Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Suralaya

batubara dianggap lebih efisien dibandingkan dengan pemakaian minyak bumi yang harganya terus meningkat sedangkan cadangannya semakin berkurang. Selain tersebar merata di seluruh dunia, batubara merupakan bahan yang siap dieksploitasi secara ekonomis karena terdapat dalam jumlah yang banyak, sehingga menjadi bahan bakar yang paling lama dapat menyokong kebutuhan energi dunia Kartika, 2009. Batubara memiliki sifat yang heterogen. Apabila dibakar, senyawa anorganik yang ada diubah menjadi bentuk senyawa oksida yang berukuran butir halus berbentuk abu. Abu ini merupakan kumpulan dari bahan pembentuk batubara yang tidak terbakar non combustible materials atau yang dioksidasi oleh oksigen. Pembakaran batubara yang dimanfaatkan sebagai energi panas pada PLTU akan menghasilkan abu yang terpisah. Abu batubara tersebut terdiri atas abu terbang dan abu dasar bottom ash sekitar 5-10. Persentase masing-masing abu yang dihasilkan adalah abu terbang sebesar 80-90 dan abu dasar sebesar 10- 20 Sukandarrumidi, 2006. Prijatama dan Sumarnadi 1996 mengatakan penggunaan batubara selain menghasilkan energi juga menghasilkan limbah dalam bentuk gas dan padatan. Gas buangan sisa pembakaran seperti SO 3 , NOx, atau CO 2 akan langsung terbang ke udara, sedangkan limbah lainnya berupa abu batubara yang terdiri dari abu terbang dan abu dasar akan lebih sulit penanganannya karena merupakan bahan padat yang tidak mudah larut atau menguap. Apabila tidak ditangani dengan baik, limbah batubara tersebut dapat mencemari lingkungan dan berpengaruh buruk terhadap kesehatan.

2.3. Tinjauan Umum Abu Terbang

Abu terbang adalah bubuk halus dan ringan bagian dari abu bakar yang diambil dari campuran gas tungku pembakaran yang menggunakan bahan bakar batubara pada pusat pembangkit listrik tenaga uap. Sifat kimia abu terbang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut bergantung pada bahan induk batubara yang dipergunakan, efisiensi dari pulverisasi, suhu pembakaran tergantung pada jenis tungku yang digunakan untuk pembakaran batubara, dan cara pengendapan abu dari gas pembakaran Supriyono dan Sutopo, 1994.