Deskripsi PT.ANTAM PROFIL PERUSAHAAN

34 2. Feronikel yang merupakan salah satu produk utama ANTAM, diproduksi melalui pengolahan bijih nikel kadar tinggi saprolit melalui proses pyrometalurgi. Feronikel ANTAM mengandung sekitar 20 nikel dan sekitar 80 besi. Diproduksi dalam bentuk shots butiran atau ingots batangan serta dengan karbon kadar tinggi atau karbon kadar rendah, feronikel digunakan sebagai bahan baku untuk produksi baja nirkarat. 3. Emas Logam yang berwarna kuning terang, padat, lunak, mengkilat, paling mudah untuk dibentuk serta sangat tahan terhadap karat ini adalah logam mulia yang selama berabad-abad digunakan sebagai uang, nilai penyimpan dan perhiasan. Logam emas ini terdapat di alam dalam bentuk bongkahan atau butiran di bebatuan, urat batu veins di bawah tanah ataupun endapan. Saat ini emas juga banyak digunakan di bidang kedokteran gigi dan elektronika. ANTAM memproduksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung dengan total produksi logam emas sekitar 5 ton per tahun. 4. Perak adalah logam mulia yang lunak dan putih mengkilat yang bernilai tinggi dan banyak digunakan sebagai perhiasan, peralatan meja makan dan mata uang. Perak adalah konduktor listrik dan panas yang terbaik diantara seluruh logam. Perak ditemukan sebagai logam bebas, tercampur dengan emas atau dengan mineral-mineral lainnya. Sebagian besar perak merupakan by-product dari pertambangan emas, tembaga, lead timah hitam dan zinc seng. ANTAM memproduksi perak dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebagai produk emas. 35 5. Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia memurnikan bullion yang berasal dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung serta pihak ketiga. UBPP Logam Mulia memiliki kapasitas terpasang sebesar 60 ton emas per tahun dan 275 ton perak per tahun. Produk emas dan perak Logam Mulia terakreditasi London Bullion Market Association dan dijual di pasar domestik maupun internasional. 6. Bauksit adalah sumber bijih yang utama untuk produksi alumunium. Bauksit mengandung 30-54 alumina Al2O3 dan selebihnya terdiri dari campuran silika, berbagai oksida besi dan titanium dioksida. ANTAM berencana meningkatkan nilai bauksit yang dimilikinya melalui pengembangan proyek- proyek alumina. 7. Batubara ANTAM melalui salah satu entitas anaknya yaitu PT Indonesia Coal Resources, memproduksi komoditas batubara melalui tambang batubara Sarolangun yang berlokasi di Propinsi Jambi, Indonesia. Cadangan batubara non-JORC tambang Sarolangun berjumlah 8,25 juta ton dengan kualitas batubara rata-rata sekitar 5.300 sampai 5.500 Kcalkg. Saat ini penjualan batubara Sarolangun dilakukan ke konsumen dalam negeri dan untuk ekspor. Perusahaan pertambangan seperti Antam, rentan terhadap isu-isu lingkungan dan keselamatan. Oleh karena itu dalam kegiatan pertambangan, Antam haruslah berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan, memperhatikan kelestarian lingkungan, serta berpartisipasi mengembangkan masyarakat disekitar kegiatan pertambangan. Selain itu, operasi penambangan pada saat sekarang tidak hanya memerlukan lisensi formal yang berbentuk izin eksplorasi atau eksploitasi, 36 melainkan juga dukungan sosial. Dukungan sosial itulah yang mengamankan kegiatan penambangan. Dukungan ini hanya akan diperoleh bila masyarakat di sekitar operasi Antam tidak dirugikan, tetapi justru memperoleh manfaat atas keberadaan perusahaan. Antam tetap harus secara terus menerus melakukan analisis dan respons terhadap tantangan yang dihadapi dalam bidang lingkungan, sosial, dan ekonomi untuk mendukung pengembangan strategi yang berkelanjutan dalam bentuk pembuatan program yang memang dibutuhkan. Analisis dampak secara mendalam merupakan langkah awal untuk memahami tantangan-tantangan keberlanjutan dan akan dicapai melalui transparansi dengan stakeholder. Antam melakukan usaha-usaha yang maksimal untuk mengevaluasi dampak-dampaknya melalui kolaborasi dengan karyawan dan para stakeholders yang terkena dampak terbesar. Oleh karena itu penerapan dan pengelolaan tanggung jawab sosial CSR Antam berfokus pada hal-hal yang dapat dilakukan di tataran lokal, sekalipun nasional, bahkan internasional. Pada intinya, Antam berupaya ”menghidupkan” konsep pembangunan berkelanjutan melalui praktik dan implementasi kerja efektif sehari-hari. Hal ini dicapai dengan adanya panduan operasional bagi setiap individu di seluruh wilayah kegiatan Antam. Antam dituntut untuk dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat yang berada pada wilayah operasi Antam, sedangkan tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi karena ada proses evaluasi terlebih dahulu sehingga menyebabkan gangguan operasi produksi dan pada akhirnya perusahaan bisa tidak 37 sustain. Namun sejauh ini Antam berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan stakeholders.

E. Strategi PT.ANTAM

Pada dasarnya tujuan PT.ANTAM adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui penurunan biaya seiring dengan usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan. Strategi PT.ANTAM adalah tetap berfokus pada bisnis inti perusahaan. Manajemen seringkali bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana kita dapat memperoleh nilai yang maksimal melalui pemanfaatan cadangan yang dimiliki?”Pembangunan kekuatan perusahaan menjadi dasar untuk menjamin profitabilitas yang bersifat jangka panjang. Melalui maksimalisasi output produksi, perusahaan dapat meningkatkan pendapatan serta menurunkan tingkat biaya. PT. ANTAM berusaha untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek-proyek pengembangan yang solid, aliansi strategis, akuisisi, serta peningkatan kualitas dan nilai cadangan dari sekedar menjual bahan mentah dan beralih untuk lebih meningkatkan kegiatan pemrosesan. PT. ANTAM berusaha untuk mempertahankan kekuatan keuangan perusahaan. Melalui peningkatan perolehan pendapatan, kami dapat memastikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan masa 38 depan, serta memberikan imbal hasil bagi pemegang saham melalui pembayaran dividen. 19 19 Antam, Strategi, diakses melalui http:www.antam.com pada tanggal 5 desember 2014 pukul 15:10 WIB. 39

BAB IV ANALISA PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 1 TAHUN 2014

A. Pengaruh Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah Terhadap PT. ANTAM

Tbk Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2014 pada tanggal 12 januari 2014 PT. ANTAM Tbk mengalami banyak dampak yang sangat merugikan. P erusahaan tambang milik negara, PT. ANTAM Tbk mengalami rugi pada kuartal I 2014 sebesar Rp 272,6 miliar dibandingkan kuartal I 2013 yang membukukan laba Rp 407,6 miliar. Menurut sekretaris PT. ANTAM Tbk Tri Hartono kerugian itu karena PT.ANTAM Tbk terkena dampak larangan ekspor mineral mentah yang mulai diberlakukan awal tahun 2014. Kerugian itu seiring dengan penjualan PT. ANTAM Tbk yang juga anjlok pada kuartal I tahun ini. Antam membukukan penjualan sebesar Rp 2,3 triliun pada kuartal I 2014 atau turun 31,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,34 triliun. Penurunan penjualan terutama untuk bijih nikel yang anjlok 92,2 persen, emas turun 25,6 persen dan perak turun 4,8 persen. Pada kuartal I tahun ini, PT. ANTAM Tbk juga sama sekali tidak menjual bijih bauksit. Dalam hal ini PT. ANTAM Tbk mengumumkan antisipasi perusahaan terkait dengan penerbitan Peraturan Pemerintah No. 1 tentang Mineral dan 40 Batubara tahun 2014 yang melarang ekspor bijih mineral dari Indonesia sejak tanggal 12 Januari 2014. Direktur Utama PT. ANTAM Tbk, Tato Miraza mengatatakan bahwa mendukung penuh kebijakan Pemerintah yang melarang ekspor bijih mineral dari Indonesia dan wajib melakukan hilirisasi membangun pengolahan dan pemurnian bagi pemegang IUP dan Kontrak Karya, namun sesungguhnya berharap bahwa ekspor bijih mineral masih dapat berjalan sampai dengan tahun 2017 bagi perusahaan-perusahaan yang sudah mempunyai fasilitas pengolahan dan pemurnian dan yang sedang membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian di Indonesia, termasuk PT. ANTAM Tbk. Keberlanjutan ekspor bijih mineral bagi perusahaan-perusahaan tambang yang serius membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian akan sangat membantu arus kas yang dibutuhkan untuk membangun dan menyelesaikan fasilitas tersebut, terlebih di tengah rendahnya harga komoditas saat ini. Namun PT. ANTAM Tbk juga menyadari sebelum memutuskan hal ini tentunya Pemerintah telah mengkaji segala aspek secara terintegrasi dan komprehensif untuk meminimalkan risiko dan dampak negatif dari keputusan ini. Terkait pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Mineral dan Batubara utamanya yang melarang ekspor bijih mineral dari Indonesia, terutama bijih nikel dan bijih bauksit ini, PT. ANTAM Tbk telah memiliki rencana untuk mengantisipasi penurunan pendapatan dan imbal hasil bagi pemangku kepentingan. PT. ANTAM Tbk percaya dengan strategi dan upaya-upaya yang dilakukan ini, kinerja perusahaan akan tetap baik.

Dokumen yang terkait

Dampak Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Dan Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 4 Ayat 2pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

14 149 189

Kewenangan Pemerintah Terhadap Pengelolaan Investasi Pemerintah

2 26 156

Analisis Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota Medan ( Studi Pada Kantor Walikota Medan)

26 173 113

Implikasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Terhadap Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah Di Kabupaten Gayo Lues

1 41 135

Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998

6 58 93

Pengaruh Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajb Pajak Yang Memiliki Predaran Bruto Tertentu Terhadap Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

3 57 83

Perlindungan Hukum Terhadap Penanam Modal Asing Di Bidang Pertambangan Mineral Dan Batubara Dalam Hal Diberlakukannya Ketentuan Larangan Ekspor Mineral Mentah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun.

0 1 2

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

0 0 1

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

0 0 91

BAB II LARANGAN EKSPOR MINERAL MENTAH BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA A. Aspek Hukum Pertambangan di Indonesia - Aspek Hukum Pelarangan Ekspor Mineral Mentah Terkait Dengan Prinsip-Prinsip General Agreement On Tariffs And Trade (Gatt

0 0 37