20 mendorong perusahaan untuk melakukan stock split apabila harga
sahamnya dinilai berada sangat tinggi. Dengan dilakukannya stock split, tentu akan memberikan sinyal positif bagi investor menengah hingga
investor kecil yang akhirnya akan meningkatkan tingkat likuditas saham.
2.1.5 Harga Saham
Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada periode tertentu yang ditentukan para pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran
saham. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut. Sebaliknya, semakin rendah harga saham suatu
perusahaan, maka semakin rendah pula nilai perusahaan tersebut. Harga penutupan biasanya digunakan sebagai harga pasar. Harga penutupan closing
price menunjukkan harga penutupan suatu saham. Closing Price suatu saham dalam satu hari perdagangan ditentukan pada akhir sesi II yaitu pukul 16.00
Darmadji dan Fakhruddin 2001:88
2.1.6 Abnormal Return
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah mendapatkan sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. Seorang investor membeli sejumlah
saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas
waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut Tandelilin, 2001:3. Abnormal return adalah kelebihan dari actual return atas expected return
Gumanti 2011:57. Actual return adalah keuntungan return yang sesungguhnya
21 terjadi dan expected return adalah keuntungan return yang diharapkan akan
diterima oleh para investor. Return yang diharapkan oleh para investor tidak selamanya sama dengan return yang sesungguhnya diterima dan sangat mungkin
berlainan dengan apa yang diharapkan. Apabila dikatakan abnormal return bersifat positif, maka dapat disimpulkan bahwa return yang sesungguhnya terjadi
actual return lebih besar dari return yang diharapkan expected return, sebaliknya apabila dikatakan abnormal return bersifat negatif, maka dapat
disimpulkan bahwa return yang sesungguhnya terjadi dan diterima actual return lebih kecil dari return yang diharapkan expected return. Pasar dikatakan efisien
apabila pelaku pasar tidak dapat mendapatkan abnormal return karena seluruh seluruh investor mendapatkan informasi pasar. Return investasi hanya bisa
diperkirakan melalui pengestimasian Tandelilin, 2001:51. Menurut Brown dan Warner, dalam Sakti 2013 ada tiga model
menghitung expexted return,yaitu : 1.
Mean Adjusted Model Model ini menganggap return ekspektasi bernilai konstan yang sama
dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Model ini menggunakan rumus :
Keterangan : = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode t
= actual return sekuritas ke-i pada periode t
22 T = periode estimasi
2. Market Model
Dalam menghitung return ekspektasi dengan menggunakan model ini, dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu dengan perhitungan return
ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan model ekspektasi yang dibentuk dengan menggunakan
teknik regresi OLS Ordinary Least Square dengan persamaan sebagai berikut :
Keterangan : E
= return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode t αi = intercept, independen terhadap
βi = slope, risiko sistematis, dependen terhadap
= return pasar εit
= kesalahan residu sekuritas i pada periode estimasi ke t Return pasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan : = return pasar
= Indeks Harga Saham Gabungan periode t = Indek Harga Saham Gabungan periode
3. Market Adjusted Model
Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah indeks pasar pada saat tersebut. Dalam
23 model ini, penggunaan periode estimasi untuk membentuk model estimasi
tidak diperlukan karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return pasar. Rumus yang digunakan pada model ini adalah:
Keterangan: A
= abnormal return saham i pada hari ke t = actual return saham i pada hari ke t
= return pasar Return pasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan : = return pasar
= Indeks Harga Saham Gabungan periode t = Indek Harga Saham Gabungan periode
2.1.7 Volume Perdagangan Saham