`BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rusa timor Rusa timorensis de Blainville 1822 merupakan satwa tropis yang keberadaannya dikhawatirkan mulai punah akibat adanya perburuan liar di
alam, pertambahan penduduk yang cepat, pola perladangan yang berpindah- pindah dan kegiatan manusia lainnya yang dapat merusak habitat rusa timor untuk
berbagai kepentingan. Status konservasi rusa timor di Indonesia berdasarkan International Union for Conservation of Nature and Natural Resources-The Red
List of Threathened Species termasuk kategori low concern, kemudian pada tahun 2008 hingga 2012 meningkat menjadi vulnerable rawan, yaitu mengalami resiko
kepunahan yang tinggi di alam dalam waktu dekat IUCN 2012. Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1999 menetapkan semua jenis rusa di Indonesia berada
dalam status dilindungi Semiadi dan Nugraha 2004. Rusa merupakan salah satu penghasil sumber protein hewani yang
potensial dan rendah kolesterol. Kegiatan perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan diupayakan dengan berbagai macam kegiatan pengelolaan satwaliar
seperti penangkaran. Upaya pelestarian dan pemanfaatan jenis rusa yang dikembangbiakkan di penangkaran, semua kebutuhannya harus dipenuhi terutama
pakan, karena pakan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan, kesehatan, reproduksi dan produksi Garsetiasih et al. 2000.
Penangkaran rusa perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengembangbiakkan dan melindungi kelestariannya dengan teknik
–teknik pemeliharaan yang telah dihasilkan. Penangkaran rusa berfungsi juga untuk
memperbanyak populasi dan melepaskan kembali ke alam untuk menjaga kelestariannya Takandjandji 1988.
Pakan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada satwa dengan unsur nutrisi untuk memenuhi kebutuhan seperti air, protein, lemak, mineral dan vitamin
Semiadi dan Nugraha 2004. Populasi rusa timor yang semakin berkurang di habitatnya
menjadikan pencarian
pakan merupakan
alternatif penting untuk mempertahankan populasi, membantu pertumbuhan dan reproduksi.
Rusa merupakan satwa herbivore dengan pakan utama hijauan namun, nilai gizi yang terkandung dalam hijauan seperti protein dan energi, relatif rendah
sehingga perlu ditambahkan pakan tambahan untuk mencukupi kebutuhan gizi Garsetiasih 2007. Upaya peningkatan kemampuan produksi rusa timor dapat
dilakukan dengan
memberikan pakan
tambahan untuk
membantu pertumbuhannya sehingga meningkatkan kecepatan pertambahan bobot badan dan
ukuran morfometrik. Kandungan protein dan karbohidrat dalam tanaman sorgum memiliki
potensi sebagai pakan tambahan untuk meningkatkan bobot badan satwa. Jenis hijauan yang selama ini diberikan pada rusa timor di Hutan Penelitian HP
Dramaga yaitu rumput liar yang diambil dari sekitar kawasan. Selain itu, terdapat beberapa jenis hijauan yang diberikan untuk perlakuan reproduksi rusa
diantaranya hanjeli, sulanjana, gewor, alang-alang, kaliandra, sorgum, padian, kawatan, sauhan, cacabean, paitan, aawian, hopea, kacangan, setaria dan mikania
Setio et al. 2011. Selain itu, diberikan juga rumput gajah, setaria dan pakan konsentrat berupa dedak padi dan ubi jalar.
Hasil penelitian Garsetiasih 2007 menyatakan bahwa, kadar gizi hijauan berupa rumput lapang yang diberikan kepada rusa timor lebih rendah dengan
kadar protein hanya 2,78 sehingga perlu ditambah dengan pakan jagung yang mengandung protein lebih tinggi mencapai 9,29 . Secara umum nilai nutrisi
tanaman sorgum tidak jauh berbeda dengan tanaman jagung khususnya kandungan protein dan karbohidrat. Tanaman sorgum mengandung protein 11 g
dan karbohidrat 73 g sedangkan tanaman jagung mengandung protein 9 g dan karbohidrat 72 g Yayuk et al. 1990. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian tanaman sorgum Sorghum bicolor L terhadap pertumbuhan rusa timor Rusa timorensis de
Blainville 1822.
1.2 Tujuan