5
Tempat Terbatas
Berbeda dengan media cetak, Stasiun televisi tidak dapat seenaknya memperpanjang waktu siaran iklan dalam suatu
program.
55
4. Iklan Televisi Sebagai Konstruksi Realitas Sosial dalam Media
Dalam dunia pertelevisian, sistem teknologi telah menguasai jalan pikiran masyarakat, televisi menguasai pikiran-pikiran manusia dengan
cara membangun teater dalam pikiran manusia theater of mind, sebagaimana gambaran realistis dalam iklan televisi. Iklan-iklan yang
terdapat di televisi biasa dibuat dengan berisikan adegan-adegan yang mengagumkan serta mampu membawa pemirsanya kepada kesan dunia
lain yang maha dahsyat.
56
Realitas iklan televisi merupakan gambaran terhadap sebuah dunia yang hanya ada dalam televisi. Realitas itu dibangun berdasarkan pada
penggambaran realitas seorang copywriter dan visualiser tentang dunia atau citra produk yang diinginkannya. Ketika televisi dimatikan
penggambaran realitas dalam media tersebut kemudian hidup dalam pikiran manusia. Bahkan penggambaran tersebut mengalami distorsi yang
mampu menciptakan cerita realitas lain yang terus menerus hidup dalam pikiran tersebut.
57
Dalam membangun sebuah realitas, kemampuan seorang copywriter dan visualiser, juga dipengaruhi oleh klien, lingkungan
55
Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, h. 246.
56
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h. 221.
57
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h. 222.
mereka, budaya, pandangan terhadap produk, pengetahuan tentang dunia periklanan, keahlian teknologi dan lainnya. Penciptaan realitas tersebut
menggunakan satu model produksi yang oleh Baudrillard disebutnya dengan simulasi, yaitu penciptaan model-model nyata yang tanpa asal-usul
atau realitas awal. Hal ini olehnya disebut hiper reality. Melalui model simulasi, manusia dijebak di dalam satu ruang, yang disadari-nya sebagai
nyata, meskipun sesungguhnya semu, maya, atau khalayan belaka.
58
Lebih dalam Piliang mengungkapkan bahwa, ruang realitas semu itu dapat digambarkan melalui analogi peta. Bila di dalam suatu ruang
nyata sebuah peta merupakan representasi dari sebuah territorial, maka di dalam model simulasi, petalah yang mendahului teritorial. Realitas
teritorial sosial, kebudayaan, atau politik, kini dibangun berdasarkan model-model peta fantasi yang ditawarkan televisi, iklan, bintang-
bintang layar perak, sinetron, atau tokoh-tokoh kartun.
59
Wacana simulasi adalah ruang pengetahuan yang dikonstruksikan oleh iklan televisi, dimana manusia mendiami suatu ruang realitas, dimana
perbedaan antara yang nyata dan fantasi, atau yang benar dengan yang palsu menjadi sangat tipis. Manusia hidup dalam dunia maya dan khayal
televisi dan informasi lebih nyata dari pengetahuan sejarah dan etika, namun sama-sama membentuk sikap manusia.
60
Iklan sebagai bentuk komunikasi pemasaran, harus bisa menyampaikan tujuan-tujuan pemasaran kepada khalayaknya. Yakni,
58
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h. 223.
59
Yasraf Amir Piliang, Sebuah Dunia yang Dilipat, Realitas Kebudayaan Menjelang Milenium Ketiga dan Matinya Postmodernisme Bandung: Mizan, 1998, h. 228.
60
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h. 224.
dengan menonjolkan hal-hal baik serta nilai guna yang dimiliki suatu produk dan sebaliknya, sebisa mungkin iklan menutupi keburukan dari
suatu produk tersebut. Pesan iklan yang dekat dengan konsumen tentu akan lebih diterima
konsumen. Dalam konstruksi pesannya, iklan berusaha menghadirkan figur-figur tertentu yang dekat dengan konsumen. Iklan juga berusaha
menggambarkan konstruksi pasar yang dibidik olehnya.
5. Macam-Macam Shot, Sudut dan Gerak Kamera
Dalam pengambilan gambar sebuah video atau film, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Beberapa hal utama yang harus
diperhatikan dalam mengambil gambar sebuah video diantaranya ialah macam-macam shot, sudut pengambilan gambar serta gerak kamera.
Ketiga hal tersebut perlu diperhatikan guna menemukan bagaimana shot yang tepat sehingga mampu menimbulkan kesan tersendiri di
dalamnya. Selain itu hal-hal tersebut juga mampu menunjukan tingkat emosi, situasi, dan kondisi dari suatu objek. Berikut merupakan penjelasan
ketiga hal tersebut.
a. Jenis Shot
1 Extreme Close Up ECU, merupakan pengambilan gambar sangat
dekat sekali, sampai pori-pori kulit pun terlihat. Memperlihatkan
detail suatu objek secara jelas.
2 Big Close Up BCU, pengambilan gambar dari atas kepala hingga
dagu objek. Menonjolkan objek untuk menimbulkan ekspresi tertentu.