di sekitar sumber air, tetapi pada musim penghujan satwaliar tersebar ke berbagai tempat

2.2.4 Flora dan Fauna

Di taman nasional Alas Purwo terdapat berbagai formasi hutan yang berkembang di areal tersebut yaitu hutan payau, hutan pantai, hutan bambu, hutan hujan dataran rendah, padang perumputan serta hutan tanaman. Tipe vegetasi yang terdapat pada formasi tersebut sangat berkaitan dengan jenis satwaliar yang dapat ditemukan seperti burung, mamalia dan reptilia Departemen Kehutanan, 2008. Hutan Payau mangrove. Formasi mangrove terdapat sekitar teluk Grajagan Segara Anak dengan luas sekitar 1 000 ha. Vegetasi di mangrove agak khas dengan keanekaragaman jenis tumbuhan yang rendah. Jenis tumbuhan mangrove yang terdapat di TN Alas Purwo antara lain Avicennia marina, A alba, Sonneratia alba, S. caseolaris, Rhizophora apiculata, R. mucronata, Bruguiera gymnorrizha, Bruguiera sexangula dan Xylocarpus granatum serta Heritiera littoralis. Daerah mangrove mendukung kehidupan jenis satwaliar seperti burung kuntul Egretta spp. bangau tong-tong Leptoptilos javanicus, sedanglawe Ciconia episcopus. Jenis mamalia yang dapat ditemukan di daerah mangrove adalah monyet ekor panjang Macaca fascicularis, kucing bakau Felis veverrina dan biawak Varanus salvator. Pada musim tertentu Segara Anak didatangi beberapa jenis burung pantai migrant seperti gegajahan Numenius spp., dan Trinil Tringa spp. Hutan Pantai. Hutan pantai terdapat di bagian Selatan membentang dari Segara Anak Grajagan sampai dengan Plengkung, dari Plengkung hingga Tanjung Slakah. Di bagian Utara dari Tanjung Sembulungan hingga Tanjung Slakah. Lebar hutan pantai berkisar 250 – 300 m Tipe vegetasi yang umum pada formasi ini adalah Barringtonia racemosa, Terminalia cattapa, Hibiscus tilliaceus serta Callophyllum inophyllum. Jenis burung yang dapat dijumpai di daerah ini seperti kangkareng Anthrococeros albirostris, pergam Ducula aenea, elang laut Haliaetus leucogaster, sedangkan jenis mamalia yang sering ke areal ini antara lain monyet Macaca fascicularis, lutung Trachypithecus auratus dan babi hutan Sus scrofa. Jenis reptilia yang sering ditemukan di hutan ini adalah biawak Varanus salvator. Selain itu beberapa jenis penyu bertelur di pasiran pantai taman nasional ini seperti penyu abu Lepidochelys olivacea, penyu hijau Chelonia mydas, penyu sisik Eretmochelys imbricata dan penyu belimbing Dermochelys coriaceae. Padang Perumputan. Areal padang perumputan terdapat di Sadengan yang merupakan merupakan padang rumput buatan, yang aslinya adalah tipe hutan hujan dataran rendah. Jenis rumput yang umumnya dominan di areal padang rumput tersebut antara lain Dichantium coricosum, Bracharia mutica, dan Sorgum nitidum, sedangkan jenis semaknya adalah Eupatoriun odoratum dan Lantana camara.. Banyak jenis satwaliar yang menggunakan padang rumput terserbut antara lain berbagai jenis burung seperti kutilang Pycnonots aurigaster, trucuk Pycnonotus goiavier, jalak putih Sturnus melanopterus, gagak Corvus enca, srigunting Dicrurus macrocercus serta merak hijau Pavo muticus. Jenis mamalia yang dapat ditemukan di padang rumput ini adalah rusa Cervus timorensis, banteng Bos javanicus, babi hutan Sus scrofa dan kadang ajag Cuon alpinus Hutan dataran rendah. Hutan alam dataran rendah ini merupakan formasi vegetasi yang paling luas di kawasan TN Alas Purwo. Jenis vegetasi yang umum dijumpai pada tipe hutan ini termasuk Dracontomelon mangiferum, Tetrameles nudiflora, Sterculia campanulata, Artocarpus elastica, Pterospermum javanicum, Dysoxylum amooroides, Alstonia scholaris, dan Dryopetes ovalis. Jenis burung di hutan gunung antara lain rangkong badak Buceros rhinoceros, julang emas Aceros undulatus, kangkareng Anthracoceros albirostris, beo Gracula religiosa dan kecembang gadung Irena puella, sedangkan jenis mamalia yang dapat ditemukan di hutan ini adalah banteng Bos javanicus, rusa Cervus timorensis, lutung Trachypithecus auratus, kijang Muntiacus muntjak, jelarang Ratufa bicolor, ajag Cuon alpinus serta macan tutul Panthera pardus Formasi Bambu. Formasi bambu di TN ini memiliki penyebaran bergerombol sporadik tetapi tersebar cukup luas terutama di hutan alam dataran rendah. Terdapat 13 jenis bambu yang tumbuh di areal ini. Jenis-jenis bambu tersebut antara lain Bambusa vulgaris, Schizostrachyum blumei, Gigantochloa apus, Gigantopchloa verticulata, Phyllostachys aurea dan Dendrocalamus asper. Hutan tanaman. Hutan tanaman merupakan hutan milik perhutani KPH Banyuwangi Selatan yang berbatasan dengan kawasan TNAP. Jenis pohon yang ditanam adalah jati Tectona grandis dan mahoni Swietenia macrophylla Taman Nasional Alas Purwo memiliki keanekargaman jenis satwaliar yang cukup tinggi baik dari klas mamalia, burung maupun reptilia. Tercatat 21 jenis mamalia, 215 jenis burung, dan beberapa jenis reptilia. Gambar II-3. Peta lokasi penelitian di Taman Nasional Alas Purwo Gambar II- 4. Peta Taman Nasional Alas Purwo DAFTAR PUSTAKA [BTNAP] Balai Taman Nasional Alas Purwo. 2007. Taman Nasional Alas Purwo http:www.alaspurwo.com 20 September 2010 [BTNB] Balai Taman Nasional Baluran. 2007. Taman Nasional Baluran http:www.dephut.go.id 20 September 2010 Departemen Kehutanan, 2008. Buku Informasi 50 Taman Nasional di Indonesia. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Departemen Kehutanan. PT Insan Graphika. Bogor Partomihardja, T. 1989. Check-list of plant species in the Baluran national park, East Java. Paper Unpublished. .

BAB III. METODA UMUM PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di beberapa tipe habitat hutan hujan tropik dataran rendah, hutan pantai, hutan musim, savanna, padang rumput, dan hutan jati dengan tumpangsari, hutan campuran dengan tumpangsari. Lokasi penelitian dilakukan di Taman Nasional Baluran TNB dan Taman Nasional Alas Purwo TNAP. Pada kedua tempat tersebut merupakan areal penyebaran merak hijau jawa paling Timur ujung. Di TN Baluran diperkirakan merupakan contoh populasi merak hijau jawa yang cukup besar di sekitar 200 ekor van Balen, 1999, mewakili tipe habitat savanna hutan musim dan hutan pantai. Populasi merak hijau jawa di TN Alas Purwo merupakan contoh populasi kecil 100 ekor Wasono, 2005 dan mewakili tipe habitat hutan dataran rendah, padang rerumputan serta hutan tanaman. Penelitian ini dilakukan selama 3 tahun, dari tahun 2006 hingga tahun 2008, yang menyangkut dua kondisi yaitu musim penghujan tidak berbiak dan musim kemarau berbiak. 3.2. Pokok Kajian Dalam penelitian ini pokok kajian mengenai ekologi merak hijau jawa di berbagai tipe habitat terdiri atas beberapa aspek kajian yaitu ; 1. Aspek populasi dan sebaran lokal : analisis populasi merak hijau jawa di setiap tipe habitat yang berkaitan dengan kesehatan populasi berdasarkan parameter demograpi yaitu kelimpahan individu, nisbah kelamin, struktur umur, natalitas dan mortalitas serta perkembangan populasi. Analisis terhadap kondisi sebaran populasinya 2. Aspek habitat dan kelimpahan populasi pada setiap tipe habitat: Analisis terhadap kharakteristik habitat merak hijau jawa; pakan, air, peneduh, pelindung, tempat bertengger, tempat menari dan tempat bersarang serta kelimpahan populasi merak pada setiap tipe habitat yang digunakan oleh merak hijau jawa di taman nasional Baluran dan Alas Purwo. Selain itu ingin diketahui faktor penentu habitat yang pengaruh terhadap keberadaan merak hijau jawa di suatu tipe habitat. Analisis faktor penentu habitat yang membantu dalam perumusan habitat ideal bagi merak hijau jawa. Mensintesis faktor penentu dalam membuat rumusan habitat ideal dari merak hijau jawa. 3 Aspek perilaku : Analisis ekologi perilaku merak hijau di berbagai tipe habitat di taman nasional Baluran dan Alas Purwo yang berkaitan dengan aktivitas, mekanisme dan strategi perilaku merak hijau baik secara individu maupun sosial dalam makan, minum,