42
ini, belanja modal PT. ANTAM Tbk di tahun 2014 ditargetkan mencapai jumlah Rp2,878 triliun.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah
Pembentukan peraturan larangan ekspor bahan mineral mentah ada beberapa faktor  yang  mempengaruhi.  Dalam  segi  hukum  mengingat  Pasal  5  ayat  2
Undang-undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945,  Undang-Undang Nomor  4  tahun  2009  Tentang  Pertambangan  Mineral  dan  Batubara  tidak  bisa
terlaksana tanpa Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 terkait ekspor mineral dan  batubara  maka  perlu  adanya  Peraturan  Pemerintah  1  Tahun  2014  untuk
mengatur  tentang  pelaksanaan  dan  penerapan  ekspor  mineral  batubara  secara eksplisit. Dilengkapi dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor  11 Tahun 2014.
Dalam  segi  ekonomi  Indonesia  merupakan  ekspor  utama  minerba,  seperti bauksit,  tembaga  dan  nikel.  Indonesia  termasuk  pemasok  20  persen  nikel  dunia.
Sudah  bertahun-tahun  Indonesia  mengekspor  bijih  mineral  tanpa  melakukan penambahan  nilai.  Hal  ini  menyebabkan  nilai  jual  dan  pendapatan  Indonesia
terbilang  rendah.  Belum  lagi  perusahaan  ilegal  yang  berhasil  menyelundupkan bahan  mentah  mineral  tersebut.  Kebanyakan,  perusahaan  ilegal  ini  memang
berskala  kecil.  Menurut  pengamat  pertambangan  Indonesia  Resources  Studies, Marwan  Batubara,  mengungkapkan  bahwa  negara  mengalami  kerugian  Rp7000
triliun  per  tahun  akibat  perusahaan  ilegal  dan  penyelundupan  ekspor  bahan
43
mentah.
20
Oknum  melanggengkan  penyelundupan  dan  ekspor  ilegal  tersebut. Sehingga,  dapat  mengakibatkan  kerugian  negara  akan  tetap  berlanjut.  Marwan
berpendapat  apabila  larangan  ekspor  bahan  mentah  diberlakukan  maka  dapat menambah  angka  pendapatan  ke  negara  di  sektor  pertambangan.
21
Pendapatan negara  dari  hasil  pertambangan  dapat  di  salurkan  ke  pemerintahan  daerah  untuk
meningkatkan kepentingan pembangunan daerah di Indonesia. Dalam segi  alam atau lingkungan  kegiatan pertambangan untuk  mengambil
bahan  galian  berharga  dari  lapisan  bumi  telah  berlangsung  sejak  lama.  Selama kurun  waktu  50  tahun,  konsep  dasar  pengolahan  relatif  tidak  berubah,  yang
berubah  adalah  skala  kegiatannya.  Mekanisasi  peralatan  pertambangan  telah menyebabkan  skala  pertambangan  semakin  membesar.  Perkembangan  teknologi
pengolahan  menyebabkan  ekstraksi  bijih  kadar  rendah  menjadi  lebih  ekonomis, sehingga  semakin  luas  dan  dalam  lapisan  bumi  yang  harus  di  gali.  Hal  ini
menyebabkan  kegiatan  tambang  menimbulkan  dampak  lingkungan  yang  sangat besar dan bersifat penting.
22
20
Absori,  Penegakan  Hukum  Lingkungan    Antisipasi  dalam  Era  Perdagangan  Bebas, Jakarta: Muhammadiyah University Press, 2000, h.21.
21
Waspadai  Ancaman  PHK  Pasca  Larangan  Ekspor  Tambang  Mentah,  diakses  melalui http:www.neraca.co.idindustri36583Waspadai-Ancaman-PHK-Pasca-Larangan-Ekspor-Tambang-
Mentah pada tanggal 15 desember 2014 pukul 15:10 WIB.
22
Aspek Lingkungan
dalam Amdal
Bidang Pertambangan,
diakses melalui
http:psdg.bgl.esdm.go.idkepmen_pp_uuAmdal_Bid_Pertambangan.pdf  pada  tanggal  20  desember 2014 pukul 15.05 WIB.
44
United Nations Environment Programme UNEP menggolongkan dampak- dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut:
1. Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan
2. Perlindungan ekosistem habitat biodiversity di sekitar lokasi pertambangan
3. Perubahan landskap gangguan visual kehilangan penggunaan lahan
4. Stabilisasi site dan rehabilitasi
5. Limbah tambang dan pembuangan tailing
6. Kecelakaan terjadinya longsoran fasilitas tailing
7. Peralatan yang tidak digunakan, limbah padat, limbah rumah tangga
8. Emisi udara
9. Debu
10. Perubahan iklim
11. Konsumsi energi
12. Pelumpuran dan perubahan aliran sungai
13. Buangan air limbah dan air asam tambang
14. Perubahan air tanah dan kontaminasi
15. Limbah B3 dan bahan kimia
16. Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan pemaparan bahan kimia di tempat
kerja 17.
Kebisingan 18.
Radiasi 19.
Keselamatan dan kesehatan kerja
45
20. Toksisitas logam berat
21. Peninggalan budaya dan situs aerkologi
22. Kesehatan masyarakat dan pemukiman di sekitar tambang
23
Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran: 1.
Al-Qur an Surat Ar-Rum Ayat 41:
 
 
 
 
 
 
 
“Telah  tampak  kerusakan  di  darat  dan  di  laut  disebabkan  karena  perbuatan tangan  manusia,  Allah  mengkhendaki  agar  mereka  merasakan  sebagian  dari
akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan yang benar.” Q:S. Ar-Rum30:41.
Dari  ayat  diatas  menyebutkan  bahwa  kerusakan  yang  dimaksud  ayat  ini bukan  hanya  peristiwa  yang  disebutkan  itu.  Ayat  tersebut  mencakup  semua  jenis
kerusakan yang ada di daratan maupun di lautan. Semua kerusakan dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, moral, alam, dan sebagainnya.
23
Nandang Sudrajat, Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia, Jakarta: Pustaka Yustisia, 2013, h.12.