25
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Teknik Analisis
Data Hasil Penelitian
3 Farinha dan
Basilio 2006
Stock Splits: Real Effects or Just a
Question of Maths?An
Empirical Analysis of the Portuguese
Case Independen:
stock split Dependen:
abnormal return,
volume perdagangan
Uji beda paired
sample t-test
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tidak ada perubahan yang signifikan
antara volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah stock split, terdapat
perbedaan abnormal return saham antara
sebelum dan sesudah stock split.
4 Wang
Sutrisno, Francisca
Yuniartha dan Soffy
Susilowati 2000
Pengaruh Stock Split Terhadap
Likuiditas dan Return Saham di
Bursa Efek Jakarta
Independen: Stock Split
Dependen: Likuiditas,
Return Saham
Uji beda
dua rata-rata
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan
terhadap harga saham, volume
perdagangan, tetapi tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
varians saham dan abnormal return.
2.3 Kerangka Konseptual
Perusahaan terus berusaha meningkatkan nilai perusahaannya karena itu adalah salah satu tujuan dilakukannya aktivitas perusahaan. Peningkatan harga
saham merupakan salah satu faktor yang mencerminkan nilai perusahaan yang baik. Harga saham yang tinggi memang dapat meningkatkan nilai perusahaan
namun perusahaan juga harus memperhatikan daya beli para investor. Stock split merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk menjaga harga
sahamnya.
26 Stock split
dianggap sebagai „kosmetik‟ perusahaan dalam meningkatkan likuiditas saham karena stock split itu sendiri tidak memberikan tambahan modal
yang diterima oleh perusahaan. Stock split dilakukan karena perusahaan menilai harga sahamnya sudah terlalu tinggi sehingga kemampuan investor untuk
melakukan transaksi semakin menurun. Para manajer meyakinkan para investor bahwa pengumuman stock split
akan membawa pengaruh yang positif dan prospek yang baik di masa yang akan datang karena hanya perusahaan yang mapanlah yang mampu melakukan stock
split. Harga saham yang bergerak lebih murah akan meningkatkan transaksi sehingga harga saham perlahan-lahan cenderung mengalami kenaikan.
Harga saham yang terus mengalami kenaikan akan menyebabkan adanya perubahan pada return dan dapat memberikan peluang bagi para investor untuk
mendapatkan abnormal return. Abnormal return dihitung dengan selisih antara return yang sesungguhya terjadi actual return dengan return yang diharapkan
expected return. Abnormal return yang positif ditandai dengan return yang sesungguhnya
terjadi actual return lebih tinggi dari return yang diharapkan expected return. Sebaliknya, abnormal return yang negatif ditandai dengan return yang
sesungguhnya terjadi actual return lebih rendah dari return yang diharapkan expected return. Harga saham yang terlalu tinggi mengakibatkan penurunan
daya beli para investor. Apabila harga saham terlalu tinggi, para investor akan enggan untuk membeli saham tersebut sehingga volume perdagangan saham
tersebut pun kurang baik. Sebaliknya apabila harga saham rendah, para investor
27 akan tertarik untuk melakukan transaksi sehingga volume perdagangan saham
tersebut bisa dikatakan aktif. Stock split akan menyebabkan harga saham menjadi murah yang akhirnya
menimbulkan ransangan kepada para investor untuk melakukan transaksi perdagangan. Stock split akan mendorong para investor kecil untuk berinvestasi
sehinga jumlah pemegang saham akan semakin meningkat dan tingkat likuiditas pun semakin tinggi.
Dengan dilakukannya stock split, tingkat perdagangan diharapkan menjadi lebih tinggi. Stock split juga dilakukan untuk mendorong para investor add lot
bergerak ke posisi investor round lot. Add lot adalah posisi dimana para investor membeli saham dibawah 500 lembar 1 lot dan round lot adalah posisi dimana
para investor membeli saham minimal 500 lembar 1 lot. Fenomena stock split sudah banyak diteliti sebelumnya dimana hasil penelitian memiliki kesimpulan
yang berbeda-beda. Untuk melihat perbedaan abnormal return dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split, dilakukan studi
peristiwa. Peneliti menetapkan periode pengamatan selama 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah stock split dan dihitung rata-rata dari abnormal return dan volume
perdagangannya. Perubahan volume perdagangan nantinya dihitung melalui trading volume activity TVA. Abnormal return dan trading volume activity
TVA sebelum dan sesudah stock split nantinya akan dihitung menggunakan SPSS dengan metode Paired Sample T-Test untuk melihat hasil dari pengaruh
stock split tersebut.
28 Berdasarkan landasan teori dan tinjauan penelitian terdahulu yang
dikemukakan oleh peneliti, maka kerangka konseptual pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis Penelitian