Pendapatan Usahatani Analisis Usahatani Tomat Berbasis Standar Operasional Prosedur (SOP) di Kecamatan Lembang, Bandung Barat

22 Tabel 8 Spesifikasi persyaratan mutu tomat segar No. Jenis uji Satuan Persyaratan Mutu I Mutu II 1. Kesamaan sifat dan varietas - Seragam Seragam 2. Tingkat ketuaan - Tua, tetapi tidak terlalu matang dan tidak lunak Tua, tetapi tidak terlalu matang dan tidak lunak 3. Ukuran - Seragam Seragam 4. Kotoran - Tidak ada Tidak ada 5. Kerusakan jumlah persen Maksimal 5 Maksimal 10 6. Busuk jumlah persen Maksimal 1 Maksimal 1 Catatan : - Dinyatakan rusak apabila mengalami kerusakan atau cacat oleh sebab fisiologis, mekanis, dan lain-lain yang terlihat pada permukaan buah. - Dinyatakan busuk apabila mengalami pembususkan akibat kerusakan biologis. Sumber : Draft Standar Codex p184-1993 Kegiatan budidaya yang sesuasi dengan Standar Operasional prosedur SOP yang telah ditetapkan oleh Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat adalah sebagai berikut:

1. Penyediaan Benih

Penyediaan benih merupakan rangkaian kegiatan menyediakan benih tomat bermutu dari varietas unggul dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang tepat. Pengadaan benih tomat dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan cara membeli bibit yang sudah siap tanam atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan bibit dengan cara membeli, hendaknya membeli pada toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan telah bersertifikat Cahyono, 1998. Penyediaan benih bermutu varietas unggul harus sesuai dengan kebutuhan dan waktu tanam. Benih yang dipilih sebaiknya sehat, mempunyai daya adaptasi yang baik, dan terjamin bebas dari hama dan penyakit sehingga tanaman dapat tumbuh dan berproduksi optimal. Alat dan bahan yang akan digunakan adalah benih sebagai bahan tanam, tanah sebagai media tanamsemai, pupuk kandang untuk menambah bahan organik dan unsur hara yang diperlukan tanaman, polybagbaki persemaian untuk wadah media tanamsemai, bambu dan plastik transparan sebagai naungan tempat pembibitan, pestisida untuk mencegah dan mengendalikan serangan hama dan penyakit, pupuk daun untuk menambah unsur hara, serta pisaugunting untuk memotong polybag. Prosedur pelaksanaan yang dilakukan adalah: a. Pemilihan benih 1 Varietas hibrida atau varietas yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian sehingga benih yang dipilih merupakan benih yang jelas varietasnya tepat jenis dengan potensi sesuai dengan karakteristik varietas tersebut. 2 Varietas yang dipilih harus memiliki pasar yang jelas dan memiliki daya adaptasi yang tinggi dengan agroklimat setempat. 3 Varietas benih harus memiliki jaminan mutu dan produk labelsertifikat harus dicatat dan disimpan serta tidak kadaluarsa. 23

b. Mutu benih

Benih tomat yang diberikan harus sehat, tidak menurun vigornya, atau diserang oleh hama atau penyakit penting. Kualitas benih yang dikirim tidak boleh dibawah standar sertifikasi benih atau pemasaran, khususnya kemampuan perkecambahan dan kadar air.Mutu benih yang dipilih harus memiliki tingkat kemurnian 95 persen, memiliki viabilitas daya kecambah dan vigor tinggi, kadar air rendah maksimal 10 persen, bebas kotoran biji dan jenis lain, sehat dan tidak cacat, serta bebas Organisme Pengganggu Tanaman OPT. c. Pembibitan Kegiatan pembibitan meliputi kegiatan sebagai berikut: 1 Media tanam Media tanam yang digunakan adalah campuran dari tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 yang disterilisasi. Media dimasukkan ke dalam polybagbaki persemaian. Sedangkan kegiatan penyemaian benih, dilakukan dengan tahapan berikut: 2 Penyemaian benih a Benih diberi perlakuan direndam air hangat atau pestisida b Benih ditiriskan dan diletakkan di atas kertas koran sampai berkecambah. c Siram media semai dengan air sebelum dilakukan penyemaian. d Tanam benih tomat satu persatu ke dalam polybagbaki persemaian. e Polybagbaki persemaian diletakkan di dalam rak atau bedengan. f Pembibitan rak atau bedengan sebaiknya berada di tempat terbuka dan sirkulasi udaranya baik. 3 Rak atau bedengan Rak atau bedengan dibuat dari rangka bambu yang panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan bibit. Bagian atas rak atau bedengan dinaungi dengan plastik bening. 4 Pemeliharaan bibit Persemaian disiram untuk menjaga media agar selalu lembab meskipun tidak terlalu basah becek. Pembersihan gulma dilakukan secara manual. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila serangan sudah melewati ambang batas toleransi. Untuk menjaga kesuburan bibit, perlu diberi pupuk daun pada saat semaian berumur 10 hari. Setelah itu, bibit dari persemaian siap dipindah ke lahan setelah berumur 15-20 hari atau empat hingga lima helai daun sudah tumbuh. 5 Penanaman Sebelum penanaman, lakukan penyeleksian bibit. Bibit yang cacat, rusak, dan terserang hama penyakit sebaiknya tidak ditanam. Penanaman bibit di lahan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari pada bedengan yang sehari sebelumnya telah disiram.

2. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan ialah kegiatan memperbaiki struktur tanah sehingga tanah menjadi gembur, aerasi dan drainae menjadi lebih baik yang meliputi pembersihan lahan, pencangkulan, dan pembuatan bedengan. Pengolahan lahan perlu dilakukan dengan baik agar pertumbuhan tanaman optimal. Untuk menghasilkan produksi yang maksimal, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah pola tanam. Pelaksanaan pola tanam harus diperhatikan untuk menjaga produktivitas lahan, sehingga dapat meningkatkan penerimaan petani. 24 Alat dan bahan yang digunakan adalah bambugolokpisaupalu besar sebagai bahan dan alat pembuat ajir dan pasak penjepit mulsa, kertasalat tulispenggaris sebagai alat tulis dalam pembuatan desain kebun, cangkulsekopgarpu sebagai alat dalam proses pengolahan tanah membersihkan sisa-sis perkaran tanaman, menggemburkan, menghaluskanmeratakan, dan membuat guluganbedengan, mulsa plastik untuk menutup permukaan atas bedengan untuk merangsang perkembangan akar, mempertahankan struktur, mempertahankan suhu dan kelembaban tanah, mencegah erosi tanah, menekan pertumbuhan gulma, meningkatkan proses fotosintesa, dan mengurangi penguapan air dan pupuk, pelubang mulsa plastik berdiameter 10 cm yang dipanakan untuk membuat lubang tanam pada mulsa plastik berdasarkan jarak tanam yang ditentukan, tali rafia sebagai pengikat ajir dan batang, pupuk kandang domba untuk memperbaiki sifat fisik tanah serta menambah bahan organik dan unsur hara yang diperlukan tanaman, dolomitkapur pertanianuntuk meningkatkan pH tanah yang diberikan satu bulan sebelum tanam, pupuk anorganik Urea, ZA, SP-36, dan KCL untuk pupuk tunggal dan NPK untuk pupuk majemuk. Prosedur pelaksanaan yang dapat dilakukan adalah: a. Pemetaan dan pengukuran luas kebun. b. Perencanaan denah lokasi kebun, antara lain menentukan lokasi pengairanirigasi, bak penampung air, jalan masuk dan keluar kebun, empat pengumpulan buahhasil panen. c. Pembabatan dan pendongkelan akar pada lahan bersemak belukar. d. Pemotongan pohon menjadi bagian-bagian kecil untuk memudahkan pengangkutan dan pembersihan lahan dari lokasi. e. Pembersihan lahan dari sisa tanaman dan sampah.

3. Persiapan Tanaman

Persiapan tanaman dimulai dengan pemilihan varietas benih tomat yang paling umum digunakan di daerah setempat, karena telah terbukti bahwa varietas tersebut cocok untuk dibudidayakan di lokasi tersebut. Puspitasari, 2006 dalam penelitiannya mengidentifikasi dan mengukur tingkat komersialisasi benih tomat varietas unggul di Bogor menyebutkan bahwa daya simpan buah dan bentuk buah merupakan faktor paling menjadi alasan bagi petani dalam memilih suatu varietas tomat. Selanjutnya faktor yang menjadi pertimbangan adalah faktor produktivitas dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Setelah ditentukan varietas benih yang akan dibudidayakan, perlu dilakukan persiapan persemaian dengan membuat bedengan sepanjang 1.5 m 2 yang dinaungi atap plastik atau rumbia dengan posisi mengahadap ke Timur di lahan tersiolasi yang tidak terlalu jauh dari lahan yang akan ditanami tomat Setiawati, 2001. Setelah lahan siap, kegiatan penyemaian benih dapat dilakukan. Media semaian dapat mengunakan lapisan tanah bawah yang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 dengan tanah yang sebelumnya disterilkan dengan uap air mendidih selama dua jam. Benih kemudian disebar secara merata dan ditutup selama dua hingga tiga hari. Setelah berumur tujuh hingga delapan hari, bibit diletakkan di dalam bedengan persemaian Setiawati, 2001. Tahap selanjutnya adalah melakukan pemeliharaan tanaman di persemaian. 4. Penanaman Penanaman merupakan rangkaian kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan atau areal penanaman hingga tanaman berdiri tegak dan siap