Tanah yang berada di dekat landfill abu terbang memiliki kandungan C- organik berkisar dari 2,02 sampai 2,72 lebih tinggi dibandingkan dengan
kandungan C-organik pada tanah yang berada di luar landfill yang berkisar dari 1,07 hingga 2,14. Berdasarkan kriteria penilaian sifat kimia tanah oleh BPT
2005, kandungan C-organik pada tanah sekitar landfill PLTU Suralaya tergolong dalam kisaran rendah 1-2 hingga sedang 2,01-3.
Faktor utama yang menyebabkan tanah di sekitar landfill memiliki kandungan C-organik lebih tinggi bukan oleh banyaknya abu terbang yang
tertimbun di tanah, melainkan lebih dipengaruhi oleh banyaknya tanaman yang
tumbuh di atas tanah tersebut Gambar Lampiran 3. Tanah-tanah yang berada
disana ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman mulai dari cover crop berupa vegetasi pionir seperti ceplukan, kirinyuh, rumput cakar ayam, dan asam londo
sampai tanaman pertanian seperti nangka, sukun, dan sejenis palem-paleman. Semakin banyak tanaman yang tumbuh subur di atas tanah, maka proses
dekomposisi komponen organik yang menghasilkan CO
2
dan H
2
O pun akan berlangsung terus menerus dan menyumbangkan banyak bahan organik ke dalam
lapisan tanah. C-organik yang tinggi juga dapat meningkatkan nilai KTK tanah karena
bahan organik yang sudah terlapuk di dalam tanah berada dalam keadaan koloidal, yang berukuran kecil, mempunyai luas permukaan yang lebar, serta adanya
muatan permukaan negatif seperti koloid tanah, sehingga menyebabkan kation- kation dan air dapat melekat atau dijerap yang kemudian dipertukarkan oleh
kation yang terdapat dalam larutan tanah.
4.2.4. Basa-basa K, Na, Ca, Mg dan Kejenuhan Basa
Abu terbang diketahui memiliki jumlah kation-kation basa seperti Kalsium Ca, Magnesium Mg, Kalium K, dan Natrium Na yang tinggi. Ca
merupakan kation yang terdapat dalam abu terbang dalam jumlah paling tinggi dibandingkan tiga kation basa yang lain. Berdasarkan hasil analisis pada tanah
yang terpengaruh abu terbang, Ca merupakan basa yang konsentrasinya paling tinggi di dalam tanah yang berada di dekat maupun di luar landfill. Menurut BPT
2005, kandungan Ca di kedua lokasi tergolong sedang dengan kisaran dari 6,87
cmolkg sampai 8,48 cmolkg pada tanah di dekat landfill dan 5,85 cmolkg hingga 8,56 cmolkg pada tanah di luar landfill.
Tingginya Ca yang dikandung oleh abu terbang dapat dipengaruhi oleh tipe abu terbang itu sendiri. Dikenal 2 jenis abu terbang, yaitu abu terbang kelas C
dan kelas F. Abu terbang kelas C memiliki kandungan kapur yang tinggi CaO dan MgO 15, sedangkan kelas F memiliki kandungan kapur yang lebih rendah
dibandingkan kelas C CaO dan MgO 15 Haynes, 2009. Keberadaan Ca juga berpengaruh terhadap aktivitas mikroba tanah dan pH tanah serta
perkembangan jaringan tanaman. Begitu pula dengan Mg yang merupakan kation basa dengan jumlah
tertinggi kedua setelah Ca. Tingginya Mg yang dikandung oleh tanah juga bergantung dengan tipe abu terbang C dan F. Jumlah Mg yang dikandung oleh
tanah di dekat landfill tergolong tinggi yaitu sebesar 2,89 cmolkg hingga 3,96 cmolkg tanah. Begitu pula dengan Mg yang dikandung oleh tanah di luar landfill
sebesar 2,30 cmolkg hingga 2,81 cmolkg tanah. Dengan tingginya kandungan Ca dan Mg pada batubara, maka tidak perlu lagi dilakukan pengapuran dalam
kegiatan budidaya pertanian karena kation basa Ca dan Mg dalam tanah dapat menekan kejenuhan ion Al dan Fe pada larutan tanah.
Kalium juga merupakan kation basa yang kandungannya cukup tinggi setelah Ca dan Mg pada abu terbang. Kandungan K pada tanah yang terpengaruh
abu terbang berkisar dari rendah 0,1-0,2 cmolkg hingga tinggi 0,5-1,0 cmolkg. Nilainya sebesar 0,47 cmolkg hingga 0,71 cmolkg tanah pada tanah di
dekat landfill dan 0,17 cmolkg hingga 0,49 cmolkg tanah pada tanah di luar landfill. Pada lapisan atas 0-10 cm, tanah di dekat landfill mengandung K 0,71
cmolkg lebih tinggi dibandingkan lapisan atas tanah di luar landfill 0,32 cmolkg.
Natrium merupakan kation basa yang jumlahnya paling sedikit terdapat di tanah sekitar landfill. Kadarnya pada tanah tergolong rendah 0,1-0,3 cmolkg
hingga sedang 0,4-0,7 cmolkg. Tanah di dekat landfill memiliki kandungan Na antara 0,39 cmolkg hingga 0,47 cmolkg dan 0,29 cmolkg hingga 0,60 cmolkg
pada tanah yang berada di luar landfill. Lapisan atas tanah 0-10 cm di dekat
landfill mengandung Na 0,47 cmolkg lebih kecil dibandingkan kandungan Na tanah di luar landfill 0,60 cmolkg.
Kejenuhan basa pada tanah yang berada di dekat landfill maupun di luar landfill tergolong tinggi 51-70 hingga sangat tinggi 70. Tanah di dekat
landfill memiliki kejenuhan basa tanah berkisar dari 67,53 hingga 82,01, sedangkan tanah di luar landfill memiliki kejenuhan basa sebesar 70,43 hingga
97,05. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan kation-kation basa dapat dipertukarkan seperti Ca, Mg, K, dan Na pada tanah di kedua lokasi tersebut
sangat tinggi sehingga dapat menggantikan kedudukan hidrogen yang mengakibatkan kemasaman pada tanah. Namun, pada tanah di sekitar PLTU
Suralaya yang bersifat masam, diperkirakan bahwa tingginya kejenuhan basa pada tanah tersebut diakibatkan oleh tingginya kandungan basa-basa bebas yang
berasal dari partikel abu terbang tidak terlapuk di dalam tanah.
4.2.5. N-total