Habitat Pakan Pertumbuhan Ekologi Rusa Timor .1 Penyebaran

Gambar 1 Morfologi rusa timor Rusa timorensis di penangkaran rusa Hutan Penelitian Dramaga. 2.2 Ekologi Rusa Timor 2.2.1 Penyebaran Rusa timor Rusa timorensis merupakan rusa tropis kedua terbesar setelah rusa sambar Rusa unicolor. Pada masa penjajahan Belanda, rusa timor banyak tersebar ke Pulau Papua dan pulau kecil lainnya di sekitar Indonesia bagian Timur serta pengiriman ke luar negeri seperti ke negara Australia, Brasil, Kep. Komoro di Afrika, Madagaskar, Selandia baru, Mauritus, Kaledonia baru, Papua New Guinea, Malaysia dan Thailand Semiadi dan Nugraha 2004. Di Nusa Tenggara Timur penyebaran rusa timor banyak terdapat pada Pulau Timor, Pulau Rote, Pulau Semau, Pulau Kambing, Pulau Alor dan Pulau Pantar.

2.2.2 Habitat

Habitat merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dengan satwa. Pada umumnya rusa dapat bertahan hidup di beberapa tipe vegetasi seperti savana yang dimanfaatkan sebagai sumber pakan dan vegetasi hutan yang tidak terlalu rapat untuk tempat bernaung istirahat, kawin dan menghindarkan diri dari predator. Secara alami habitat rusa berada di hutan sampai ketinggian 2.600 m dpl dengan padang rumput yang tersedia sebagai pakan Garsetiasih dan Takandjandji 2007.

2.2.3 Pakan

Rusa timor merupakan satwa herbivore yang mengkonsumsi berbagai jenis hijauan. Sebagai satwa herbivore, rusa selalu mendeteksi jenis hijauan sebelum memakannya. Pendeteksian ini dapat dilihat dari perilakunya dalam menciumi hijauan. Apabila hijauan tersebut tidak cocok atau tidak disukai, maka rusa akan meninggalkannya dan beralih ke hijauan yang lain Priyono 1997. Ketersediaan hijauan sangat erat hubungannya dengan habitat sehingga diperlukan upaya penanganan pakan hijauan di penangkaran Garsetiasih dan Takandjandji 2007. Menurut Takandjandji 2004 jenis-jenis pakan yang disukai oleh rusa umumnya terdiri dari jenis rumput poaceae dan leguminosae. Semiadi dan Nugraha 2004 mengemukakan bahwa selain mengkonsumsi hijauan, rusa cenderung menyukai keragaman pakan non rumput seperti konsentrat dedak dan ubi, buah –buahan, sayuran atau limbah pertanian yang mudah diperoleh. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup bagi rusa timor di penangkaran tidaklah mudah karena semua zat-zat nutrisi harus dalam keadaan seimbang. Secara umum, sulit untuk memformulasikan jenis pakan yang baik bagi rusa sebab informasi tentang kualitas pakan masih terbatas dan data tentang konsumsi kecernaan dari berbagai bahan pakan juga masih terbatas sehingga sulit untuk memberi rekomendasi yang tepat Latupeirissa dan Matitaputty 2005.

2.2.4 Pertumbuhan

Basuni 1987 mengemukakan bahwa rusa merupakan sumber protein hewani yang cukup tinggi mengingat ukuran tubuhnya cukup besar, produksi dagingnya tinggi, kemampuan adaptasi dan berkembangbiak juga tinggi. Selain itu, satwa ini juga sangat responsif terhadap perbaikan nutrisi. Firmansyah 2007 menyatakan bahwa rusa yang berada di alam menghabiskan waktu berjam-jam untuk makan, mencari shelter dan tempat minum ingestive. Aktivitas ini lebih banyak dilakukan pada pagi dan sore hari, sedangkan pada siang hari satwa ini istirahat Masy’ud et al. 2007, sama halnya dengan rusa di penangkaran yang telah mampu beradaptasi dan terbiasa dengan kondisi yang diatur. Pakan bagi satwa ini harus disediakan secara kontinyu untuk memenuhi nutrisi bagi pertumbuhannya. Pertumbuhan dipengaruhi oleh kesehatan satwa khususnya yang berada di penangkaran. Syarief 1974 dalam Firmansyah 2007 mengemukakan umur sapih rusa sekitar 4-7 bulan, dewasa kelamin 7-9 bulan, remaja 6-12 bulan, masa pematangan reproduksi 12-24 bulan, umur tertua rusa berkisar 10-20 tahun. Pertumbuhan rusa timor sebaiknya diamati setelah umur masa sapih dan sebelum bereproduksi, karena pertumbuhan fisiknya akan terlihat lebih jelas. Secara fisiologis, pertumbuhan rusa timor dapat dilihat dari tulang-tulang yang membentuk rongga pinggul melebar Takandjandji et al. 1998.

2.3 Penangkaran Rusa Timor