produksi olahan tersebut dengan baik, maka ini akan berdampak pada kondisi perekonomian rumah tangganya.
Penelitian yang dilakukan di Desa Sipak ini mencoba mencari hubungan antara pelaksanaan reforma agraria dengan tingkat kapasitas petani. Dengan
menggunakan teknik tabulasi silang, diperoleh informasi mengenai hubungan pelaksanaan reforma agraria dengan peningkatan kapasitas petani seperti pada
tabel-tabel berikut. 1. Hubungan
Reforma Agraria
dengan Tingkat
Kemampuan Mengidentifikasi Potensi
Informasi mengenai hubungan pelaksanaan reforma agraria dengan tingkat kemampuan mengidentifikasi potensi disajikan dalam Tabel 13.
Tabel 13 Jumlah dan persentase responden menurut hubungannya antara pelaksanaan
reforma agraria
dengan tingkat
kemampuan mengidentifikasi potensi
di Desa Sipak tahun 2012 Tingkat kemampuan
mengidentifikasi potensi
Pelaksanaan reforma agraria Rendah
Tinggi Jumlah n
Persen Jumlah n
Persen Rendah
Tinggi 15
100 17
100 Total
15 100
17 100
Tabel 13 menunjukkan bahwa 100 petani berada pada kategori tinggi dalam hal kemampuan mengidentifikasi potensi, tidak peduli pelaksanaan reforma
agraria berada pada kategori rendah atau tinggi. Ini berarti petani sepenuhnya mengetahui bahwa di desa mereka pernah dilaksanakan reforma agraria dan
mengetahui keberadaan-keberadaan sarana penunjang yang dapat mendukung keberlanjutan usaha tani mereka, atau setidaknya petani menjadi tahu apa yang
dimaksud dengan reforma agraria, terlepas dari ada atau tidaknya sarana penunjang selain tanah dan sertifikat yang akan mendukung keberlanjutan usaha
tani mereka. Jadi, dapat dikatakan bahwa pelaksanaaan reforma agraria berhubungan dengan tingkat kemampuan mengidentifikasi potensi.
2. Hubungan Reforma
Agraria dengan
Tingkat Kemampuan
Memanfaatkan Peluang
Kenyataan yang terjadi di Desa Sipak yaitu para petani yang menerima program reforma agraria telah mampu mengidentifikasi potensi yang terdapat di
desa mereka untuk menunjang keberhasilan usaha taninya. Potensi-potensi yang tersedia di desa akan menjadi peluang yang sangat bagus jika petani mampu
memanfaatkannya dengan baik. Tabel 14 menyajikan jumlah dan persentase responden berdasarkan hubungannya antara reforma agraria dengan tingkat
kemampuan memanfaatkan peluang.
Tabel 14 Jumlah dan persentase responden menurut hubungannya antara pelaksanaan
reforma agraria
dengan tingkat
kemampuan memanfaatkan peluang di Desa Sipak tahun 2012
Tingkat kemampuan memanfaatkan
peluang Pelaksanaan reforma agraria
Rendah Tinggi
Jumlah n Persen
Jumlah n Persen
Rendah 15
100 16
94.1 Tinggi
1 5.9
Total 15
100 17
100.0 Tabel 14 menunjukkan sebanyak 94.1 petani yang mendapatkan akses
reforma agraria tinggi tidak mampu memanfaatkan peluang yang terdapat di desanya. Sama halnya dengan petani yang mendapatkan akses reforma agraria
rendah yang juga tidak mampu memanfaatkan peluang.
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara reforma agraria dengan tingkat kapasitas petani. Berdasarkan uji
korelasi Rank Spearman dengan SPSS 16.0, didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.169 lebih kecil dari nilai koefisien korelasi pada tabel r 0.3494 dan
nilai Sig. sebesar 0.356 lebih besar dari nilai kritis 0.05. Hasil perhitungan tersebut diperkuat dari data kualitatif temuan di lapangan. Meskipun petani
mendapat reforma agraria tinggi, banyak di antaranya yang tidak memanfaatkan peluang yang terdapat di desanya dengan alasan takut. Petani yang tidak
menggarap tanahnya dan malah menjualnya mengatakan takut jika tanahnya diambil lagi oleh pemerintah. Petani yang tidak menerima bantuan permodalan
mengatakan takut tidak bisa mengembalikannya lagi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan reforma
agraria dengan tingkat kemampuan memanfaatkan peluang. 3. Hubungan Pelaksanaan Reforma Agraria dengan Tingkat Kemampuan
Mengatasi Masalah
Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh koefisien korelasi sebesar -0.498, jelas lebih kecil daripada angka pada tabel r 0.3494. Hasil ini
memperlihatkan bahwa pelaksanaan reforma agrarian tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kemampuan mengatasi masalah yang terjadi pada
usaha tani para penerimanya. Secara ringkas, hubungan antara pelaksanaan reforma agraria dengan tingkat kapasitas petani ditunjukkan dalam Tabel 15.
Tabel 15 Jumlah dan persentase responden menurut hubungannya antara
pelaksanaan reforma agraria dengan tingkat kemampuan mengatasi masalah di Desa Sipak tahun 2012
Tingkat kemampuan
mengatasi masalah Pelaksanaan reforma agraria
Rendah Tinggi
Jumlah n Persen
Jumlah n Persen
Rendah 1
6.7 9
52.9 Tinggi
14 93.3
8 47.1
Total 25
100.0 17
100.0 Pelaksanaan reforma agraria tidak berhubungan dengan tingkat kemampuan
mengatasi masalah. Hal tersebut dibuktikan dari temuan di lapangan bahwa lebih dari 50 petani telah mampu mengatasi permasalahannya sendiri meskipun saat
tanah tersebut belum resmi menjadi miliknya. Para petani menyatakan hal tersebut sudah merupakan nalurinya sebagai petani.
4. Hubungan Pelaksanaan Reforma Agraria dengan Tingkat Kapasitas