pengambilan keputusan pada kedua kategori rumahtangga. Ini berarti, hipotesis yang dinyatakan pada awal penelitian bahwa kepemilikan rumah tinggal
berpengaruh nyata terhadap tingkat pengambilan keputusan tidak terbukti pada
kedua kategori rumahtangga.
8.2.2.1. Pengaruh Kepemilikan Rumah Tinggal terhadap Pengambilan
Keputusan di Bidang Produksi
Pada kedua kategori rumahtangga, tingkat pengambilan keputusan rendah di bidang produksi dimiliki oleh sebagian besar perempuan baik yang
tinggal di rumah milik suami atau kerabat suami maupun yang tinggal di rumah milik istri atau kerabat istri, namun demikian, pengambilan keputusan rendah di
bidang produksi lebih banyak dimiliki oleh perempuan yang tinggal di rumah milik suami atau kerabat suami. Hasil tabulasi silang membuktikan bahwa
kepemilikan rumah tinggal berpengaruh terhadap pengambilan keputusan di bidang produksi.
Tabel 38. Jumlah dan Persentase Perempuan berdasarkan Kepemilikan Rumah Tinggal dan Pengambilan Keputusan di Bidang Produksi menurut
Kategori Rumahtangga, di Dusun Jatisari, Tahun 2009
Kategori Rumahtangga
Pengambilan Keputusan di
Bidang Produksi Kepemilikan Rumah Tinggal
Milik suami atau kerabat suami
Milik istri atau kerabat istri
n n
Prasejahtera Rendah
10 90,91
11 64,71
Tinggi 1
9,09 6
35,29 Total
11 100
17 100
Sejahtera Rendah
7 87,5
13 65
Tinggi 1
12,5 7
35 Total
8 100
20 100
Keterangan: Rumahtangga Prasejahtera
Rumahtangga Sejahtera Koefisien Korelasi : 0,296
Koefisien Korelasi : 0,225 P-value
: 0,127 P-value
: 0,250 Taraf nyata
: 0,2 Taraf nyata
: 0,2
Uji korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai 0,296 dan 0,225 yang
berarti ada hubungan positif antara kepemilikan rumahtinggal dan pengambilan
keputusan bidang produksi pada kedua kategori rumahtangga. Hubungan tersebut
nyata pada rumahtangga prasejahtera karena p-value 0,127 lebih kecil dari nilai . Sebaliknya, pada rumahtangga sejahtera, hubungan tersebut tidak nyata karena p-
value 0,250 lebih besar dari nilai . Hasil tabulasi silang dan uji korelasi Rank
Spearman membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara
kepemilikan rumah tinggal dan pengambilan keputusan bidang produksi pada rumahtangga prasejahtera. Sebaliknya, ada hubungan yang tidak nyata diantara
kedua variabel pada rumahtangga sejahtera. Ini berarti, hipotesis yang dinyatakan pada awal penelitian bahwa kepemilikan rumah tinggal berpengaruh nyata
terhadap pengambilan keputusan bidang produksi terbukti pada rumahtangga prasejahtera, namun tidak terbukti pada rumahtangga sejahtera.
8.2.2.2. Pengaruh Kepemilikan Rumah Tinggal terhadap Pengambilan