berkah saatnya kita semua memanfaatkan momen ini dengan meningkatkan ibadah dan ketaqwaan, memperbaiki diri agar bangsa dan
negeri ini menuju masyarakat adil, damai, dan sejahtera ’. Berikutnya
disusul dengan ucapan selamat menunaikan Ibadah Puasa dari Partai Perindo yang diwakili oleh Hary Tanoesoedibjo.
Kemudian iklan tersebut ditutup dengan jejeran beberapa artis di Indonesia diantaranya Dude Herlino, Alysa Soebandono, Ayu Tingting,
Donita dan Adi Nugroho. Kelimanya menyampaikan doa untuk Indonesia
pada Ramadhan tersebut.
48
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Semiotika Scene Representasi Islam
Iklan sebagai
bentuk komunikasi
pemasaran, harus
bisa menyampaikan tujuan-tujuan pemasaran kepada khalayaknya. Iklan politik
yang merupakan suatu proses komunikasi dari kandidat atau partai politik kepada khalayaknya yang bertujuan untuk mengekspos komunikan melalui
saluran media massa dari pesan-pesan politik dalam rangka mempengaruhi sikap, dan perilaku politik khalayak.
Pesan iklan yang dekat dengan konsumen tentu akan lebih diterima konsumen. Dalam konstruksi pesannya, iklan berusaha menghadirkan figur-
figur tertentu yang dekat dengan konsumen.Iklan juga berusaha menggambarkan konstruksi pasar yang dibidik olehnya.
Partai Perindo yang dipimpin oleh Hary Tanoesoedibjo pada tahun 2015 lalu meluncurkan beberapa iklannya yang beberapa diantaranya ialah,
Versi Indonesia sejahtera, Versi Orasi Hary Tanoesoedibjo, Versi Siapakah Indonesia, dan Versi Ramadhan. Dalam penelitian ini, iklan tersebut akan
dibedah melalui teori semiotika model Roland Barthes. Karena peneliti ingin melihat bagaimana Islam direpresentasikan dalam iklan-iklan tersebut, maka
peneliti hanya akan mengambil scene-scene yang menggambarkan Islam dalam iklan-iklan Partai Perindo tersebut.
1. Versi Indonesia Sejahtera
Dalam iklan Versi Indonesia sejahtera terdapat scene yang menggambarkan beberapa orang dengan menggunakan pakaian yang
identik dengan agama-agama di Indonesia sedang bergandeng tangan.Dalam scene tersebut juga terdapat seseorang yang mengenakan
pakaian yang sangat identik dengan Islam di Indonesia. Tabel 4.1.Scene 00:00:06-00:00:08
Visual Narasi
Type of Shot
Marilah bergandeng
tangan menjaga
persatuan dan
kesatuan bangsa.
Close UpCU,
pengambilan gambar
dari tepat atas kepala sampai bawah leher.
Untuk memberi
gambaran objek secara jelas.
Group
Shot GS
pengambilan gambar
sekelompok orang.
Misalnya ada adegan pasukan sedang berbaris
atau lainnya. Bird
Eye, teknik
pengambilan gambar
yang dilakukan
juru kamera
dengan ketinggian kamera di
atas ketinggian objek yang direkam. Hasil
perekaman teknik ini memperliatkan
lingkungan
yang demikian luas dengan
benda-benda lain yang tampak
di bawah
demikian kecil.
a. Denotasi
Pada gambar pertama kedua dan ketiga terlihat gambar dua tangan yang sedang bergandengan. Baju yang digunakan oleh pemilik tangan
terlihat seperti pakaian atau busana yang identik dengan beberapa agama di Indonesia. Adapun pada gambar keempat terlihat jelas enam
orang yang menggunakan pakaian atau busana yang identik dengan beberapa agama di Indonesia. Keenam orang tersebut terlihat sedang
bergandengan tangan di atas atap sebuah gedung dengan latar belakang
gedung-gedung bertingkat. b.
Konotasi
Dalam scene tersebut terlihat keenam orang dengan menggunakan pakaian yang identik dengan agama-agama di Indonesia saling
bergandengan tangan di atas atap sebuah gedung. Pada gambar pertama kedua dan ketiga tipe pengambilan gambar yang digunakan
ialah close up, kepada objek yang berupa tangan yang sedang saling bergandengan.
Hal ini diikuti dengan narasi ‘marilah bergandeng tangan
’. Adapun pengambilan gambaran secara close up biasanya digunakan untuk memberikan gambaran objek secara jelas. Dalam hal
ini, memberikan penekanan terhadap narasi tersebut. Visual dan narasi yang dihadirkan satu sama lainnya saling menekankan maksud satu
sama lain. Pada gambar keempat, teknik pengambilan gambar yang
digunakan ialah group shoot yang biasa digunakan untuk mengambil gambar sekelompok orang. Adapun sudut pengambilan gambar yang