Bila melihat Tabel 20 di atas, pengambilan keputusan dalam rumahtangga di Dusun Jatisari didominasi oleh perempuan istri. Dengan
demikian, hasil penelitian ini menyanggah anggapan bahwa yang paling menentukan dalam pengambilan keputusan adalah kaum laki-laki suami.
Informasi ini menggambarkan bahwa perempuan di Dusun Jatisari memiliki kekuasaan yang tinggi dalam rumahtangga masing-masing. Seperti pernyataan
yang diungkapkan oleh salah satu perempuan berikut: “Sing luweh sering neng ngomah kan wong wedok. Makane wong wedok
sing mutuske. Nek ngenteni wong lanang yo ra iso mlaku no....” Ibu Tu,
35 tahun “Perempuan yang lebih sering di rumah. Maka dari itu, perempuan yang
mengambil keputusan. Jika harus menunggu laki-laki pulang ke rumah, maka rumahtangga tidak akan berjalan dengan baik.”
Sebagaimana yang diungkapkan pula oleh istri Kepala Dusun Jatisari dan istri Mantan Kepala Desa Sawahan, pengambilan keputusan dalam
rumahtangga di dusun tersebut memang lebih sering dilakukan oleh perempuan. Hal ini mengingat bahwa perempuan lah yang lebih sering berada di rumah,
sedangkan laki-laki lebih sering berada di luar rumah. Maka dari itu, perempuan yang dapat mengambil keputusan dengan cepat saat dibutuhkan.
Pengambilan keputusan oleh perempuan di Dusun Jatisari sesuai dengan pendapat Geertz 1961 yang dikutip oleh Sajogyo 1981 bahwa dalam keluarga
Jawa, ditemukan adanya peranan perempuan yang lebih besar dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini karena pada masyarakat Jawa, ada suatu alokasi
solidaritas yang lebih kuat dan lebih dalam pada hubungan keluarga antara anggota-anggota perempuan dalam keluarga itu atau grup kerabat lainnya atau
yang dikenal dengan “Matrifokal” Levy, 1971 dikutip oleh Sajogyo, 1981.
7.3.2. Pengambilan Keputusan di Bidang Produksi
Pengambilan keputusan oleh perempuan di bidang produksi adalah tingkat dominansi perempuan dalam pengambilan keputusan di bidang yang
berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan nafkah. Variabel ini diukur dengan sepuluh jenis keputusan. Tabel 19 berikut menggambarkan tentang jumlah
dan persentase perempuan berdasarkan dominansi pengambilan keputusan di bidang produksi dan kategori rumahtangga.
Tabel 19. Jumlah dan Persentase Perempuan berdasarkan Dominansi Pengambilan Keputusan di Bidang Produksi dan Kategori Rumahtangga, di Dusun
Jatisari, Tahun 2009
No. Jenis Keputusan
Rumahtangga Prasejahtera Rumahtangga Sejahtera
Dominansi n
Dominansi n
1. Ide untuk bekerja bersama setara
19 67,86 bersama setara
19 67,86
2. Penentuan siapa yang
bekerja bersama setara
15 53,57 bersama setara
19 67,86
3. Penentuan waktu
bekerja bersama setara
18 64,29 bersama setara
20 71.43
4. Penentuan masa
tanam dan masa panen
bersama setara 15
53,57 bersama setara 16
57,14 5.
Pembelian peralatan produksi
suami sendiri 20
71,43 suami sendiri 21
75 6.
Pembelian perlengkapan
produksi suami sendiri
13 46,43 suami sendiri
14 50
7. Pembelian barang
dagangan bersama setara
11 39,29 bersama setara
13 46,43
8. Penanaman modal bersama setara
21 75 bersama setara
19 67,86
9. Penggunaan tenaga
buruh bersama setara
13 46,43 bersama setara
9 32,14
10. Cara penjualan istri sendiri
14 50 istri sendiri
17 60,71
Secara umum, pihak yang bertindak sebagai pengambil keputusan di bidang produksi antara rumahtangga prasejahtera dan sejahtera tidaklah berbeda.
Sebagian besar tujuh dari sepuluh jenis keputusan diambil secara bersama oleh suami dan istri tanpa dominasi dari baik suami maupun istri. Sebanyak dua dari
sepuluh jenis keputusan diambil oleh suami sendiri tanpa dominasi dari istri. Keputusan yang dimaksud adalah keputusan tentang pembelian peralatan dan
perlengkapan produksi. Suami yang memutuskan peralatan dan perlengkapan produksi apa yang harus dibeli serta waktu dan tempat pembelian. Di lain pihak,
hanya ada satu jenis keputusan yang diambil oleh istri sendiri tanpa dominasi dari suami. Keputusan itu ialah keputusan tentang cara penjualan hasil pertanian atau
perdagangan. Cara penjualan mencakup harga barang, calon pembeli, tempat penjualan, dan waktu penjualan.
Variabel pengambilan keputusan oleh perempuan dalam bidang produksi dikategorikan menjadi: rendah jumlah skor 10 – 30 dan tinggi jumlah skor 31 –
50. Jumlah dan persentase perempuan berdasarkan kategori pengambilan keputusan di bidang produksi dan kategori rumahtangga dapat dilihat pada Tabel
20 berikut:
Tabel 20. Jumlah dan Persentase Perempuan berdasarkan Kategori Pengambilan Keputusan di Bidang Produksi dan Kategori Rumahtangga, di Dusun
Jatisari, Tahun 2009
Pengambilan Keputusan Bidang Produksi
Rumahtangga Prasejahtera Rumahtangga Sejahtera
n n
Rendah 21
75 20
71,43 Tinggi
7 25
8 28,57
Jumlah 28
100 28
100
Sebagian besar 73,21 persen perempuan memiliki pengambilan keputusan rendah di bidang produksi dalam rumahtangga masing-masing,
sedangkan 26,79 persen sisanya tinggi. Sebanyak 75 persen perempuan dari rumahtangga prasejahtera dan 71,43 persen perempuan dari rumahtangga
sejahtera memiliki pengambilan keputusan rendah di bidang produksi. Sementara itu, ada 25 persen perempuan dari rumahtangga prasejahtera dan 28,57 persen
perempuan dari rumahtangga sejahtera yang memiliki pengambilan keputusan tinggi di bidang produksi. Selisih persentase perempuan diantara kedua kategori
rumahtangga adalah 3,57 persen. Pada kedua kategori rumahtangga, ada dua jenis keputusan yang diambil
oleh suami sendiri, yaitu pembelian peralatan dan perlengkapan produksi. Di sisi lain, hanya ada satu jenis keputusan yang diambil oleh istri sendiri, yaitu cara
penjualan. Hasil pada Tabel 21 diperkuat oleh hasil pada Tabel 22. Persentase responden yang memiliki pengambilan keputusan rendah lebih besar daripada
persentase responden yang memiliki pengambilan keputusan tinggi di bidang produksi. Dari Tabel 21 dan Tabel 22 dapat disimpulkan bahwa pengambilan
keputusan di bidang produksi didominasi oleh suami. Suami mendominasi pengambilan keputusan di bidang produksi karena
suami dianggap lebih mengetahui tentang proses produksi, khususnya usahatani. Pengetahuan ini terutama dalam hal pembelian peralatan dan perlengkapan
produksi. Di sisi lain, perempuan hanya mendominasi keputusan di bidang produksi dalam hal penjualan hasil. Keputusan tentang penjualan juga terkait
dengan pengelolaan keuangan rumahtangga yang didominasi oleh istri. Bila penjualan dilakukan dan diputuskan oleh istri, berarti istri dapat langsung
menyimpan dan mengelola uang hasil penjualan tanpa harus diketahui oleh suami secara rinci.
7.3.3. Pengambilan Keputusan di Bidang Pengeluaran Kebutuhan