Potensi dan Pemanfaatan Abu Terbang untuk Pertanian

sebagian berongga cenospheres dan lainnya terisi oleh partikel amorf dan kristal-kristal yang lebih kecil plerospheres. Fraksi cenospheres merupakan bagian terbanyak dalam abu terbang khususnya pada fraksi sangat halus Basu et al., 2009 dalam Hayati, 2010. Gambar 1. Struktur Mikro Abu Terbang. atas Scanning Electron Microscopy perbesaran 4000x, bawah Scanning Electron Microscopy perbesaran 1000x. Ardha, 2006

2.5. Potensi dan Pemanfaatan Abu Terbang untuk Pertanian

Abu terbang dapat digunakan untuk tujuan pengapuran karena mengandung CaO dan MgO. Kemampuan pengapuran atau daya netralisasi abu terbang mempunyai variasi yang besar tergantung pada sumber abu dan proses pelapukan. Daya netralisasi abu terbang berkorelasi negatif dengan kandungan Fe dan Si serta berkorelasi positif dengan Ca dan Mg Haynes, 2009. Sengupta 2002 juga mengemukakan bahwa abu terbang dapat digunakan sebagai soil conditioner untuk meningkatkan daya hantar hidrolik, porositas, dan kapasitas memegang air pada tanah-tanah masam. Pengaplikasian abu terbang juga memberikan sumber hara esensial bagi tanaman seperti Ca, Mg, K, P, Fe, Cu, Zn, dan Mn. Abu terbang telah berhasil diaplikasikan pada kondisi agroklimat dan jenis tanah yang berbeda di beberapa negara bagian India dengan dosis yang berbeda. Menurut Wasim 2005, abu terbang juga memiliki potensi yang besar dan memberikan keuntungan dalam menurunkan bobot isi, memperbaiki tekstur tanah, meningkatkan kapasitas memegang air tanah, merubah pH tanah, meningkatkan hasil produksi, dan sebagai penambah unsur-unsur hara mikro seperti Fe, Zn, Cu, Mo, B, dan lain-lain serta unsur-unsur hara makro seperti K, P, Ca, dan lain-lain. Abu terbang juga dapat digunakan pada tanaman ladang dan sayuran, kehutanan, reklamasi dari lahan tercemar, dan digunakan pada tanah alkali salin yang tererosi pada zona kering. Abu terbang dapat meningkatkan bobot kering polong pada tanaman kacang tanah Subagyo, 1989 dalam Lestari et al., 2004 dan meningkatkan diameter batang pada anakan sengon Budianti, 1998 dalam Lestari et al., 2004. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai bahan baku penetral pH pada air asam tambang batubara Abidin dan Setiadi, 1996 dalam Lestari et al., 2004. Lestari et al., 2004 juga melaporkan bahwa pemberian abu batubara dalam dosis yang rendah 2 pada tanah dapat meningkatkan kandungan unsur hara dalam tanah hingga menjadi lebih baik. Pemberian abu batubara menunjukkan respon yang cukup baik untuk diameter batang, tinggi tanaman, dan bobot kering tajuk terutama pada abu dasar dengan dosis 2 dan abu terbang dengan dosis 1. Abu terbang telah banyak digunakan untuk budidaya tanaman pangan di India seperti gandum, jagung, kentang, kacang kedelai, kacang tanah, kapas, tebu, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Efek residunya juga dapat meningkatkan hasil tanaman 20-50 tanpa adanya logam berat dan radioaktivitas dalam tanah, badan air, dan produksi tanah Sengupta, 2002. Selain itu, Putri 2008 menginformasikan bahwa konversi abu terbang batubara menjadi zeolit dan adsorben merupakan contoh lain pemanfaatan efektif dari abu terbang batubara bagi bidang pertanian. Keuntungan adsorben berbahan baku abu terbang batubara adalah biaya yang murah. Adsorben ini juga dapat digunakan baik untuk pengolahan limbah gas maupun limbah cair. Abu terbang batubara dapat dipakai secara langsung sebagai adsorben atau dapat juga melalui perlakuan kimia dan fisik tertentu sebelum menjadi adsorben. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ramadina 2003, penambahan abu terbang dengan dosis 5, 10, 15, dan 25 tonha pada tanah gambut dapat meningkatkan pH dan basa-basa secara nyata. Kadar unsur-unsur dalam filtrat pada percobaan dengan metode Batch dan perkolat pada percobaan leaching test tidak melebihi ambang batas kriteria mutu air untuk mengairi pertanaman kelas II yang terdapat dalam PP No. 82 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Limbah abu terbang banyak dimanfaatkan oleh Jepang sebagai amelioran seperti zeolit buatan. Bahan-bahan magnetis dan besi dalam contoh dipisahkan dengan menggunakan High Intensity Wet Separator HIWS karena komponen tersebut tidak dibutuhkan untuk sintesa zeolit buatan. Sintesa zeolit buatan dilakukan dengan cara mereaksikan limbah abu terbang dengan NaOH pada beragam konsentrasi 1-4 M dan waktu reaksi dengan mempertahankan temperatur reaksi pada 100 o C. Zeolit buatan terbukti memiliki nilai Kapasitas Tukar Kation KTK dan daya serap terhadap ion-ion logam berat lebih tinggi daripada zeolit alam Sembiring dan Suwardi, 1997. Abu terbang masih sangat potensial untuk dikembangkan pada produk pertanian yang dapat dimakan, namun perlu diterapkan beberapa faktor dalam pemanfaatannya, seperti batas asupan logam berat per hari yang diperbolehkan, pengembangan pemanfaatan abu terbang lebih diutamakan pada tanaman penghasil biji dan tanaman penghasil minyak, serta penggunaan kultivar yang memiliki kemampuan rendah dalam mengakumulasi logam berat Hayati, 2010.

III. METODOLOGI PENELITIAN