LANDASAN IDEOLOGI PARTAI SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM

34 dana ke Partai. Kedua, PKS berupaya meningkatkan jiwa kewirausahaan kader – kadernya. Ketiga, PKS terbuka untuk menerima sumbangan dari pihak luar, baik perusahaan maupun individu yang memiliki agenda dan cita-cita religio politik yang sama dengan partai. Sumber –sumber uang inilah yang menjadi lumbung logistik bagi PKS untuk terus membiayai kegiatan –kegiatan partai. 37 Kemudian PKS sering melakukan gebrakan-gebrakan yang membuktikan bahwa PKS memang partai yang bersih. Salah satu gebrakan tersebut adalah PKS pernah mengembalikan uang sebesar Rp 2 milyar kepada KPK. Uang tersebut diduga uang gartifikasi yang diterima anggota fraksi PKS priode 2004-2009 dan peraturan PKS yang mengharuskan mengembalikan uang tersebut ke KPK, hal ini dijelaskan oleh Mahfudz Shiddiq dalam salah satu media massa: 38 Kebijakan fraksi kami jelas. Setiap uang yang tak jelas asal-usulnya harus diserahkan ke KPK. Yang kayak gitu kan barang gelap, enggak kayak orang terima gaji. Jadi harus diberikan pada KPK. Total yang kami serahkan ke KPK sekitar Rp 2 miliar dari periode dari 2005, jelas Mahfudz Shiddiq di Gedung DPR, Kamis 1952011. Semangat PKS untuk memberantas korupsi juga tertera dalam Visi Misi PKS yang pada Point pertama yang berbunyi: 39 “Mempelopori reformasi sistem politik, pemerintahan dan birokrasi, peradilan, dan militer untuk berkomitmen terhadap penguatan demokrasi. Mendorong penyelenggaraan sistem ketatanegaraan yang sesuai dengan fungsi dan wewenang setiap lembaga agar terjadi proses saling mengawasi. Menumbuhkan kepemimpinan yang kuat, yang mempunyai kemampuan membangun solidaritas masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, yang memiliki keunggulan moral, kepribadian, dan intelektualitas. Melanjutkan reformasi birokrasi dan lembaga peradilan dengan memperbaiki sistem 37 Burhanudin Muhtadi, Dilema PKS.154. 38 Diakses di http:nasional.kompas.comread2011051922151353PKS.Kembalikan.Uang.Gratifikasi.ke.KP K . pada tanggal 06 juni 2013. 39 Diakses di http:www.gatra.compemilu-profile-partai26525-partai-keadilan- sejahtera-pks.html pada tanggal 6 juni 2013. 35 rekrutmen dan pemberian sanksi-penghargaan, serta penataan jumlah pegawai negeri dan memfokuskannya pada posisi fungsional, untuk membangun birokrasi yang bersih, kredibel, dan efisien. Penegakan hukum yang diawali dengan membersihkan aparat penegaknya dari perilaku bermasalah dan koruptif. Mewujudkan kemandirian dan pemberdayaan industry pertahanan nasional. Mengembangkan otonomi daerah yang terkendali serta berorientasi pada semangat keadilan dan proporsionalitas melalui musyawarah dalam lembagalembaga kenegaraan di tingkat pusat, provinsi dan daerah. Menegaskan kembali sikap bebas dan aktif dalam mengupayakan stabilitas kawasan dan perdamaian dunia berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, saling menguntungkan, dan penghormatan terhadap martabat kemanusiaan. Menggalang solidaritas dunia demi mendukung bangsa-bangsa yang tertindas dalam merebut kemerdekaannya. ” 36

BAB IV INSTITUSIONALISASI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

KEPEMIMPINAN LUTHFI HASAN ISHAAQ Penelitian menggunakan satu dari empat teori tentang derajat institusionalisasi partai politik, yaitu derajat kesisteman systemness. Hal tersebut dikarenakan bahwa dari keempat derajat institusinalisasi partai politik identitas partai, otonomi keputusan, dan citra opini public, derajat kesistemanlah yang paling menentukan sebuah partai politik telah terinstitusionalisasi. Dalam derajat kesisteman, sebuah partai politik diukur melalui sejauhmana fungsi-fungsi berjalan, mekanisme transparansi dalam pengambilan keputusan, dan penyelesaian konflik internal sesuai ADART. Selain itu, derajat kesisteman juga mengatur kepatuhan dan disiplin anggota partai terhadap keputusan, konstitusi, dan ideologi partai. Selanjutnya, derajat kesisteman juga menyangkut masalah pembiayaan partai, untuk untuk biaya operasional maupun biaya kampanye. Untuk yang terakhir ini, partai politik sering jatuh pada persoalan korupsi dan konflik karena permasalahan tersebut. 40 Penelitian menemukan beberapa penjelasan tentang mengapa kader PKS mulai melakukan korupsi pada periode Luthfi Hasan Ishaaq sebagai presiden. Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa pada periode tersebut, PKS mengalami deinstitusionalisasi, khususnya dalam hal derajat kesisteman. Fakta 40 Burhanudin Muhtadi. Masalah Institusionalisasi Partai Kita. Koran Tempo tahun 2015. Diunduh tanggal 13 Oktober 2015 dari situs: https:majalah.tempo.cokonten20150413KL147914Partai-Modern-Vs-Partai-Fans- Club0744.