Statistik Deskriptif METODOLOGI PENELITIAN

39

4.2 Statistik Deskriptif

1. Statistik Deskriptif Pada Rata-rata Abnormal Return Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Abnormal Return Pada Saat Sebelum dan Sesudah Stock Split Tahun 2007-2014 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation AR_Sebelum 23 -.016 .032 .00307 .010213 AR_Sesudah 23 -.024 .030 -.00451 .012815 Valid N listwise 23 Sumber :SPSS 17 Tabel 4.2 menjelaskan bahwa rata-rata abnormal return pada saat sebelum dilakukan tindakan stock split adalah sebesar 0,00307. Rata-rata abnormal return pada saat sesudah dilakukan tindakan stock split adalah sebesar -0,04451. Abnormal return yang paling rendah pada saat sebelum stock split adalah sebesar -0,016 yang dimiliki oleh PT Metro Realty Tbk MTSM. Abnormal return yang paling tinggi pada saat sebelum stock split adalah sebesar 0,032 yang dimiliki oleh PT Panorama Sentrawisata Tbk PANR. Abnormal return yang paling rendah pada saat sesudah stock split adalah sebesar -0,024 yang dimiliki oleh PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI. Abnormal return yang paling tinggi pada saat sesudah stock split adalah sebesar 0,030 yang dimiliki oleh PT Sepatu Bata Tbk BATA. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa perusahaan yang mendapat respon cepat pada saat dilakukannya tindakan stock split adalah perusahaan yang bergerak di sektor Manufacturing. 40 2. Statistik Deskripstif Pada Rata-rata Trading Volume Activity Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Trading Volume Activity TVA Pada Saat Sebelum dan Sesudah Stock Split Tahun 2007-2014 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TVA_Sebelum 23 .000 .018 .00322 .004508 TVA_Sesudah 23 .000 .009 .00259 .002650 Valid N listwise 23 Sumber: SPSS 17 Tabel 4.3 menjelaskan bahwa rata-rata Trading Volume Activity TVA pada saat sebelum dilakukan tindakan stock split adalah sebesar 0,00322. Rata-rata TVA pada saat sesudah dilakukan tindakan stock split adalah sebesar -0,00259. TVA yang paling rendah pada saat sebelum stock split adalah sebesar 0,000 yang dimiliki oleh beberapa perusahaan seperti PT Metro Realty Tbk MTSM, PT Sepatu Bata Tbk BATA, PT Surya Toto Indonesia Tbk TOTO, PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI dan PT Semen Indonesia Persero Tbk SMGR. TVA yang paling tinggi pada saat sebelum stock split adalah sebesar 0,018 yang dimiliki oleh perusahaan PT Intraco Penta Tbk INTA. TVA yang paling rendah pada saat sesudah stock split adalah sebesar 0,000 yang dimiliki oleh beberapa perusahaan seperti PT Resource Alam Indonesia Tbk KKGI, PT Metro Realty Tbk MTSM, PT Surya Toto Indonesia Tbk TOTO, PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI, dan PT Davomas Abadi Tbk DAVO. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa perusahaan yang kurang diminati oleh para investor adalah perusahaan yang rata-rata bergerak di sektor Manufacturing. 41

4.3. Uji