Panen Analisis Usahatani Tomat Berbasis Standar Operasional Prosedur (SOP) di Kecamatan Lembang, Bandung Barat
_________Peluang dan potensi________ Potensi alam
Pertumbuhan penduduk, perekonomian, pendapatan, pendidikan, sektor industri dan
pariwisata peningkatan konsumsi tomat _____________Tantangan__________
Persaingan kualitas dan kontinensi serta kuantitas dan kontinuitas
Fluktuasi produksi
Peningkatan produksi tomat melalui penerapan Standar Operasional Prosedur SOP
Biaya produksi meningkat
Produksi tomat meningkat
Tolak ukur keberhasilan usahatani
Fungsi Produksi Cobb- Douglass
Analisis RC Ratio
Identifikasi faktor pengaruh produksi tomat
Perbandingan sistem usahatani tomat
Analisis Pendapatan Usahatani
Identifikasi pengaruh penerapan SOP
Rekomendasi untuk meningkatkan produksi tomat pendapatan usahatani tomat
Pendapatan dan kesejahteraan petani ?
Efisiensi usahatani tomat
Efektivitas faktor produksi usahatani
tomat
Gambar 6 Kerangka pemikiran operasional analisis usahatani tomat berbasis Standar Operasional Prosedur SOP di Bandung Barat
31
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ditentukan berdasarkan metode Purposive
Sampling dengan pertimbangan bahwa Jawa Barat merupakan sentra produksi yang memiliki kontribusi tertinggi dalam menghasilkan tomat Lampiran 3.
Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu daerah sentra produksi tomat di Jawa Barat Lampiran 2 dengan jumlah produksi terbesar di Jawa Barat
Lampiran 4. Lokasi penelitian dilakukan pada 16 Kelurahan di Kecamatan Lembang. Pengumpulan data dilakukan bulan Mei 2013 sampai dengan Juli 2013.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner
terstruktur yang ditujukan kepada petani tomat di Kecamatan Lembang, Bandung Barat serta beberapa narasumber yang terkait dengan bidang ini. Jenis pertanyaan
yang digunakan dalam kuesioner ialah berupa pertanyaan terbuka. Menurut Nazir 2003, pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa
sehingga responden diberikan kebebasan dalam memberi jawaban sehingga dapat memberikan satu atau lebih jawaban. Kuesioner tersebut mencakup pertanyaan
mengenai karakteristik responden untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi responden di Kecamatan Lembang dan mengenai karakteristik usahatani
tomat sebagai dasar informasi analisis pendapatan usahatani, nilai rasio penerimaan dan biaya RC Ratio, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi tomat.
Tabel 11 Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian
No Jenis data
Sumber data 1
Produksi, luas panen, luas lahan, dan produktivitas tomat
Kementerian Pertanian
2
Pertumbuhan penduduk Indonesia Badan
Pusat Statistik,
Dinas Kependudukan
3 Pengeluaran rumah tangga
Badan Pusat Statistik 4
Pertumbuhan teknologi,
pasar, dan
industri yang
turut meningkatkan
permintaan sayur. Badan Pusat Statistik
5 Karakteristik responden dan karakteristik
usahatani tomat Wawancara dengan penilaian melalui
petani di Kecamatan Lembang 6
Standar Operasional Prosedur budidaya tomat
Direktorat Jenderal Hotikultura, Balai Penelitian dan Pengembangan Sayuran
33 Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi seperti Badan Pusat Statistik,
Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Dinas Kependudukan, Balai Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, website UN Comtrade, serta studi
pustaka lain yang berupa pengumpulan data dari buku, literatur, dan instansi lain yang dapat mendukung dan membantu ketersediaan data. Jenis dan sumber data
yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 12.
Metode Penarikan Sampel
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan usahatani tomat baik secara monokultur maupun polikultur. Penarikan
sampel pada responden petani adalah dengan menggunakan metode Convenience Sampling pada 16 Kelurahan di Kecamatan Lembang dengan mengambil 2-3
orang petani pada masing-masing kelurahan. Pada awalnya, jumlah petani responden adalah sebanyak 33 orang. Selanjutnya seluruh responden yang
diperoleh dikategorikan berdasarkan kriteria yang tercantum pada Lampiran 7. Pada Lampiran 7, disebutkan bahwa petani pelaku usahatani tomat berbasis
Standar Operasional Prosedur SOP adalah petani yang melakukan sedikitnya 21 kriteria 60 persen sesuai dengan standar kriteria yang telah ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Hortikultura. Sedangkan petani pelaku usahatani tomat konvensional adalah petani yang memenuhi kriteria kurang dari 21 kriteria di
bawah 60 persen.
Berdasarkan penerapan kriteria SOP pada Lampiran 8 dan Lampiran 9, diperoleh 15 orang petani kategori SOP, 15 orang petani kategori konvensional,
dan tiga orang petani yang dianggap tidak memenuhi kualifikasi kelayakan persyaratan pemenuhan kriteria di bawah 40 persen. Petani responden yang
dijadikan acuan perhitungan dan pengolahan data dalam penelitian ini adalah 15 orang petani dari masing-masing kategori. Jumlah responden tersebut dinilai
cukup mewakili untuk dilakukannya analisis perbandingan dua jenis usahatani karena etiap anggota populasi dari masing-masing kategori memiliki peluang yang
sama untuk dipilih sebagai contoh dan terjadi kesetaraan.
Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran
umum serta menjelaskan biaya dan penerimaan petani tomat berbasis Standar Operasional Prosedur SOP maupun konvensional di lokasi penelitian yang
diuraikan secara deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis biaya dan pendapatan usahatani, analisis rasio penerimaan dan biaya RC Ratio,
dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tomat berbasis Standar Operasional Prosedur SOP maupun usahatani tomat konvensional. Pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer, yaitu Microsoft Excel 2007 dan program Minitab.
34
Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Tomat 1. Penerimaan Usahatani
Penerimaan terdiri atas penerimaan tunai, penerimaan yang diperhitungkan, dan penerimaan total.Secara matematis, penerimaan dapat dituliskan sebagai
berikut.
9 Keterangan : TR = total penerimaan
Y = output yang dihasilkan dari kegiatan usahatani Py = harga komoditas Y yang dihasilkan
a. Penerimaan tunai usahatani
Penerimaan tunai usahatani didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani namun tidak mencakup pinjaman uang untuk
keperluan usahatani. b.
Penerimaan yang diperhitungkan Penerimaan yang diperhitungkan yaitu penerimaan yang diperoleh dari hasil
produksi yang digunakan sendiri oleh petani namun tetap diperhitungkan kepada orang lain. Penerimaan yang diperhitungkan mencakup nilai produksi yang tidak
dijual secara tunai, melainkan nilai produksi yang dikonsumsi oleh keluarga, produksi yang dijadikan sebagai bibit, serta produksi yang digunakan sebagai
pakan ternak. c.
Penerimaan total usahatani Penerimaan total usahatani adalah penerimaan dalam jangka waktu
biasanya satu tahun atau satu musim, baik yang dijual tunai maupun yang tidak dijual tidak tunai seperti konsumsi keluarga, bibit, pakan ternak.