Perizinan dan Industri Perikanan Tangkap Terpadu

3. Melakukan analisis MDS dengan software SPSS untuk menentukan ordinasi dan nilai stress melalui ALSCAL Algoritma. 4. Melakukan rotasi untuk menentukan posisi perikanan pada ordinasi bad dan good dengan Excell dan Visual Basic. 5. Melakukan sensitivity analysis leverage analysis dan Monte Carlo analysis untuk memperhitungkan aspek ketidakpastian.

2.8 Perizinan dan Industri Perikanan Tangkap Terpadu

Perizinan pada hakekatnya adalah alat pengendalian input control pemanfaatan sumberdaya ikan yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pengelolaan. Tujuan-tujuan pengelolaan tersebut bersifat kompleks antara lain mencakup : kelestarian sumberdaya ikan, kesejahteraan nelayan, penerimaan negara, dan lain-lain. Pemerintah Indonesia, sebagaimana tertuang dalam UU No. 45 Tahun 2010 tentang Perikanan serta Permen Kelautan dan Perikanan KP No. 39 Tahun 2011 tentang Usaha Perikanan Tangkap, membagi otoritas atau kewenangan pemberian perizinan berdasarkan ukuran GT kapal perikanan yaitu : kewenangan Pusat untuk kapal berukuran lebih atau sama dengan 30 GT, dan kewenangan Daerah untuk kapal berukuran kurang dari 30 GT. Selain itu, kewenangan Pusat berlaku pula untuk perizinan kapal dengan menggunakan unsur asing, baik modal maupun tenaga kerja yang digunakan. Secara umum dikenal 2 jenis izin perikanan yaitu : izin usaha perikanan dan izin penangkapan pengangkutan ikan. Surat izin usaha perikanan SIUP diberikan kepada badan usaha atau perseorangan untuk berusaha di bidang penangkapan ikan, sedangkan surat izin penangkapan ikan SIPI dan surat izin kapal pengangkut ikan SIKPI diberikan kepada masing-masing kapal yang alokasinya telah tercantum dalam SIUP untuk melaksanakan operasi penangkapanpengangkutan ikan. Sejak dikeluarkannya Permen 05 Tahun 2008 yang kini direvisi menjadi Permen KP No. 12 Tahun 2009 dan terakhir Permen KP No. 39 Tahun 2011 maka usaha perikanan tangkap harus dilaksanakan secara terpadu. Usaha perikanan tangkap terpadu didefinisikan sebagai usaha perikanan yang minimal terdiri dari 2 dua jenis kegiatan yakni penangkapan dan pengolahan ikan. Usaha perikanan tangkap terpadu ini dapat juga meliputi pemasaran, jasa dan lain-lain. Dengan demikian, setiap badan usaha atau perorangan yang melakukan usaha penangkapan ikan wajib pula melakukan pengolahan ikan sehingga dapat memberikan kontribusi penyerapan tenaga kerja, peningkatan nilai tambah, serta peningkatan pendapatan kesejahteraan masyarakat. Usaha perikanan tangkap terpadu memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang memadai yang disuplai oleh industri pendukung atau industri terkait di hulu maupun hilir. 3 METODE UMUM PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian