Pengaruh larangan ekspor bahan mineral mentah terhadap PT.Antam TBK (analisis peraturan pemerintah nomor 1 tahun 2014)

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh: Mona Hasinah NIM. 1110048000027

KONSENTRASI HUKUM BISNIS

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M


(2)

(3)

(4)

(5)

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014)

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara yaitu larangan ekspor bahan mineral mentah ini ditanggapi negatif oleh beberapa perusahan pertambangan di Indonesia, salah satunya perusahan pertambangan milik negara PT. ANTAM Tbk. Dikarenakan peraturan tersebut secara tidak langsung mewajibkan perusahaan pertambangan membangun

alat pemurnian yaitu smelter karena sebagian perusahaan pertambangan di Indonesia

tidak memiliki smelter . Banyak faktor yang mempengaruhi adanya larangan

pengeksporan bahan mineral mentah yaitu dari segi hukum, segi ekonomi dan segi lingkungan. Peraturan Pemerintah ini dibuat bertujuan untuk menambah nilai jual bahan mineral mentah agar banyak pemasukan untuk negara dan hasilnya dapat

disalurkan ke pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan di daerah-daerah.

Mona Hasinah 1110048000027

Konsentrasi: Hukum Bisnis

Pembimbing: Dr. Djawahir Hejazziey, S.H., M.A., M.H. 56 Halaman + lampiran, 2015

Keyword: Larangan Ekspor, PT. ANTAM Tbk, Peraturan Pemerintah Nomor 1

Tahun 2014.


(6)

KATA PENGANTAR











Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan masa kuliah di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW,

beserta keluarga, para sahabat, para tabi’in serta kamu muslimmin yang tetap berpegang teguh kepada risalahnya hingga akhir zaman dan membawa manusia keluar dari kubangan lumpur Jahiliyah menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk menadapatkan gelar S1 Sarjana Hukum (S.H). Penulis berharap semoga skripsi ini sangat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis betul-betul menyadari adanya rintangan dan ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan, tentunya tidak terlepas dari berbagai pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis guna menyempurnakan skripsi ini.

Karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:


(7)

2. Dr. H. Djawahir Hejazziey, SH, MA, MH. Dan Arip Purkon, SH.I, MA. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum

3. Dr. H. Djawahir Hejazziey, SH, MA, MH. Dosen Pembimbing, yang

dengan sabar dalam memberikan arahan dan masukan yang amat bermanfaat kepada penulis hingga selesainya skripsi ini, tiada kata yang pantas selain ucapan terima kasih dan doa semoga Allah SWT membalasnya.

4. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum,

serta karyawan-karyawan dan staf perpustakaan utama dan perpustakaan fakultas yang telah memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Orang tua tercinta, Aba Lukman Alaydrus dan Mama Intan Bin Yahya

yang telah mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis, tak henti-hentinya memberikan nasehat, dukungan baik moriil dan materiil yang tak terhingga, motivasi serta doa yang tak pernah lelah dipanjatkan untuk

penulis, memberikan semangat kepada penulis sehingga bias

menyelesaikan studi S1 ini.

6. Kakak-kakak tersayang, Fauzi Alaydrus, Yahya Alaydrus, Ibrahim

Alaydrus, dan Lubna Alaydrus yang selalu mendukung dan mendoakan penulis dalam menimba ilmu untuk menyelesaikan studi S1 ini.


(8)

7. Sahabat sekaligus menjadi keluarga untuk penulis yang tak pernah terlupakan yang juga memberikan dukungan tanpa henti kepada penulis yaitu Banun, Clara, Icha, Chairnosia, Icang, Fauzi, Galuh, Herdinata, Adha, Sarah, Anti, Lita, Dian, Eka, Diah. Serta teman-teman seperjuangan di Jurusan Ilmu Hukum 2010.

8. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian

skripsi ini dan tidak dapat disebut satu persatu.

Akhirnya, kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya dan semoga amal kebajikan mereka semua diterima disisi-Nya dan diberikan pahala yang berlipat ganda sesuai dengan amal perbuatannya. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, dan masyarakat umumnya.

Jakarta, 12 Januari 2015


(9)

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Kerangka Konseptual ... 6

E. Metode Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian-Pengertian ... 13

1. Pengaruh ... 13

2. Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah ... 15


(10)

b. Bahan Mineral Mentah ... 18

B. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 ... 20

1. Mekanisme Terbentuknya Peraturan Pemerintah ... 20

2. Latar Belakang Lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 ... 22

BAB III PROFIL PT. ANTAM Tbk A. Sejarah PT. ANTAM Tbk... 25

B. Visi dan Misi PT. ANTAM Tbk ... 28

C. Struktur Manajemen PT. ANTAM Tbk ... 30

D. Deskripsi PT. ANTAM Tbk ... 31

E. Strategi PT. ANTAM Tbk ... 37

BAB IV ANALISA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2014 A. Pengaruh Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah Terhadap PT. ANTAM Tbk ... 39

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah ... 42


(11)

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan galian itu, meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, dan lain-lain. Indonesia berdasarkan data Indonesia Mining Asosiation menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang kaya akan sumber daya tambang.

Bahan galian dikuasai oleh negara. Hak Penguasaan Negara berisi wewenang untuk mengatur, mengurus dan mengawasi pengelolaan atau pengusahaan bahan galian, serta berisi kewajiban untuk mempergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penguasaan oleh negara diselenggarakan oleh

pemerintah.1

Usaha pertambangan merupakan salah satu instrumen penting dalam perekonomian suatu negara yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional. Usaha tersebut merupakan usaha yang sangat menguntungkan dikarenakan memiliki nilai ekonomi yang besar dari

1

H.Salim HS, Hukum Pertambangan di Indonesia, Cet.V, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 1.


(13)

pemanfaatan sumber daya alam, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya

perusahaan yang bergerak bidang pertambangan.2

Dengan diputuskannya uji materiil oleh Mahkamah Konstitusi tentang pelarangan ekspor timah mentah menimbulkan permasalahan baru di dunia usaha pertambangan. Dengan diharuskannya persyaratan pengeksporan dengan syarat telah dilakukan pemurnian terlebih dahulu sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Nomor 7 tahun 2012 dan dikuatkan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang mineral batubara yang mengatur pengeksporan mineral dan batubara harus dalam keadaan jadi, otomatis diperlukan suatu alat yang bernama smelter, namun fakta di lapangan adalah belum siapnya perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dalam melakukan proses pemurnian dikarenakan perusahaan belum memiliki alat smelter tersebut, ratio legis yang dihadapi dengan banyaknya perusahaan yang sebagian besar melakukan pengeskporan dalam bentuk mentah otomatis perusahaan tersebut tendensius terhadap ancaman kebangkrutan, hal ini akan berdampak negatif pada ancaman pemutusan hubungan kerja masal kepada karyawan pada perusahaan tersebut dikarenakan perusahaan tersebut tidak dalam kondisi sehat akibat tidak adanya pemasukan kas perusahaan karena perusahaan tidak dapat bergerak maksimal dalam melakukan usahanya.

2

Ahmad Miru, Prinsip dan Hukum Perlindungan Konsumen. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 23.


(14)

3

Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2012 khususnya Pasal 2 dan penguatan oleh putusan judicial review Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 dianggap suatu bentuk ketergesa-gesaan dalam menuju hilirisasi dan tidak melihat aspek kesiapan dari perusahaan pertambangan itu sendiri, dan secara historis hal tersebut bertentangan dengan amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang hak asasi manusia, karena legalisasi ketentuan tersebut menegasikan kesejahteraan serta perlindungan sosial bagi masyarakat, khususnya stakeholders pada perusahaan pertambangan disertai tenaga kerja yang

ada disana.3

Selain itu putusan tersebut dapat dibenturkan dengan asas kemanfaatan dalam sebuah peraturan. Menurut Gustav Radbruch, tiga nilai dasar hukum adalah

nilai keadilan, nilai kepastian hukum dan nilai kemanfaatan.4 Yang mana dalam

hal ini perlu disoroti dari nilai kemanfaatannya yakni Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 dikarenakan putusan judicial review tersebut dapat menimbulkan kerugian-kerugian bagi pengusaha yang terancam gulung tikar dengan adanya regulasi tersebut dapat berdampak kepada pemutusan hubungan tenaga kerja sehingga melahirkan pengangguran-pengguran baru dan pertanggung jawaban oleh perusahaan pertambangan

3

Susyanto, Peraturan Menteri ESDM No. 7 tahun 2012 Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral, diakses melalui http://esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/5693-peraturan-menteri-esdm-no-7-tahun-2012-tentang-peningkatan-nilai-tambah-mineral.pdf pada tanggal 8 september 2014 pukul 11.53 WIB.

4


(15)

terhadap pihak ketiga atas tidak terpenuhinya suatu prestasi apabila telah melakukan hubungan hukum dengan perusahaan luar negeri dalam hal kerjasama pengeksporan biji timah mentah. Tentunya regulasi tersebut tidak bermanfaat bagi pengusaha dan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan sehingga tujuan hukum mencapai nilai keadilan dan kemanfaatan tidak terpenuhi.

Berdasarkan uraian singkat di atas penulis tertarik untuk mengangkat skripsi

dengan judul “PENGARUH LARANGAN EKSPOR BAHAN MINERAL

MENTAH TERHADAP PT. ANTAM Tbk (Analisis Peraturan Pemerintah

Nomor 1 Tahun 2014)”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dikhususkan mengkaji mengenai pengaruh larangan ekspor bahan mineral mentah terhadap PT. ANTAM Tbk.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana Pengaruh Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah Terhadap

PT. ANTAM Tbk?

b. Apa faktor-faktor yang Mempengaruhi Larangan Ekspor Bahan Mineral


(16)

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk melihat fenomena hukum memandang uji materiil Undang-Undang minerba dikaitkan dengan pengaruh terhadap perusahaan pertambangan. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui pengaruh larangan ekspor bahan mineral mentah

terhadap PT. ANTAM Tbk.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi larangan ekspor

bahan mineral mentah. 2. Manfaat Penelitian

Secara garis besar manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai manfaat dari hasil uji materiil Undang-Undang minerba pada umumnya.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pelaku usaha dan masyarakat calon investor pada perusahaan pertambangan yang hendak melakukan hubungan usaha kepada pihak ketiga sehubungan dengan pelarangan pengeksporan bahan mentah yang dihendaki oleh Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014.


(17)

D. Kerangka Teori dan Konseptual 1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau

benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.5

2. Perusahaan

Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.

3. Mineral

Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan

bentuk yang diketahui (senyawa anorganik biasanya tidak

termasuk). ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.

5


(18)

7

4. Batubara

Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur

memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk itu minus dan

C240H90O4NS untuk antrasit.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014

Tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara. 6. PT. ANTAM Tbk

ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronike, emas, perak, bauksit dan batubara. ANTAM memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumberdaya yang dimiliki, ANTAM membentuk beberapa usaha patungan


(19)

dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan.

E. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian

Dalam rangka melengkapi dan meyempurnakan penulisan ini, penulis melaksanakan penelitian guna mendapatkan data yang konkrit untuk dijadikan sebagai bahan penulisan agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk mendukung penelitian tersebut diperlukan suatu metode penelitian

dalam permasalahan ini metode yang di gunakan adalah Yuridis Normatif,6

yaitu penelitian yang dilakukan atau ditujukan pada peraturan-peraturantertulis

dan bentuk-bentuk dokumen resmi atau disebut juga dengan data sekunder, yaitu data yang di peroleh dengan mengumpulkan bahan-bahan dari buku-buku

yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.7

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah sejauh mana hukum positif tertulis yang ada itu sinkron atau serasi satu sama lainnya. Disini di kelompokkan atas:

6

Fahmi Muhammad Ahmadi dan Jaenal Aripin, Metode Peneitian Hukum, cet.I, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.10.

7

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet.VI, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 96.


(20)

9

a. Bahan Hukum Primer8

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer meliputi perundangan-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan, dan putusan-putusan hakim. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam bahan hukum primer adalah Undang-Undang No 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batu bara, Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014, Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2012 dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Bahan Hukum Sekunder9

Bahan hukum yang dapat menunjang bahan hukum primer dan dapat membantu penulis dalam menganalisa dan memahami bahan hukum primer seperti: Literatur atau hasil penulisan yang berupa hasil penelitian,

Peraturan Perundang Undangan, Buku – Buku, Makalah, Majalah tulisan

Lepas, artikel,dan lain-lain

c. Bahan Non-Hukum

Bahan diluar bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang dipandang perlu. Bahan non hokum dapat berupa buku-buku mengenai Ilmu Politik, Ekonomi, Sosiologi, Filsafat, Kebudayaan atau

8

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, cet.IV, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 51.

9Ibid


(21)

laporan penelitian non-hukum sepanjang mempunyai relevansi dengan topik penelitian. Bahan-bahan non-hukum tersebut dimaksudkan untuk mempekaya dan memperluas wawasan peneliti.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mempergunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumen atau kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur-literatur

yang ada berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.10

Disamping itu untuk melengkapi data juga dilakukan penelurusan data melalui media cetak dan media online

3. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah di peroleh, penulis menggunakan analisis data kualitatif, yaitu uraian yang dilakukan terhadap data yang terkumpul dengan menggunakan kalimat-kalimat atau uraian-uraian yang menyeluruh terhadap fakta-fakta yang terdapat di lapangan sehubungan dengan

larangan pengeksporan bahan mineral mentah dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 1 Tahun 2014. Semua hasil penelitian dihubungkan dengan pengaturan perundang-undangan yang terkait. Setelah itu dirumuskan dalam bentuk uraian dan akhirnya di tarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap

permasalahan-permasalahan di dalam penelitian.11

10

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet.VII, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 194.

11


(22)

11

4. Pendekatan Masalah

Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan

perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konsep (conceptual approach).

Pendekatan perundang-undangan dilakukan untuk meneliti aturan-aturan terkait pertanggungjawaban hukum oleh negara kepada pengusaha dibidang pertambangan menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Mineral dan Batubara.

F. Sistematika Penelitian

Skripsi ini disusun berdasarkan buku “Petunjuk Penulisan Skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012” dengan

sistematika yang terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri atas beberapa sub bab sesuai pembahasan dan materi yang diteliti. Adapun perinciannya sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, memuat Latar Belakang, dilanjutkan dengan Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka Teori dan Konseptual, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: Kerangka Teoritis. Pada bab ini akan membahas pengertian pengaruh, pengertian larangan ekspor, engertian bahan mineral mentah, mekanisme terbentuknya peraturan pemerintah, latar belakang lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014.


(23)

BAB III: Profil PT. ANTAM Tbk. Pada bab ini akan membahas secara rinci profil dari PT. ANTAM Tbk.

BAB IV: Analisa Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2014. Pada bab ini akan membahas pengaruh larangan ekspor ahan mineral mentah terhadap PT. ANTAM Tbk dn faktor-faktor yang mempengaruhi larangan ekspor bhan mineral mentah dan analisis penulis.

BAB V: Penutup. Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini, untuk itu penulis menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitian, disamping itu penulis memberikan saran.


(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Pengertian-Pengertian 1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)

yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.12

Pengertian pengaruh menurut para ahli adalah :

a. Pengertian Pengaruh Menurut Wiryanto

Pengaruh merupakan tokoh formal maupun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi.

b. Pengertian Pengaruh Menurut Norman Barry

Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.

c. Pengertian Pengaruh Menurut Uwe Becker

12


(25)

Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.

d. Pengertian Pengaruh Menurut Robert Dahl

A mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan.

e. Pengertian Pengaruh Menurut Bertram Johannes Otto Schrieke

Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya.

f. Pengertian Pengaruh Menurut Jon Miller

Pengaruh merupakan komoditi berharga dalam dunia politik Indonesia.

g. Pengertian Pengaruh Menurut Albert R. Roberts & Gilbert

Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.

h. Pengertian Pengaruh Menurut Surakhmad

Menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.

Berdasarkan teori yang ada mengenai pengertian pengaruh dapat dikatakan kalau pengaruh adalah suatu hal yang dapat merubah hasil akhir dari kebijakan dalam hal ini terkait mekanisme dalam pembentukan


(26)

15

Peraturan Pemerintah, Presiden yang mempunyai pengaruh dalam

lahirnya sebuah Peraturan Pemerintah. Hal tersebut berdasarkan alur kordinasi dalam pembentukan Peraturan Pemerintah dimana kedudukan Presiden sebagai simbol negara dapat mempengaruhi terbit atau tidaknya Peraturan Pemerintah yang digagas oleh Menteri.

2. Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah a. Larangan Ekspor

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor:

01/M-DAG/PER/1/2007 tanggal 22 Januari 2007. Disebutkan bahwa barang-barang ekspor diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu:

1) Jenis barang yang diatur tata niaga ekspornya

Jenis barang ini hanya dapat diekspor oleh eksportir terdaftar saja. Sedangkan eksportir terdaftar adalah perusahaan atau perorangan yang telah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Perdagangan untuk mengekspor barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

a) Suatu barang yang diatur ekspornya karena pertimbangan:

(1) Meningkatkan devisa dan daya saing

(2) Terikat dengan perjanjian internasional

(3) Kelestarian alam

(4) Tersedianya bahan baku

b) Barang Diatur ekspornya ini meliputi :


(27)

(2) Produk Kehutanan : produk dari rotan ataupun kayu

(3) Produk Industri : asetat anhidrida, asam fenilasetat, efedrin,

aseton, butanol

(4) Produk Pertambangan : intan, timah, emas

2) Jenis barang yang diawasi ekspornya

Barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan oleh eksportir yang telah mendapatkan persetujuan ekspor dari Kementerian Perdagangan atau Pejabat yang ditunjuk.

Barang yang diawasi ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya dilakukan oleh eksportir yang telah mendapat persetujuan ekspor dari Menteri Perdagangan atau pejabat yang ditunjuk (eksportir khusus).

Suatu barang diawasi ekspornya karena pertimbangan untuk menjaga keseimbangan pasokan di dalam negeri agar tidak mengganggu konsumsi dalam negeri.

a) Barang Diawasi ekspornya ini meliputi:

(1) Produk Peternakan : bibit sapi, sapi bukan bibit, kerbau, kulit

Buaya, wet blue, binatang liar dan tumbuhan (appendix II cites)

(2) Produk Perikanan : ikan napoleon, wirasse, benih ikan bandeng

(3) Produk Perkebunan : inti kelapa sawit (palm kernel)

(4) Produk Pertambangan : gas, kokas/minyak petroleum, bijih logam


(28)

17

(5) Produk industri : sisa dan scrap dari besi, baja steinless, tembaga,

kuningan, aluminium, pupuk urea

3) Jenis barang yang dilarang ekspornya

a) Suatu barang yang dilarang ekspornya karena pertimbangan:

(1) Menjaga kelestarian alam

(2) Tidak memenuhi standar mutu

(3) Menjamin kebutuhan bahan baku bagi industri kecil atau

pengrajin

(4) Peningkatan nilai tambah

(5) Merupakan barang bernilai sejarah dan budaya

b) Barang Dilarang ekspornya ini meliputi:

(1) Produk Pertanian: anak ikan dan ikan arwana, benih ikan sidat,

ikan hias botia, udang galah ukuran 8 cm dan udang panaedae

(2) Produk Kehutanan: kayu bulat, bahan baku serpih, bantalan

kereta api atau trem dari kayu dan kayu gergajian

(3) Produk Kelautan: pasir laut

(4) Produk Pertambangan: bijih timah dan konsentratnya, abu dan

residu yang mengandung arsenik, logam atau senyawanya dan lainnya, terutama yang mengandung timah dan batu mulia


(29)

Semua jenis barang yang tidak tercantum dalam peraturan di atas dikategorikan sebagai barang bebas ekspor, namun tentunya eksportir

harus memenuhi persyaratan sebagai eksportir terlebih dahulu13

b.Bahan Mineral Mentah

Mineral adalah suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal.

Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. (Murwanto, Helmy, dkk. 1992).

13

Directorate General For National Export Development, diakses melalui

http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/102-larangan-ekspor pada tanggal 23 februari 2015 pukul 15.32 WIB.


(30)

19

Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya.

Definisi mineral menurut beberapa ahli:

1) L.G. Berry dan B. Mason, 1959

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.

2) D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972

Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

3) A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.

Sebagian besar mineral mineral ini terdapat dalm keadaan padat, akan tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral mineral padat itu biasanya terdapat dalam bentuk bentuk kristal, yang agak setangkup, dan yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang bidang datar. Bidang bidang geometric ini memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi


(31)

misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah mineral dalam bentuk gas.

Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan bangunan kristal sendiri. Pengenalan atau dterminasi mineral mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari mineral mineral tersebut.

B.Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014

1. Mekanisme Terbentuknya Peraturan Pemerintah

Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan undang-undang. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan Undang-Undang. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dinyatakan bahwa Peraturan Pemerintah sebagai aturan "organik" daripada undang-undang menurut hierarkinya tidak boleh tumpang tindih atau bertolak belakang. Peraturan Pemerintah ditandatangani oleh Presiden.

Proses Pembuatan Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah diterbitkan oleh pemerintah untuk melaksanakan undang-undang. Proses pembentukannya adalah sebagai berikut:


(32)

21

a. Peraturan pemerintah tidak dapat dibentuk tanpa adanya undang-undang

induknya;

b. Peraturan pemerintah tidak dapat mencantumkan sanksi pidana jika

undang-undang induknya tidak mencantumkan sanksi pidana;

c. Peraturan pemerintah tidak dapat memperluas atau mengurangi ketentuan

undang-undang induknya;

d. Peraturan pemerintah dapat dibentuk meskipun undang-undang yang

bersangkutan tidak menyebutkan secara tegas, asal peraturan pemerintah tersebut untuk melaksanakan undang-undang.

(bagan 1. Proses penyusunan peraturan Pemerintah)

2. Penyiapan Rancangan. Penyiapan rancangan dilakukan oleh menteri,

kemudian dimintakan pertimbangan kepada menteri lain yang terkait dan menteri kehakiman untuk pertimbangan hukumnya. Kemudian rancangan Peraturan Pemerintah (PP) diserahkan kepada presiden melalui sekretaris Negara.


(33)

3. Penetapan dan pengundangan. Setelah diterima oleh presiden, rancangan Peraturan Pemerintah akan diundangkan oleh sekretaris Negara.

2. Latar Belakang Lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 Indonesia negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya pertambangan mineral dan batubara. Mineral dan batubara merupakan bisnis menjanjikan dan memiliki keuntungan besar bagi negara maupun masyarakat. Oleh karena itu pemerintah sangat memperhatikan bisnis mineral dan batubara khususnya di bidang ekspor. Dalam hal ini pemerintah melihat selama ini pengeksporan bahan mentah mineral dan batubara dapat merugikan negara dan perlu adanya peraturan pemerintah yang mengatur pelarangan mengekspor bahan mentah mineral dan batubara bagi perusahaan. Dalam rangka meningkatkan manfaat mineral bagi rakyat dan untuk kepentingan pembangunan daerah, maka perlu peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian sumber daya mineral di dalam negeri sebagai mana dimaksud dalam Pasal 103 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang menyebutkan bahwa pemegang IUP dan IUPK operasi produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil pertambangan didalam negeri dan Pasal 170 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang berbunyi pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian, sebagaimana dimaksud


(34)

23

dalam Pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Jika merujuk pada 2 Pasal diatas maka secara singkat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mengharuskan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan didalam negeri. Aturan ini dilakukan paling lambat 5 tahun sejak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara diterbitkan. Ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Pemegang kontrak karya yang

telah melakukan produksi di Indonesia harus melakukan pemurnian selambat –

lambatnya 5 tahun sejak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara disahkan.

Ini merupakan suatu usaha baik dari Pemerintah Indonesia untuk melindungi hasil kekayaan bumi Indonesia dan patut kita kawal bersama. Ditambah lagi kekayaan SDA Indonesia yang begitu melimpah merupakan anugerah Tuhan yang harus dijaga,dimanfaatkan sebaik-baiknya dan

sebijak-bijaknya. Sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 ayat 3 “Bumi, air dan kekayaan

alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Karena itu pembangunan smelter sangat diperlukan bagi perusahaan yang belum memiliki smelter untuk melakukan pemurnian bahan mentah mineral dan


(35)

batubara demi menunjang serta berpartisipasi dalam memenuhi peraturan yang


(36)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

A.Sejarah PT. ANTAM

Kegiatan usaha Perseroan telah dimulai sejak tahun 1968 ketika Perseroan didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara melalui merjer dari beberapa Perusahaan tambang dan proyek tambang milik pemerintah, yaitu Badan Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara, Perusahaan Negara Tambang Bauksit Indonesia, Perusahaan Negara Tambang Emas Tjikotok, Perusahaan Negara Logam Mulia, PT Nickel Indonesia, Proyek Intan dan Proyek-proyek Bapetamb.

Perseroan didirikan dengan nama "Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang" di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1968. Pendirian tersebut diumumkan dalam Tambahan Nomor 36, BNRI Nomor 56, tanggal 5 Juli 1968. Pada tanggal 14 September 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas (Perusahaan Perseroan) dan sejak itu dikenal sebagai "Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang"

Pada tanggal 30 Desember 1974, ANTAM berubah nama menjadi Perseroan Terbatas dengan Akta Pendirian Perseroan Nomor 320 tanggal 30 Desember 1974


(37)

dibuat di hadapan Warda Sungkar Alurmei, S.H., pada waktu itu sebagai pengganti dari Abdul Latief, dahulu notaris di Jakarta. Akta Perubahan Nomor 55 tanggal 14 Maret 1975 dibuat di hadapan Abdul Latief, dahulu notaris di Jakarta mengenai perubahan status Perseroan dalam rangka melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 16. Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890) Tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 40), Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1969 Tentang Perusahaan Perseroan (Persero). Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 21 Dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1974 Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara Aneka Tambang Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 33 Jo. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep. 1768/MK/IV/12/1974, Tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Aneka Tambang, yang telah memperoleh pengesahan dari Menkumham dalam Surat Keputusannya Nomor Y.A. 5/170/4 tanggal 21 Mei 1975 dan kedua Akta tersebut di atas telah didaftarkan dalam buku register yang berada di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut di bawah Nomr 1736 dan Nomor 1737 tanggal 27 Mei 1975 serta telah diumumkan dalam Tambahan Nomor 312 BNRI Nomor 52 tanggal 1 Juli 1975.


(38)

27

Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 Perseroan menawarkan 35% sahamnya kepublik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, Perseroan mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan

menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.14

Konsep brand „Tiga Gunung‟ Logo kami terdiri dari tiga gunung yang merepresentasikan sumberdaya mineral dari produk-produk ANTAM. Logo ini

merepresentasikan „sumber mineral danproduk yang terdiversifikasi‟

14

Antam, Riwayat Singkat Antam, diakses melalui http://www.antam.com/ pada tanggal 5 desember 2014 pukul 12:10 WIB.

15

Antam, Logo Korporasi, diakses melalui http://www.antam.com/ pada tanggal 5 desember 2014 pukul 12:10 WIB.

Ketiga gunung tersebut muncul dari

sebuah lengkungan, yang

merepresentasikan planet bumi atau alam

Di bawah lengkungan

tersebut terdapat refleksi dari

ketiga gunung yang

menggambarkan sumberdaya mineral yang terdapat di perut bumi

Pembagian logo menjadi dua bagian juga dapat menggambarkan dua jenis kegiatan

penambangan: tambang terbuka dan

tambang bawah tanah

Logo ini merepresentasikan

ANTAM, yang memiliki

kompetensi penambangan di dalam perut bumi dan membawanya kepermukaan untuk

diolah menjadi logam yang

berharga

Bentuk logo yang simetris dan corak huruf logo dengan huruf „T‟ kapital di tengah menggambarkan

stabilitas, kekuatan, soliditas,

bahkan harmoni

Logo kami mencakup atribut brand:

 Pilar: Pertambangan,

diversifikasi, terkemuka,

besar

 Atributrasional: Profesional,

kehati-hatian,

tanggungjawab, terpercaya

 Atributpribadi: Progresif,


(39)

B.Visi dan Misi PT.ANTAM

1. Visi ANTAM 2020:

"Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia"

Arti Visi PT.ANTAM :

a. Global

Menerapkan praktik manajemen bisnis bertaraf internasional serta meningkatkan skala usaha dan/atau memperluas wilayah operasi keluar negeri untuk menjadi pelaku bisnis kelas dunia.

b. Berbasis Pertambangan

Berbasis sumberdaya mineral dan batubara dengan diversifikasi dan integrasi terkait dalam bisnis pertambangan.

c. Pertumbuhan sehat

Pertumbuhan berkesinambungan di atas rata-rata industri pertambangan.

d. Standar kelas dunia

Kemampuan dan budaya organisasi berkinerja tinggi dan penerapan praktik-praktik terbaik kelas dunia.

2. Misi ANTAM 2020:

a. Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk


(40)

29

b. Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi

tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup.

c. Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan

keunggulan kompetitif.

d. Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis

berbasis pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.

e. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan

budaya organisasi berkinerja tinggi.

f. Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar

wilayah operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.16

16

Antam, Visi Dan Misi, diakses melalui http://www.antam.com/ pada tanggal 5 desember 2014 pukul 13:10 WIB.


(41)

C. Struktur Manajemen PT.ANTAM17

17

Antam, Manajemen Struktur, diakses melalui http://www.antam.com pada tanggal 5 desember 2014 pukul 12:19 WIB.


(42)

31

D.Deskripsi PT.ANTAM

ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronike, emas, perak, bauksit dan batubara. ANTAM memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumberdaya yang dimiliki, ANTAM membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan.

ANTAM memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati. ANTAM didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 ANTAM menawarkan 35% sahamnya kepublik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, ANTAM mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.

Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus


(43)

pada komoditas inti nikel, emas, dan bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta menurunkan biaya per unit. ANTAM berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek ekspansi terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta peningkatan nilai melalui pengembangan bisnis hilir. ANTAM juga akan mempertahankan kekuatan finansial perusahaan.

Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya, perusahaan memastikan akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan, dan membayar dividen. Untuk menurunkan biaya, perusahaan harus beroperasi lebih efisien dan produktif serta meningkatkan kapasitas untuk memanfaatkan adanya skala ekonomis.

Sebagai perusahaan pertambangan, ANTAM menyadari bahwa kegiatan operasi perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan khususnya pengembangan masyarakat tidak sekedar tanggung jawab social tetapi merupakan bagian dari risiko perusahaan yang harus dikelola dengan baik. Karakteristik industri pertambangan di Indonesia sebagai industri pembuka daerah tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran perusahaan tambang untuk berperan aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar dan beroperasi sebagai good corporate citizen sanga penting. Hal ini akan berperan penting dalam menurunkan risiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan. Beranjak dari konseps ini maka perhatian yang mendalam terhadap upaya pelestarian lingkungan serta


(44)

33

partisipasi secara proaktif dalam pengembangan masyarakat merupakan salah satu

kunci kesuksesan kegiatan pertambangan.18

Pendapatan ANTAM diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan deposit mineral, pengolahan mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil pengolahan tersebut kepada konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Kegiatan ini telah dilakukan semenjak perusahaan berdiri tahun 1968 dan akan terus melakukan kegiatan ini di masa depan. Komoditas utama ANTAM adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama ANTAM adalah pengolahan dan pemurian logam mulia serta jasa geologi.

1. Bijih nikel ANTAM terbagi atas bijih nikel saprolit dan limonit. Bijih nikel

limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan mengandung 0.8% - 1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt. Limonit terletak di atas lapisan saprolit dan lebih murah dan lebih mudah untuk ditambang. Bijih nikel saprolit terbentuk dibawah zona limonit. Saprolit secara umum mengandung sekitar 1,5%-2,5% nickel dan digolongkan sebagai bijih laterit kadar tinggi. Dengan melalui proses pirometalurgi, saprolit digunakan sebagai bahan baku untuk produksi feronikel.

18

Antam, Deskripsi ANTAM, diakses melalui

http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=32&Itemid=38 pada tanggal 5 desember 2014


(45)

2. Feronikel yang merupakan salah satu produk utama ANTAM, diproduksi melalui pengolahan bijih nikel kadar tinggi (saprolit) melalui proses pyrometalurgi. Feronikel ANTAM mengandung sekitar 20% nikel dan sekitar 80% besi. Diproduksi dalam bentuk shots (butiran) atau ingots (batangan) serta dengan karbon kadar tinggi atau karbon kadar rendah, feronikel digunakan sebagai bahan baku untuk produksi baja nirkarat.

3. Emas Logam yang berwarna kuning terang, padat, lunak, mengkilat, paling

mudah untuk dibentuk serta sangat tahan terhadap karat ini adalah logam mulia yang selama berabad-abad digunakan sebagai uang, nilai penyimpan dan perhiasan. Logam emas ini terdapat di alam dalam bentuk bongkahan atau butiran di bebatuan, urat batu (veins) di bawah tanah ataupun endapan. Saat ini emas juga banyak digunakan di bidang kedokteran gigi dan elektronika. ANTAM memproduksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung dengan total produksi logam emas sekitar 5 ton per tahun.

4. Perak adalah logam mulia yang lunak dan putih mengkilat yang bernilai tinggi

dan banyak digunakan sebagai perhiasan, peralatan meja makan dan mata uang. Perak adalah konduktor listrik dan panas yang terbaik diantara seluruh logam. Perak ditemukan sebagai logam bebas, tercampur dengan emas atau dengan mineral-mineral lainnya. Sebagian besar perak merupakan by-product dari pertambangan emas, tembaga, lead (timah hitam) dan zinc (seng). ANTAM memproduksi perak dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebagai produk emas.


(46)

35

5. Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia memurnikan bullion yang berasal

dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung serta pihak ketiga. UBPP Logam Mulia memiliki kapasitas terpasang sebesar 60 ton emas per tahun dan 275 ton perak per tahun. Produk emas dan perak Logam Mulia terakreditasi London Bullion Market Association dan dijual di pasar domestik maupun internasional.

6. Bauksit adalah sumber bijih yang utama untuk produksi alumunium. Bauksit

mengandung 30-54% alumina (Al2O3) dan selebihnya terdiri dari campuran silika, berbagai oksida besi dan titanium dioksida. ANTAM berencana meningkatkan nilai bauksit yang dimilikinya melalui pengembangan proyek-proyek alumina.

7. Batubara ANTAM melalui salah satu entitas anaknya yaitu PT Indonesia Coal

Resources, memproduksi komoditas batubara melalui tambang batubara Sarolangun yang berlokasi di Propinsi Jambi, Indonesia. Cadangan batubara (non-JORC) tambang Sarolangun berjumlah 8,25 juta ton dengan kualitas batubara rata-rata sekitar 5.300 sampai 5.500 Kcal/kg. Saat ini penjualan batubara Sarolangun dilakukan ke konsumen dalam negeri dan untuk ekspor.

Perusahaan pertambangan seperti Antam, rentan terhadap isu-isu lingkungan dan keselamatan. Oleh karena itu dalam kegiatan pertambangan, Antam haruslah berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan, memperhatikan kelestarian lingkungan, serta berpartisipasi mengembangkan masyarakat disekitar kegiatan pertambangan. Selain itu, operasi penambangan pada saat sekarang tidak hanya memerlukan lisensi formal yang berbentuk izin eksplorasi atau eksploitasi,


(47)

melainkan juga dukungan sosial. Dukungan sosial itulah yang mengamankan kegiatan penambangan. Dukungan ini hanya akan diperoleh bila masyarakat di sekitar operasi Antam tidak dirugikan, tetapi justru memperoleh manfaat atas keberadaan perusahaan. Antam tetap harus secara terus menerus melakukan analisis dan respons terhadap tantangan yang dihadapi dalam bidang lingkungan, sosial, dan ekonomi untuk mendukung pengembangan strategi yang berkelanjutan dalam bentuk pembuatan program yang memang dibutuhkan. Analisis dampak secara mendalam merupakan langkah awal untuk memahami tantangan-tantangan keberlanjutan dan akan dicapai melalui transparansi dengan stakeholder. Antam melakukan usaha-usaha yang maksimal untuk mengevaluasi dampak-dampaknya melalui kolaborasi dengan karyawan dan para stakeholders yang terkena dampak terbesar. Oleh karena itu penerapan dan pengelolaan tanggung jawab sosial (CSR) Antam berfokus pada hal-hal yang dapat dilakukan di tataran lokal, sekalipun nasional, bahkan internasional.

Pada intinya, Antam berupaya ”menghidupkan” konsep pembangunan

berkelanjutan melalui praktik dan implementasi kerja efektif sehari-hari. Hal ini dicapai dengan adanya panduan operasional bagi setiap individu di seluruh wilayah kegiatan Antam. Antam dituntut untuk dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat yang berada pada wilayah operasi Antam, sedangkan tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi karena ada proses evaluasi terlebih dahulu sehingga menyebabkan gangguan operasi produksi dan pada akhirnya perusahaan bisa tidak


(48)

37

sustain. Namun sejauh ini Antam berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan stakeholders.

E.Strategi PT.ANTAM

Pada dasarnya tujuan PT.ANTAM adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui penurunan biaya seiring dengan usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan.

Strategi PT.ANTAM adalah tetap berfokus pada bisnis inti perusahaan.

Manajemen seringkali bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana kita dapat

memperoleh nilai yang maksimal melalui pemanfaatan cadangan yang

dimiliki?”Pembangunan kekuatan perusahaan menjadi dasar untuk menjamin

profitabilitas yang bersifat jangka panjang. Melalui maksimalisasi output produksi, perusahaan dapat meningkatkan pendapatan serta menurunkan tingkat biaya.

PT. ANTAM berusaha untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek-proyek pengembangan yang solid, aliansi strategis, akuisisi, serta peningkatan kualitas dan nilai cadangan dari sekedar menjual bahan mentah dan beralih untuk lebih meningkatkan kegiatan pemrosesan.

PT. ANTAM berusaha untuk mempertahankan kekuatan keuangan perusahaan. Melalui peningkatan perolehan pendapatan, kami dapat memastikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan masa


(49)

depan, serta memberikan imbal hasil bagi pemegang saham melalui pembayaran

dividen.19

19

Antam, Strategi, diakses melalui http://www.antam.com pada tanggal 5 desember 2014 pukul 15:10 WIB.


(50)

BAB IV

ANALISA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2014

A.Pengaruh Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah Terhadap PT. ANTAM Tbk

Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2014 pada tanggal 12 januari 2014 PT. ANTAM Tbk mengalami banyak dampak yang sangat

merugikan. Perusahaan tambang milik negara, PT. ANTAM Tbk mengalami rugi

pada kuartal I 2014 sebesar Rp 272,6 miliar dibandingkan kuartal I 2013 yang membukukan laba Rp 407,6 miliar. Menurut sekretaris PT. ANTAM Tbk Tri Hartono kerugian itu karena PT.ANTAM Tbk terkena dampak larangan ekspor mineral mentah yang mulai diberlakukan awal tahun 2014. Kerugian itu seiring dengan penjualan PT. ANTAM Tbk yang juga anjlok pada kuartal I tahun ini. Antam membukukan penjualan sebesar Rp 2,3 triliun pada kuartal I 2014 atau turun 31,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,34 triliun. Penurunan penjualan terutama untuk bijih nikel yang anjlok 92,2 persen, emas turun 25,6 persen dan perak turun 4,8 persen. Pada kuartal I tahun ini, PT. ANTAM Tbk juga sama sekali tidak menjual bijih bauksit.

Dalam hal ini PT. ANTAM Tbk mengumumkan antisipasi perusahaan terkait dengan penerbitan Peraturan Pemerintah No. 1 tentang Mineral dan


(51)

Batubara tahun 2014 yang melarang ekspor bijih mineral dari Indonesia sejak tanggal 12 Januari 2014.

Direktur Utama PT. ANTAM Tbk, Tato Miraza mengatatakan bahwa mendukung penuh kebijakan Pemerintah yang melarang ekspor bijih mineral dari Indonesia dan wajib melakukan hilirisasi membangun pengolahan dan pemurnian bagi pemegang IUP dan Kontrak Karya, namun sesungguhnya berharap bahwa ekspor bijih mineral masih dapat berjalan sampai dengan tahun 2017 bagi perusahaan-perusahaan yang sudah mempunyai fasilitas pengolahan dan pemurnian dan yang sedang membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian di Indonesia, termasuk PT. ANTAM Tbk. Keberlanjutan ekspor bijih mineral bagi perusahaan-perusahaan tambang yang serius membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian akan sangat membantu arus kas yang dibutuhkan untuk membangun dan menyelesaikan fasilitas tersebut, terlebih di tengah rendahnya harga komoditas saat ini. Namun PT. ANTAM Tbk juga menyadari sebelum memutuskan hal ini tentunya Pemerintah telah mengkaji segala aspek secara terintegrasi dan komprehensif untuk meminimalkan risiko dan dampak negatif dari keputusan ini. Terkait pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Mineral dan Batubara utamanya yang melarang ekspor bijih mineral dari Indonesia, terutama bijih nikel dan bijih bauksit ini, PT. ANTAM Tbk telah memiliki rencana untuk mengantisipasi penurunan pendapatan dan imbal hasil bagi pemangku kepentingan. PT. ANTAM Tbk percaya dengan strategi dan upaya-upaya yang dilakukan ini, kinerja perusahaan akan tetap baik.


(52)

41

Sebagai bagian dari rencana antisipasi PT. ANTAM Tbk terhadap pelarangan ekspor bijih mineral dari Indonesia, PT. ANTAM Tbk menargetkan peningkatan volume penjualan emas menjadi 13,6 ton di tahun 2014, meningkat 66 persen dari target tahun 2013 sebesar 8,2 ton. PT. ANTAM Tbk juga menargetkan peningkatan volume penjualan feronikel di tahun 2014 menjadi sebesar 20.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau meningkat 11% dibandingkan target tahun 2013 sejumlah 18.000 TNi. PT. ANTAM Tbk juga menargetkan operasi komersial pabrik Chemical Grade Alumina Tayan sudah dapat dimulai pada akhir semester I tahun 2014.

Sebagai bagian dari langkah peningkatan penjualan emas dan memperluas ekpansi pasar ritel, PT. ANTAM Tbk akan membuka 5-10 Butik Emas LM di tahun 2014 serta memaksimalkan kegiatan penjualan di 5 Butik Emas LM yang sudah ada saat ini yakni di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan Palembang. Untuk pemasaran feronikel dan komoditas lainnya, PT. ANTAM Tbk juga akan membuka Kantor Perwakilan PT. ANTAM Tbk di Shanghai yang akan berperan sebagai kantor perwakilan pemasaran (marketing representative office) di wilayah China pada pertengahan bulan Januari 2014. Selain itu, PT. ANTAM Tbk juga berencana meningkatkan kegiatan trading batubara dan mengoptimalisasi inisiatif-inisiatif efisiensi serta mempercepat penyelesaian Proyek Pembangunan dan Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa.

Sebagai bagian dari langkah efisiensi dan untuk menjaga arus kas perusahaan agar tetap sehat di tengah kondisi harga komoditas yang menurun saat


(53)

ini, belanja modal PT. ANTAM Tbk di tahun 2014 ditargetkan mencapai jumlah Rp2,878 triliun.

B.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah Pembentukan peraturan larangan ekspor bahan mineral mentah ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Dalam segi hukum mengingat Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara tidak bisa terlaksana tanpa Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 terkait ekspor mineral dan batubara maka perlu adanya Peraturan Pemerintah 1 Tahun 2014 untuk mengatur tentang pelaksanaan dan penerapan ekspor mineral batubara secara eksplisit. Dilengkapi dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2014.

Dalam segi ekonomi Indonesia merupakan ekspor utama minerba, seperti bauksit, tembaga dan nikel. Indonesia termasuk pemasok 20 persen nikel dunia. Sudah bertahun-tahun Indonesia mengekspor bijih mineral tanpa melakukan penambahan nilai. Hal ini menyebabkan nilai jual dan pendapatan Indonesia terbilang rendah. Belum lagi perusahaan ilegal yang berhasil menyelundupkan bahan mentah mineral tersebut. Kebanyakan, perusahaan ilegal ini memang

berskala kecil. Menurut pengamat pertambangan Indonesia Resources Studies,

Marwan Batubara, mengungkapkan bahwa negara mengalami kerugian Rp7000 triliun per tahun akibat perusahaan ilegal dan penyelundupan ekspor bahan


(54)

43

mentah.20 Oknum melanggengkan penyelundupan dan ekspor ilegal tersebut.

Sehingga, dapat mengakibatkan kerugian negara akan tetap berlanjut. Marwan berpendapat apabila larangan ekspor bahan mentah diberlakukan maka dapat

menambah angka pendapatan ke negara di sektor pertambangan.21 Pendapatan

negara dari hasil pertambangan dapat di salurkan ke pemerintahan daerah untuk meningkatkan kepentingan pembangunan daerah di Indonesia.

Dalam segi alam atau lingkungan kegiatan pertambangan untuk mengambil bahan galian berharga dari lapisan bumi telah berlangsung sejak lama. Selama kurun waktu 50 tahun, konsep dasar pengolahan relatif tidak berubah, yang berubah adalah skala kegiatannya. Mekanisasi peralatan pertambangan telah menyebabkan skala pertambangan semakin membesar. Perkembangan teknologi pengolahan menyebabkan ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga semakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini menyebabkan kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat

besar dan bersifat penting.22

20

Absori, Penegakan Hukum Lingkungan & Antisipasi dalam Era Perdagangan Bebas, (Jakarta: Muhammadiyah University Press, 2000), h.21.

21

Waspadai Ancaman PHK Pasca Larangan Ekspor Tambang Mentah, diakses melalui

http://www.neraca.co.id/industri/36583/Waspadai-Ancaman-PHK-Pasca-Larangan-Ekspor-Tambang-Mentah pada tanggal 15 desember 2014 pukul 15:10 WIB.

22

Aspek Lingkungan dalam Amdal Bidang Pertambangan, diakses melalui

http://psdg.bgl.esdm.go.id/kepmen_pp_uu/Amdal_Bid_Pertambangan.pdf pada tanggal 20 desember 2014 pukul 15.05 WIB.


(55)

United Nations Environment Programme (UNEP) menggolongkan dampak-dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut:

1. Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan

2. Perlindungan ekosistem/ habitat/ biodiversity di sekitar lokasi pertambangan

3. Perubahan landskap gangguan visual/ kehilangan penggunaan lahan

4. Stabilisasi site dan rehabilitasi

5. Limbah tambang dan pembuangan tailing

6. Kecelakaan/ terjadinya longsoran fasilitas tailing

7. Peralatan yang tidak digunakan, limbah padat, limbah rumah tangga

8. Emisi udara

9. Debu

10. Perubahan iklim

11. Konsumsi energi

12. Pelumpuran dan perubahan aliran sungai

13. Buangan air limbah dan air asam tambang

14. Perubahan air tanah dan kontaminasi

15. Limbah B3 dan bahan kimia

16. Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan pemaparan bahan kimia di tempat

kerja

17. Kebisingan

18. Radiasi


(56)

45

20. Toksisitas logam berat

21. Peninggalan budaya dan situs aerkologi

22. Kesehatan masyarakat dan pemukiman di sekitar tambang23

Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an:

1. Al-Qur' an Surat Ar-Rum Ayat 41:

















































“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, Allah mengkhendaki agar mereka merasakan sebagian dari

(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).” (Q:S.

Ar-Rum/30:41).

Dari ayat diatas menyebutkan bahwa kerusakan yang dimaksud ayat ini bukan hanya peristiwa yang disebutkan itu. Ayat tersebut mencakup semua jenis kerusakan yang ada di daratan maupun di lautan. Semua kerusakan dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, moral, alam, dan sebagainnya.

23

Nandang Sudrajat, Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Yustisia, 2013), h.12.


(57)

Berbagai kerusakan itu tidak terjadi tiba-tiba. Menurut ayat ini, pangkal penyebab semua kerusakan di seluruh muka bumi itu adalah ulah perbuatan manusia yang melakukan maksiat, penebangan pohon sembarangan, buang sampah sembarangan. Banyak akibat yang dirasakan langsung di sekitar kita antara lain kebakaran, banjir dan tanah longsor. Agar manusia menyadari perilaku yang dilakukan tidak benar lalu kembali ke jalan Allah dengan bertaubat dan tidak melakukan pencemaran lingkungan.

2. Al-Qur'an Surah Al-A'raf Ayat 56:





































“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (Q:S. Al-A’raf/7:56).

Dalam ayat ini Allah swt, melarang jangan membuat kerusakan di permukaan bumi. Larangan membuat kerusakan ini mencakup semua bidang,


(58)

47

merusak pergaulan, merusak jasmani dan rohani orang lain, merusak penghidupan dan sumber-sumber penghidupan, (seperti bertani, berdagang, membuka perusahaan dan lain-lainnya). Padahal bumi tempat hidup ini sudah dijadikan Allah cukup baik. Mempunyai gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain yang semuanya itu dijadikan Allah untuk manusia agar dapat diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai dirusak dan dibinasakan. Selain dari itu untuk manusia-manusia yang mendiami bumi Allah ini, sengaja Allah menurunkan agama dan diutusnya para nabi dan rasul-rasul supaya mereka mendapat petunjuk dan pedoman dalam hidupnya, agar tercipta hidup yang aman dan damai. Dan terakhir diutus-Nya Nabi Muhammad saw. sebagai rasul yang membawa ajaran Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Bila manusia-manusia sudah baik, maka seluruhnya akan menjadi baik, agama akan baik, negara akan baik, dan bangsa akan baik. Sesudah Allah melarang membuat kerusakan, maka di akhir ayat ini diulang lagi tentang adab berdoa. Dalam berdoa kepada Allah baik untuk duniawi maupun ukhrawi selain dengan sepenuh hati, khusyuk diri dan dengan suara yang lembut, hendaklah juga disertai dengan perasaan takut dan penuh harapan. Takut kalau-kalau doanya tidak diterima-Nya dan mendapat ampunan dan pahala-Nya. Berdoa kepada Allah dengan cara yang tersebut dalam ayat ini akan mempertebal keyakinan dan akan menjauhkan diri dari keputus-asaan. Sebab langsung meminta kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Kaya, lambat laun apa yang diminta itu tentu akan dikabulkan-Nya. Rahmat Allah dekat sekali kepada orang-orang yang berbuat


(59)

baik. Berdoa termasuk berbuat baik, maka rahmat Allah tentu dekat kepadanya. Setiap orang yang suka berbuat baik, berarti orang itu sudah dekat kepada rahmat Allah. Anjuran berbuat baik banyak sekali ditemui dalam Alquran. Berbuat baik kepada tetangga dan kepada sesama manusia pada umumnya. Berbuat baik juga dituntut kepada selain manusia, seperti kepada binatang dan lain-lainnya. Sehingga kalau akan menyembelih binatang dianjurkan sebaik-baiknya, yaitu dengan pisau yang tajam tidak menyebabkan penderitaan bagi binatang itu.

3. Al-Qur‟an Surah Al-Qashash Ayat 77:

































































"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, danjanganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, danjanganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. " (Q:S. Al-Qashash/28:77).


(60)

49

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk

yang ditujukan kepada Karun oleh kaumnya. Barangsiapa mengamalkan nasihat dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat kelak.

a. Orang yang dianugerahi oleh Allah SWT kekayaan yang berlimpah-limpah,

perbendaharaan harta yang bertumpuk-tumpuk serta nikmat yang banyak, hendaklah ia memanfaatkan di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya di dunia dan di akhirat.

b. Janganlah seseorang itu meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik

berupa makanan, minuman dan pakaian serta kesenangan-kesenangan yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah SWT, karena baik untuk Tuhan, untuk diri sendiri maupun keluarga, semuanya itu mempunyai hak atas seseorang yang harus dilaksanakan.

c. Seseorang harus berbuat baik sebagaimana Allah SWT berbuat baik kepadanya,

membantu orang-orang yang berkeperluan, pembangunan masjid, madrasah, pembinaan rumah yatim piatu di panti asuhan dengan harta yang dianugerahkan Allah kepadanya dan dengan kewibawaan yang ada padanya, memberikan senyuman yang ramah di dalam perjumpaannya dan lain sebagainya.

d. Janganlah seseorang itu berbuat kerusakaan di atas bumi, berbuat jahat kepada

sesame makhluk Allah, karena Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Allah SWT tidak akan menghormati mereka bahkan Allah tidak akan memberikan rida dan rahmat-Nya.


(61)

Dalam penjelasan diatas banyak sekali dampak atau kerugian yang di alami lingkungan dari pertambangan. Pemerintah dalam hal ini membuat peraturan tentang pelaksanaan ekspor yang mengatur pengolahan dan pemurnian mineral dan batubara yang diharapkan dapat membatasi dalam hal pengerukan mineral dan batubara oleh perusahaan tambang. Dengan dibentuknya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 maka tidak ada lagi perusahaan yang mengekspor minersl dan batubara dalam kondisi belum diolah atau dimurnikan yang mengakibatkan banyak perusahaan melakukan pertambangan sebanyak-banyaknya dan dapat membuka kesempatan pengusaha ilegal untuk melakukan penambangan mineral dan batubara secara bebas yang dapat berakibat buruk untuk alam dan lingkungan Indonesia. Karena semakin banyak melakukan pertambangan mineral dan batubara semakin merusak alam dan merugikan lingkungan.

C.Analisis Penulis

Kisruh kewajiban hilirisasi mineral yang mengemuka selama setahun terakhir telah coba diakhiri pemerintah dengan terbitnya Peraturan Pemerintah

Nomor 1 Tahun 2014 dan Permen ESDM Nomor 1 Tahun 2014. Peraturan

Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 mengenai perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara. Dasar keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 adalah dalah rangka meningkatkan manfaat mineral bagi rakyat dan untuk kepentingan pembangunan daerah, maka perlu peningkatan nilai


(62)

51

tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian sumber daya mineral

di dalam negeri. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 dan Permen ESDM

Nomor 1 Tahun 2014 merupakan aturan pelaksana atas Undang-Undang Minerba, terutama mengenai kewajiban pengolahan dan pemurnian dalam negeri sebagaimana diamanatkan Pasal 103 dan Pasal 170. Pasal 103 berbunyi "Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri". Sedang ketentuan Pasal 170 adalah "Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan." Kedua ketentuan pelaksanaan Undang-Undang Minerba di atas sama-sama memerintahkan terlaksananya program hilirisasi selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak UU Minerba ditetapkan. Pada pasal 170 secara khusus hanya disebutkan kata "pemurnian", yang dapat diartikan sebelum pemurnian, proses "pengolahan" diangap telah dilakukan. Mengingat, sesuai Permen ESDM Nomor 23 Tahun 2010, yang dimaksud dengan "pemurnian" adalah proses mengubah logam kotor menjadi logam dengan kemurnian 98 persen, maka dapat diartikan para kontraktor Kontrak Karya harus memproduksi mineral minimal dengan kadar 98 persen. Hal ini juga berarti kontraktor dilarang mengekspor produk mineral jika kadarnya lebih rendah dari 98 persen.

Dalam Peraturan Pemerintah di antara Pasal 112B dan Pasal 113 disiipkan satu Pasal, yakni Pasal 112C yang menjelaskan pemegang Kontak Karya,


(63)

pemegang IUP Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri dan dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu. Menurut Gustav Radbruch, hukum yang baik harus memenuhi tiga hal pokok yang sangat prinsipil yang hendak dicapai, yaitu : keadilan, kepastian dan kemanfataan.

Pro dan kontra larangan ekspor mineral mentah selama ini membuat Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014. Peraturan Pemerintah ini akhirnya membuka pintu ekspor. Pasal 112C ayat (3) menyebutkan pemegang kontrak karya yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam dan telah melakukan kegiatan pemurnian dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu. Kebijakan serupa diberikan kepada pemegang IPU Operasi Produksi.

Namun jalan keluar yang diberikan pemerintah itu tetap tidak memuaskan semua pihak. Kebijakan tersebut justru menimbulkan ketidakpastian bagi sebagian pengusaha tambang. Pengusaha yang paling terkena imbas kebijakan ini adalah

mereka yang membuka usaha belum lama. Perusahaan yang masih „seumur

jagung‟ akan menghadapi kesulitan besar atas keharusan membangun pusat pemurnian mineral smelter. Biaya yang dikeluarkan sangat besar, bisa ratusan juta dolar Amerika Serikat. Belum lagi keengganan perbankan nasional menyalurkan pinjaman besar. Belum lagi adanya PHK besar besaran kepada para pekerja tambang karena penurunan terhadap pendapatan perusahaan.


(64)

53

PT. ANTAM Tbk, perusahaan milik negara mengalami kerugian atas ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 yang diberlakukan sejak tanggal 12 januari 2014. PT. ANTAM Tbk pada saat itu belum mempunyai smelter yaitu alat pemurnian atau pengolahan bahan mentah mineral dan batubara.

Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 pengusaha tambang yang tergabung dalam Asosiasi Tembaga Emas Indonesia (ATEI) mendukung keputusan pemerintah karena kebiijakan itu dinilai sudah tepat dan telah mengakomodasi semua kepentingan, baik pemerintah pusat maupun daerah. Selain itu, kepentingan lainnya yang telah diakomodasi adalah pengusaha pemegang izin usaha pertambangan (IUP) serta kontrak karya (KK).

Dalam sebuah keputusan adanya pro dan kontra terkait dengan kebijakan yang dikeluarkan adalah hal yang biasa. Pemerintah tidak perlu takut akan ancaman perusahaan yang akan melakukan PHK besar-besaran. Kalau smelter-smelter selesai dibangun, efeknya untuk sektor ketenagakerjaan akan bertambah besar. Akan terbukanya lapangan kerja baru. Hanya saja pada intinya yang diperlukan adalah dukungan pemerintah, jika pengusaha wajib membangun smelter, maka pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang mempermudah pengusaha membangun pusat pemurnian mineral.


(65)

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwasannya:

1. Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2014 pada

tanggal 12 Januari 2014 PT. ANTAM Tbk mengalami banyak dampak yang sangat merugikan. Perusahaan tambang milik negara, PT. ANTAM Tbk mengalami rugi pada kuartal I 2014 sebesar Rp 272,6 miliar dibandingkan kuartal I 2013 yang membukukan laba Rp 407,6 miliar. Menurut sekretaris PT. ANTAM Tbk Tri Hartono kerugian itu karena PT. ANTAM Tbk terkena dampak larangan ekspor mineral mentah yang mulai diberlakukan awal tahun ini. Kerugian itu seiring dengan penjualan PT. ANTAM Tbk yang juga anjlok pada kuartal I tahun ini. PT. ANTAM Tbk membukukan penjualan sebesar Rp 2,3 triliun pada kuartal I 2014 atau turun 31,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,34 triliun.

2. Beberapa faktor larangan ekspor bahan mineral mentah antara lain:

a. Segi Hukum

Adanya payung hukum di peraturan tersebut, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tidak dapat terlaksana tanpa adanya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014.


(66)

54

b. Segi Ekonomi

Pendapatan Negara dari hasil pertambangan dapat disalurkan ke pemerintah daerah untuk meningkatkan kepentingan pembangunan daerah di Indonesia.

c. Segi Lingkungan

Banyak perusahaan mengekspor mineral dan batubara dalam kondisi belum diolah atau dimurnikan yang mengakibatkan banyak perusahaan melakukan pertambangan sebanyak-banyaknya dan dapat membuka kesempatan pengusaha ilegal untuk melakukan penambangan mineral dan batubara secara bebas yang dapat berakibat buruk untuk alam dan lingkungan Indonesia. Karena semakin banyak melakukan pertambangan mineral dan batubara semakin merusak alam dan merugikan lingkungan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 dibuat pemerintah bertujuan untuk

menambah nilai terhadap bahan mentah mineral dan batubara dengan cara proses pemurnian menggunakan smelter. Hasil ekspor disalurkan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang bertujuan untuk pembangunan daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 mulai dilaksanakan pada tanggal 12 januari 2014. Banyak pihak khususnya pengusaha yang mengalami kerugian salah satunya PT. ANTAM Tbk, perusahaan ini mengalami penurunan pemasukan dan penghentian pengeskporan bahan mentah karena tidak memiliki smelter. PT. ANTAM Tbk memiliki berbagai cara dan target untuk


(67)

mengantisipasi kerugian yang dialami yang paling utama PT. ANTAM Tbk telah membangun smelter di daerah Pomalaa Sulawesi Tengah.. PT. ANTAM Tbk mendapat suntikan dana sebesar Rp 7 triliun dari pemerintah karena termasuk perusahaan milik negara. Pemerintah membuat Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 agar perusahaan yang belum memiliki smelter segera membangun smelter.

B.Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan berkenaan dengan pengaruh larangan ekspor bahan mineral mentah terhadap PT. ANTAM Tbk adalah :

1. Dalam pembentukan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 sebaiknya

menggunakan asas pemusyarawatan agar tidak terlihat arogan. Pemerintah sangat tergesa-gesa dalam menggambil keputusan dikarenakan banyaknya perusahaan yang mengalami kerugian salah satunya PT. ANTAM Tbk.

Seharusnya sebelum aturan diterbitkan pemerintah mengadakan dialog komprehensif terbuka antara pengusaha, pemerintah, DPR RI serta serikat pekerja untuk merumuskan secara bersama rencana strategis agar tidak menimbulkan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat banyak.

2. PT. ANTAM Tbk yang mengalami banyak kerugian harus memikirkan cara

untuk mengantisipasi keadaan yang merugikan contohnya membangun smelter. Pada saat pembangunan harus perhatikan juga lingkungannya dan alam, karena banyak sekali kerusakan yang dialami oleh penambangan.


(68)

56

3. Larangan ekspor bahan mineral mentah terlihat kurang efektif dilaksanakan di

Indonesia karena banyaknya perusahaan pertambangan yang belum memiliki smelter. Jika ingin tetap dilaksanakan, pemerintah baiknya harus mempermudah perusahaan yang ingin membangun smelter.


(69)

Absori. Penegakan Hukum Lingkungan & Antisipasi dalam Era Perdagangan Bebas. Jakarta: Muhammadiyah University Press, 2000.

Ahmadi, Fahmi Muhammad dan Jaenal Aripin. Metode Penelitian Hukum, cet. I.

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Ali, Zaenuddin. Metode Penelitian Hukum, cet.I. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

HS, Salim. Hukum Pertambangan Indonesi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Ibrahim, Jhonny. Teori dan Metedologi Penelitian Hukum Normatif, cet. II. Malang:

Media Publishing, 2006.

Kristiyanti, Celina. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Marzuki, Petter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2010.

Miru, Ahmad. Prinsip dan Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Rajawali Pess,

2009.

Raharjo, Satjipto. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012.

Soekamto, Soedjono dan Sri Mahmudji. Peran dan Penggunaan Kepustakaan

didalam Penelitian Hukum. Jakarta: Pusat Dokumentasi Universitas Indonesia, 1979.

Soekamto, Soedjono. Pengantar Penelitian Hukum, cet. III. Jakarta: Universitas

Indonesia Press, 1986.

Sudrajat, Nandang. Teori dan Praktik Perkembangan Indonesia. Jakarta: Pusaka

Yustisia, 2013.

Tim Redaksi Fokus Media., Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta: Fokus

Media, 2010.

Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum Dalam Praktek, cet. IV. Jakarta: Sinar Grafika,


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Dampak Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Dan Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 4 Ayat 2pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

14 149 189

Kewenangan Pemerintah Terhadap Pengelolaan Investasi Pemerintah

2 26 156

Analisis Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota Medan ( Studi Pada Kantor Walikota Medan)

26 173 113

Implikasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Terhadap Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah Di Kabupaten Gayo Lues

1 41 135

Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998

6 58 93

Pengaruh Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajb Pajak Yang Memiliki Predaran Bruto Tertentu Terhadap Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

3 57 83

Perlindungan Hukum Terhadap Penanam Modal Asing Di Bidang Pertambangan Mineral Dan Batubara Dalam Hal Diberlakukannya Ketentuan Larangan Ekspor Mineral Mentah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun.

0 1 2

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

0 0 1

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

0 0 91

BAB II LARANGAN EKSPOR MINERAL MENTAH BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA A. Aspek Hukum Pertambangan di Indonesia - Aspek Hukum Pelarangan Ekspor Mineral Mentah Terkait Dengan Prinsip-Prinsip General Agreement On Tariffs And Trade (Gatt

0 0 37