Keragaan Pembangunan Perikanan Tangkap

7. Meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan ikan; 8. Mencapai pemanfaatan sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan, dan lingkungan sumber daya ikan secara optimal; dan 9. Menjamin kelestarian sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan, dan tata ruang. Pembangunan usaha penangkapan dilakukan secara selektif dalam rangka memanfaatkan potensi sumberdaya yang tersedia secara optimal dan berkelanjutan, guna mewujudkan usaha perikanan yang bertanggungjawab dalam rangka responsible fisheries di bidang penangkapan. Dalam kerangka ini dilakukan reorientasi terhadap tujuan pengembangan usaha yang semula lebih ke arah produksi menjadi ke arah pendapatan usaha, disertai dengan penyediaan Pelabuhan PerikananPangkalan Pendaratan Ikan, standarisasi unit penangkapan, perekayasaan teknologi, diversifikasi usaha nelayan dan rehabilitasi sumberdaya ikan. Upaya pengembangan penangkapan ikan tersebut sekaligus untuk mengantisipasi isu yang berkembang di bidang penangkapan ikan. Isu tersebut yaitu adanya pemahaman bahwa sumberdaya ikan seolah-olah tidak terbatas, padahal jumlah tangkapan yang diperoleh pada saat ini ditetapkan sebesar 5,2 juta ton per tahun setelah memperhatikan potensi yang tersedia. Kondisi inilah yang cenderung menjadi gambaran bahwa nelayan akan tetap lekat dengan kemiskinan. Selain itu, banyak terjadi kerusakan terhadap lingkungan sumberdaya ikan sebagai akibat ulah manusia yang kurang bertanggungjawab, termasuk penggunaan bahan peledak, racun, maupun alat tangkap yang dilarang.

2.2 Keragaan Pembangunan Perikanan Tangkap

Jika dilihat perkembangannya dari tahun ke tahun, pelaksanaan pembangunan perikanan yang dilaksanakan selama ini secara keseluruhan telah menunjukkan hasil nyata. Hal ini dapat dilihat dari semakin luas dan terarahnya usaha peningkatan produksi dari perikanan tangkap, yang pada gilirannya telah meningkatkan pula konsumsi ikan, ekspor perikanan, pendapatan nelayan, perluasan lapangan kerja, serta dukungan bagi pembangunan industri serta menunjang pembangunan daerah. Pada periode tahun 2009, volume produksi perikanan tangkap nasional meningkat sebesar 1,71 dari tahun sebelumnya, yaitu dari 5.196.328 ton pada tahun 2008 menjadi 5.285.020 ton pada tahun 2009. Nilai produksi perikanan tangkap selama periode yang sama juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 10,24 dari tahun sebelumnya. Volume dan nilai produksi ini merupakan penjumlahan dari kegiatan penangkapan di laut dan di perairan umum. Perkembangan volume dan nilai produksi perikanan tangkap pada periode 2005 – 2009 diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1 Volume dan nilai produksi perikanan tangkap No Rincian 2005 2006 2007 2008 2009 1 Produksi Ton 4.705.869 4.806.112 5.044.737 5.196.328 5.285.020 - Laut 4.408.499 4.512.191 4.734.280 4.701.933 4.789.410 - Perairan Umum 297.370 293.921 310.457 494.395 495.610 2 Nilai Rp. 1.000,- 36.171.339 40.069.060 48.431.935 52.812.740 58.218.670 - Laut 33.255.308 37.162.918 45.025.651 49.162.910 54.328.080 - Perairan Umum 2.916.031 2.906.142 3.406.284 3.649.830 3.890.590 Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap 2010 Peningkatan produksi penangkapan tidak terlepas dari meningkatnya sarana perikanan tangkap yaitu perahukapal perikanan. Perkembangan total armada perikanan Indonesia periode 2005 – 2009 terus mengalami peningkatan dari skala menengah dan skala besar. Berdasarkan komposisinya, struktur armada perikanan tahun 2009 masih didominasi oleh jenis perahu tanpa motor yaitu 40, selanjutnya perahu motor tempel sebesar 31, perahu motor berukuran di bawah 30 Gross Tonage GT sebesar 28, serta perahu motor berukuran di atas 30 GT sebesar 1. Gambar 1 memperlihatkan perkembangan struktur armada perikanan tangkap. Gambar 1 Perkembangan struktur armada perikanan tangkap unit Ditjen Perikanan Tangkap, 2010 Dari sisi perdagangan, ekspor produk perikanan Indonesia mengalami fluktuasi. Selama periode 2005 – 2009, volume ekspor komoditas tunacakalangtongkol cenderung naik sedangkan untuk komoditas ikan lainnya cenderung stabil. Pada tahun 2009 volume ekspor perikanan mencapai 130 ribu ton untuk komoditas tunacakalangtongkol, dan 155 ribu ton untuk komoditas ikan lainnya Gambar 2. Gambar 2 Perkembangan volume ekspor perikanan tangkap ton Ditjen Perikanan Tangkap, 2010 Sementara itu, pada periode waktu yang sama nilai ekspor perikanan cenderung meningkat, baik untuk komoditas tunacakalangtongkol maupun ikan lainnya. Nilai ekspor dari komoditas tunacakalangtongkol memberikan kontribusi yang besar meskipun secara volume rendah, hal ini karena harga ikan tunacakalangtongkol lebih tinggi dibanding harga ikan lainnya. Pada tahun 2009, nilai ekspor perikanan dari tunacakalangtongkol mencapai 350 juta US dan dari ikan lainnya mencapai 240 juta US Gambar 3. Gambar 3 Perkembangan nilai ekspor perikanan tangkap ribu US Ditjen Perikanan Tangkap, 2010. Dari sisi sumberdaya manusia, kegiatan perikanan tangkap telah melibatkanmenyerap tenaga kerja nelayan cukup banyak dan jumlahnya mengalami peningkatan selama periode 2005 – 2009. Total nelayan terserap pada tahun 2005 adalah 2,6 juta orang meningkat menjadi 2,7 juta orang pada tahun 2010 Ditjen Perikanan Tangkap, 2010.

2.3 Potensi dan Peluang Pengembangan Perikanan Tangkap