pakan yang dikonsumsi oleh rusa 1 tergolong rendah sehingga membutuhkan tambahan pakan yang banyak untuk menaikkan bobot badannya.
Konversi pakan ruminansia dipengaruhi oleh kualitas pakan, nilai kecernaan dan efisiensi pemanfaatan zat gizi dalam proses metabolisme di dalam
jaringan tubuh satwa. Makin baik kualitas pakan yang dikonsumsi satwa, akan diikuti dengan pertambahan bobot tubuh yang lebih tinggi maka makin efisien
penggunaan pakannya Pond et al. 1995 dalam Hardianto 2006. Rata-rata konversi pakan rusa timor di penangkaran berdasarkan perlakuan ditunjukkan
pada Tabel 11. Tabel 11 Rata-rata konversi pakan berdasarkan perlakuan
Periode Perlakuan
A B
C D
1 60,95
-7,18 11,93
5,30 2
3,65 8,19
6,96 7,89
3 4,55
6,36 12,69
6,61 4
-45,63 51,39
26,03 9,71
Jumlah 23,52
58,76 57,61
29,51 Rata-rata
5,88 14,69
14,40 7,38
Keterangan : A = kontrol, B = pakan dasar 85 +sorgum 15 , C = pakan dasar 70 +sorgum 30, D = pakan dasar 55 +sorgum 45 .
Hasil sidik ragam yang telah diuji secara statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh nyata P0,05 antara perlakuan dengan konversi pakan
untuk pertumbuhan rusa timor dengan T hitung sebesar 1,21 dan T tabel sebesar 3,18 Lampiran 3.
5.3 Ukuran Morfometrik Rusa Timor
Panjang badan merupakan salah satu indikator pertumbuhan rusa timor akibat pemberian perlakuan. Rata-rata pertambahan panjang badan dapat dilihat
pada Tabel 12.
Tabel 12 Rata-rata pertambahan panjang badan cmindividuhari
Rusa Periode
Jumlah Rata-rata
Jenis Kelamin
I II
III IV
1 Betina
A B
C D
0,67 0,17
0,00 0,25
0,25 0,17
2 Betina
B A
D C
0,91 0,23
0,08 0,08
0,50 0,25
3 Jantan
C D
A B
1,17 0,29
0,58 0,25
0,17 0,17
4 Jantan
D C
B A
0,76 0,19
0,25 0,17
0,17 0,17
Jumlah 0,91
0,75 1,09
0,76 Rata-rata
0,23 0,19
0,27 0,19
Keterangan : A = kontrol, B = pakan dasar 85 +sorgum 15 , C = pakan dasar 70 +sorgum 30, D = pakan dasar 55 +sorgum 45 .
Pertumbuhan pada rusa tidak sekedar pertambahan bobot badannya saja, namun berhubungan erat dengan perbandingan panjang badan, tinggi pundak dan
lingkar dada. Soeparno 1992 menyatakan rasio otot dan tulang selalu meningkat selama pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan panjang
badan tertinggi terlihat pada rusa 3 jantan diikuti oleh rusa 2 betina selanjutnya diikuti oleh rusa 4 jantan dan terendah rusa 1 betina. Pertambahan panjang
badan rusa di penangkaran berdasarkan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Rata-rata pertambahan panjang badan berdasarkan perlakuan
cmindividuhari
Periode Perlakuan
A B
C D
1 0,00
0,08 0,58
0,25 2
0,08 0,25
0,17 0,25
3 0,17
0,17 0,25
0,50 4
0,17 0,17
0,25 0,17
Jumlah 0,42
0,67 1,25
1,17 Rata-rata
0,11 0,17
0,31 0,29
Keterangan : A = kontrol, B = pakan dasar 85+sorgum 15, C = pakan dasar 70+sorgum 30, D = pakan dasar 55+sorgum 45.
Tabel 13 menunjukkan bahwa pertambahan panjang badan tertinggi rusa dicapai oleh perlakuan C sedangkan pertambahan panjang badan terendah dicapai
oleh perlakuan A. Maranatha 1999 melaporkan bahwa pertambahan panjang badan rusa timor dengan pemberian pakan lokal berupa rumput, lamtoro, turi dan
kabesak sebesar 0,2-0,21 cmindividuhari. Meskipun perlakuan C dengan formulasi pakan dasar 70 + sorgum 30 menunjukkan pertambahan panjang
badan yang tertinggi namun berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang nyata P0.05 untuk setiap perlakuan dengan T
hitung sebesar 0,69 dan T tabel sebesar 3,18 Lampiran 4. Penelitian menunjukkan pertambahan panjang badan pada rusa timor tidak
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Thomas dan Kornegay 1981 dalam Mulyaningsih 2006
bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara jantan dan betina dalam hal laju pertumbuhan, konsumsi pakan atau
efisiensi penggunaan pakan. Pertambahan tinggi pundak dan lingkar dada merupakan indikator
pertumbuhan lainnya. Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi pundak tercantum pada Tabel 14.
Tabel 14 Rata-rata pertambahan tinggi pundak cmindividuhari
Rusa Jenis kelamin
Periode Jumlah
Rata-rata I
II III
IV 1
Betina A
B C
D 9,00
0,19 0,17
0,25 0,08
0,25 2
Betina B
A D
C 15,00
0,31 0,50
0,25 0,42
0,08 3
Jantan C
D A
B 11,00
0,23 0,60
0,08 0,17
0,08 4
Jantan D
C B
A 9,00
0,18 0,30
0,17 0,17
0,08 Jumlah
1,57 0,75
0,84 0,49
Rata-rata 0,39
0,19 0,21
0,12 Keterangan : A = kontrol, B = pakan dasar 85 +sorgum 15 , C = pakan dasar 70 +sorgum
30, D = pakan dasar 55 +sorgum 45 .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan tinggi pundak tertinggi terdapat pada rusa 2 betina diikuti oleh rusa 3 jantan selanjutnya rusa 1
betina dan terendah rusa 4 jantan. Pertambahan tinggi pundak rusa di penangkaran berdasarkan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Rata-rata pertambahan tinggi pundak berdasarkan perlakuan cmindividuhari
Periode Perlakuan
A B
C D
1 0,17
0,50 0,60
0,30 2
0,25 0,25
0,17 0,08
3 0,17
0,17 0,08
0,42 4
0,08 0,08
0,08 0,25
Jumlah 0,67
1,00 0,93
1,05 Rata-rata
0,17 0,25
0,23 0,26
Keterangan : A = kontrol, B = pakan dasar 85+sorgum 15, C = pakan dasar 70+sorgum 30, D = pakan dasar 55+sorgum 45.
Tabel 15 menunjukkan bahwa pertambahan tinggi pundak tertinggi rusa dicapai oleh perlakuan D sedangkan pertambahan panjang badan terendah dicapai
oleh perlakuan A. Maranatha 1999 melaporkan bahwa pertambahan tinggi pundak rusa timor dengan pemberian pakan lokal berupa rumput, lamtoro, turi
dan kabesak sebesar 0,01-0,02 cmindividuhari. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terhadap pertambahan tinggi pundak rusa menunjukkan bahwa tidak
terdapat pengaruh yang nyata P0.05 perlakuan dengan T hitung sebesar 0,98 dan T tabel sebesar 3,18 Lampiran 5.
Lingkar dada diukur berdasarkan keliling dada tepat di belakang bahu. Rata-rata lingkar dada rusa timor di penangkaran berdasarkan perlakuan
ditunjukkan pada Tabel 16. Tabel 16 Rata-rata pertambahan lingkar dada cmindividuhari
Rusa Jenis Kelamin
Periode Jumlah
Rata-rata I
II III
IV 1
Betina A
B C
D 0,41
0,10 0,08
0,17 0,08
0,08 2
Betina B
A D
C 1,06
0,27 0,42
0,17 0,30
0,17 3
Jantan C
D A
B 0,66
0,17 0,25
0,25 0,08
0,08 4
Jantan D
C B
A 0,24
0,06 0,08
0,00 0,08
0,08 Jumlah
0,83 0,59
0,54 0,41
Rata-rata 0,21
0,15 0,14
0,10 Keterangan : A = kontrol, B = pakan dasar 85 +sorgum 15 , C = pakan dasar 70 +sorgum
30, D = pakan dasar 55 +sorgum 45 .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan lingkar dada tertinggi terdapat pada rusa 2 betina diikuti oleh rusa 3 jantan selanjutnya rusa 1
betina dan terendah rusa 4 jantan. Pertambahan lingkar dada rusa di penangkaran berdasarkan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Pertambahan lingkar dada rusa berdasarkan perlakuan cmindividuhari
Periode Perlakuan
A B
C D
1 0,08
0,42 0,25
0,08 2
0,17 0,17
0,00 0,25
3 0,08
0,08 0,08
0,30 4
0,08 0,08
0,17 0,08
Jumlah 0,41
0,75 0,50
0,71 Rata-rata
0,10 0,19
0,13 0,18
Keterangan : A = kontrol, B = pakan dasar 85 +sorgum 15 , C = pakan dasar 70 +sorgum 30, D = pakan dasar 55 +sorgum 45 .
Tabel 17 menunjukkan bahwa pertambahan lingkar dada tertinggi rusa dicapai oleh perlakuan B sedangkan pertambahan lingkar dada terendah dicapai
oleh perlakuan A. Maranatha 1999 melaporkan bahwa pertambahan lingkar dada rusa timor dengan pemberian pakan lokal berupa rumput, lamtoro, turi dan
kabesak sebesar 0,01-0,02 cmindividuhari. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terhadap pertambahan lingkar dada rusa menunjukkan tidak terdapat
pengaruh yang nyata P0.05 untuk setiap perlakuan dengan T hitung sebesar 0,12 dan T tabel sebesar 3,18 Lampiran 6.
Panjang badan awal rusa sebelum mendapatkan perlakuan pakan yaitu berkisar antara 56-68 cm, panjang badan akhir rusa setelah mendapatkan
perlakuan sorgum untuk pertumbuhannya selama 64 hari menjadi 65-79 cm. Tinggi pundak awal rusa sebelum mendapatkan perlakuan pakan yaitu berkisar
antara 59-65 cm, tinggi pundak akhir rusa setelah mendapatkan perlakuan sorgum untuk pertumbuhannya selama 64 hari menjadi 68-74 cm. Lingkar dada awal rusa
sebelum mendapatkan perlakuan pakan yaitu berkisar antara 65-79 cm, lingkar dada akhir rusa setelah mendapatkan perlakuan sorgum untuk pertumbuhannya
selama 64 hari menjadi 70-82 cm. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pertambahan ukuran
morfometrik yang lebih besar dari penelitian Maranatha 1999. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh rusa timor di HP Dramaga memiliki tingkat daya cerna
yang lebih baik dalam menyerap nutrisi pakan sehingga dapat meningkatkan pertambahan morfometrik rusa. Selain itu kualitas pakan yang diberikan memiliki
nilai kalori yang lebih tinggi sebesar 2.134 kkal sedangkan kalori pakan pada penelitian Maranatha 1999 sebesar 904,8 kkal. Pertambahan panjang badan,
tinggi pundak dan lingkar dada rusa timor ditunjukkan pada Gambar 12. Pengukuran morfometrik dilakukan secara berulang-ulang untuk
memastikan kebenaran pertambahannya. Perbandingan ukuran morfometrik tubuh pada rusa timor ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10 Pertambahan ukuran morfometrik rusa timor. Gambar 10 menunjukkan bahwa rusa dari setiap perlakuan mengalami
pertambahan panjang badan, tinggi pundak dan lingkar dada yang relatif tidak konstan, dapat dilihat dari perlakuan A dan B yang mengalami pertambahan
ukuran morfometrik yang relatif konstan, namun berbeda dengan perlakuan C dimana tinggi pundak dan lingkar dada mengalami laju penurunan. Berbeda hal
nya pada perlakuan D yang mengalami laju penurunan panjang badan. Laju penurunan morfometrik ini diduga karena kandungan nutrisi pakan pada setiap
perlakuan berbeda sehingga mempengaruhi pertumbuhan otot dan tulang pada masa pertumbuhan. Soeparno 1992 menyatakan bahwa selama masa
pertumbuhan tulang tumbuh secara kontinyu dengan kadar laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan pertumbuhan otot. Selain itu, adaptasi rusa terhadap
pakan yang diberikan belum maksimal disebabkan oleh pengaruh lingkungan sehingga mengakibatkan kurangnya konsumsi terhadap jenis pakan yang baru
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25 0.3
0.35
A B
C D
Per tu
m b
u h
an c
m
Perlakuan
Panjang badan Tinggi pundak
Lingkar dada
serta dapat mengakibatkan daya cerna dan zat-zat nutrisi yang diserap oleh rusa berkurang yang dapat dilihat pada komposisi nutrisi pakan yang digunakan pada
penelitian, dimana sorgum dan rumput gajah yang paling disukai, ternyata memiliki nilai protein yang lebih rendah dibandingkan dengan serat kasar.
Takandjandji 1988 menyatakan bahwa ukuran linear tubuh yang tidak nyata dapat disebabkan oleh daya memanfaatkan kandungan gizi pakan yang kurang
pada rusa timor.
5.4 Perilaku Makan 5.4.1 Waktu pemilihan pakan pada rusa timor